0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
89 tayangan

Praktek Modul Cisco Static Routing

Modul ini membahas tentang konfigurasi static routing pada jaringan Cisco. Tujuannya adalah memahami konsep subnetting dan melakukan konfigurasi static routing pada Cisco router. Terdapat penjelasan tentang peralatan yang dibutuhkan, dasar teori static routing, contoh desain jaringan, dan langkah-langkah setting IP address, tabel routing, dan interface pada Cisco router.

Diunggah oleh

someoneLovesBlack
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
89 tayangan

Praktek Modul Cisco Static Routing

Modul ini membahas tentang konfigurasi static routing pada jaringan Cisco. Tujuannya adalah memahami konsep subnetting dan melakukan konfigurasi static routing pada Cisco router. Terdapat penjelasan tentang peralatan yang dibutuhkan, dasar teori static routing, contoh desain jaringan, dan langkah-langkah setting IP address, tabel routing, dan interface pada Cisco router.

Diunggah oleh

someoneLovesBlack
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 7

MODUL

CISCO STATIC ROUTING



I. Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep subnetting.
2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing.
3. Mahasiswa memahami penggunaan perintah di Cisco.

II. Peralatan Yang Dibutuhkan
1. Cisco router
2. Beberapa Komputer sebagai host.
3. NIC Card (Kartu J aringan) yang terpasang di masing masing komputer.
4. Hub/Switch sebagai penghubung jaringan.
5. Kabel jaringan secukupnya.

III. Dasar Teori
Gambar 1 berikut ini merupakan ilustrasi perubahan alamat paket dari hop ke
hop sampai data ke tujuan.

Gambar 1 Ilustrasi Perubahan Alamat Paket Hop demi Hop

J adi yang berubah hanya MAC Address, sedangkan nomor IP selalu sama.

Default Gateway
Router adalah komputer general purpose (untuk tujuan yang lebih luas) dengan
dua atau lebih interface jaringan (NIC Card) di dalamnya yang berfungsi
hubungan 2 jaringan atau lebih, sehingga dia bisa meneruskan paket dari satu
jaringan ke jaringan yang lain.
Untuk jaringan kecil, interface-nya adalah NIC Card, sehingga router
mempunyai 2 NIC atau lebih yang bisa menghubungkan dengan jaringan lain.
Untuk LAN kecil yang terhubung internet, salah satu interface adalah NIC card,
dan interface yang lain adalah sembarang hardware jaringan misal modem untuk
leased line atau ISDN atau koneksi internet ADSL yang digunakan.
Router bisa dibuat dari komputer yang difungsikan sebagai router, jadi tidak
harus hardware khusus misalnya cisco router .
Default gateway dari suatu jaringan merupakan sebuah router yang digunakan
untuk meneruskan paket-paket dari jaringan tersebut ke jaringan yang lain.

Biasanya LAN dikonfigurasi hanya mengetahui LAN miliknya dan default
gateway-nya. J ika dalam suatu LAN tidak ada default gateway-nya maka LAN
tersebut tidak bisa terkoneksi dengan jaringan lainnya.
J adi supaya dapat melakukan routing maka setting/Konfigurasi jaringan perlu
ditambahkan satu lagi yaitu default gateway.
Sekarang ada tiga parameter yang penting pada setting/konfigurasi jaringan
yaitu :
1. IP Address
2. Netmask
3. Default Gateway.

Tabel Routing
Supaya router bisa melayani permintaan untuk meneruskan pengiriman data,
maka router harus mempunyai tabel yang dipakai sebagai patokan data ini harus
saya kirim ke jaringan yang mana? Tabel yang dipunyai oleh router disebut
sebagai tabel routing yang berisi NETID dan Default gatewaynya.

Gambar 2 Contoh desain jaringan dengan dua subnet

Berdasarkan gambar 2, berikut ini adalah skenario pengiriman data dari
komputer 192.168.1.5 ke komputer 192.168.2.36 :
1. Komputer 192.168.1.5 ingin mengirim data ke 192.168.2.36, menyadari
bahwa alamat tujuan tidak berada di jaringan lokal, maka komputer mencari
daftar default gateway pada property TCP/IP yaitu 192.168.1.13. Paket
data kemudian dikirim ke Gateway tersebut.
2. Pada komputer 192.168.1.13 paket data tersebut kembali diperiksa, dan
ditemukan pada tabel routing bahwa paket tersebut dapat dikirim ke jaringan
192.168.2 lewat IP 192.168.2.43
3. Via IP 192.168.2.43 akhirnya data dapat ditransmisi ke tujuan yaitu
192.168.2.36

Router yang mempunyai tabel routing yang dikelola secara manual disebut
sebagai static routing. Tabel tersebut berisi daftar jaringan yang dapat dicapai
oleh router tersebut.

Static routing dapat mempelajari jaringan yang berada di sekelilingnya secara
terbatas (bila hanya 2 jaringan), tapi bila terdapat banyak jaringan, maka
administrator harus mengelola tabel routing tersebut secara cermat.

Contoh table routing :
Destination Gateway Netmask Interface
10.252.108.0 0.0.0.0 255.255.255.0 eth0
0.0.0.0 10.252.108.1 0.0.0.0 eth0

Setting kabel serial interface
Tentukan dahulu yang mana DTE dan DCE. Lihat gambar berikut :








Gambar 3 DCE dan DTE cable

Atau juga bisa dicek dengan perintah (dalam hal ini pada R1):
Rout er # show cont r ol l er s ser i al 0/ 1/ 0
. . . . . .
V. 35 DCE Cabl e
. . . . . .

Setelah itu setting IP address dan berikan clock rate hanya pada DCE cable yang akan
memberikan clocking sinyal.
Rout er # conf i gur e t er mi nal
Rout er ( conf i g) # i nt er f ace ser i al 0/ 1/ 0
Rout er ( conf i g- i f ) # i p addr ess 192. 168. 2. 1 255. 255. 255. 0
Rout er ( conf i g- i f ) # cl ock r at e 64000
Rout er ( conf i g- i f ) # no shut down

Setting Router RIP
Untuk setting pada konfigurasi berbasis routing RIP, maka yang dimasukkan hanya
jaringan yang terhubung langsung, misal pada R1, yang dimasukkan adalah jaringan
192.168.1.0/24 dan 192.168.2.0/24

Konfigurasi pada R1 :
Rout er # conf i gur e t er mi nal
Rout er ( conf i g) # i p r out e 192. 168. 3. 0 255. 255. 255. 0 192. 168. 2. 2
Rout er ( conf i g) # i p r out e 192. 168. 4. 0 255. 255. 255. 0 192. 168. 2. 2
Rout er ( conf i g) # exi t

Cek konfigurasi
Untuk mengecek konfigurasi yang telah dibuat, dan menguji apakah semua router
sudah dalam keadaan konvergen, maka dapat dicek sebagai berikut :

Router#showiproute
Codes:Cconnected,Sstatic,IIGRP,RRIP,Mmobile,BBGP
DEIGRP,EXEIGRPexternal,OOSPF,IAOSPFinterarea
N1OSPFNSSAexternaltype1,N2OSPFNSSAexternaltype2
E1OSPFexternaltype1,E2OSPFexternaltype2,EEGP
iISIS,L1ISISlevel1,L2ISISlevel2,iaISISinterarea
*candidatedefault,Uperuserstaticroute,oODR
Pperiodicdownloadedstaticroute

Gatewayoflastresortisnotset

C192.168.1.0/24isdirectlyconnected,FastEthernet0/0
C192.168.2.0/24isdirectlyconnected,Serial2/0
S192.168.3.0/24[1/0]via192.168.2.2

S192.168.4.0/24[1/0]via192.168.2.2
S192.168.5.0/24[1/0]via192.168.2.2


Keterangan :
S : untuk static routing.
Untuk menuju ke jaringan 192.168.3.0/24 dapat melalui gateway 192.168.2.2
Untuk menuju ke jaringan 192.168.4.0/24 dapat melalui gateway 192.168.2.2



IV. Tugas Pendahuluan
1. J elaskan apa yang dimaksud dengan router !
2. Buat secara manual, konfigurasi jaringan dan tabel routing pada gambar 4.
IP address anda tentukan sendiri sesuai dengan netID yang diberikan.

V. Percobaan
1. Bangunlah jaringan sederhana seperti pada gambar 3.



Gambar 4. Konfigurasi jaringan untuk Static Routing


A. Setting untuk Client
1. Setting ip untuk client
# i f conf i g et h0 192. 168. 1. 2 net mask 255. 255. 255. 0
Tambahkan default gateway untuk PC client
# r out e add net def aul t gw 192. 168. 1. 1

Lakukan hal yang sama untuk PC Client yang lainnya.


B. Setting untuk Cisco Router
1. Setting pada Cisco Router
a. Nyalakan perangkat CISCO
b. Tunggu hingga proses booting perangkat CISCO selesai
c. Siapkan aplikasi minicom dengan setting 9600 8 N 1

















Gambar 5. Setting dengan minicom (minicom s)

d. Setting ip address pada masing-masing interface
Router 1 :
Cont i nue wi t h conf i gur at i on di al og? [ yes/ no] : no

Rout er #conf t
Rout er ( conf i g) #interface fastEthernet 0/0
Rout er ( conf i g- i f ) #i p addr ess 192. 168. 1. 1 255. 255. 255. 0
Rout er ( conf i g- i f ) #no shut down
Rout er ( conf i g- i f ) #exi t

Rout er ( conf i g) #interface serial 2/0
Rout er ( conf i g- i f ) #i p addr ess 192. 168. 2. 1 255. 255. 255. 0
Rout er ( conf i g- i f ) #clock rate 64000 => sebagai DCE
Rout er ( conf i g- i f ) #no shut down
Rout er ( conf i g- i f ) #exi t

Router 2:
Cont i nue wi t h conf i gur at i on di al og? [ yes/ no] : no

Rout er #conf t
Rout er ( conf i g) #interface serial 2/0
Rout er ( conf i g- i f ) #i p addr ess 192. 168. 3. 1 255. 255. 255. 0
Rout er ( conf i g- i f ) #no shut down
Rout er ( conf i g- i f ) #exi t

Rout er ( conf i g) #interface serial 3/0
Rout er ( conf i g- i f ) #i p addr ess 192. 168. 4. 1 255. 255. 255. 0
Rout er ( conf i g- i f ) #no shut down
Rout er ( conf i g- i f ) #clock rate 64000 => sebagai DCE
Rout er ( conf i g- i f ) #exi t


Rout er ( conf i g) #interface fastEthernet 0/0
Rout er ( conf i g- i f ) #i p addr ess 192. 168. 2. 2 255. 255. 255. 0
Rout er ( conf i g- i f ) #no shut down
Rout er ( conf i g- i f ) #exi t

Router 3:
Cont i nue wi t h conf i gur at i on di al og? [ yes/ no] : no

Rout er #conf t
Rout er ( conf i g) #interface fastEthernet 0/0
Rout er ( conf i g- i f ) #i p addr ess 192. 168. 5. 1 255. 255. 255. 0
Rout er ( conf i g- i f ) #no shut down
Rout er ( conf i g- i f ) #exi t

Rout er ( conf i g) #interface serial 2/0
Rout er ( conf i g- i f ) #i p addr ess 192. 168. 4. 2 255. 255. 255. 0
Rout er ( conf i g- i f ) #no shut down
Rout er ( conf i g- i f ) #exi t
Rout er ( conf i g) #

e. Setting table routing pada masing-masing Router
Router 1:
Rout er #conf t
Rout er ( conf i g) #i p r out e 192. 168. 3. 0 255. 255. 255. 0 192. 168. 2. 2
Rout er ( conf i g) #i p r out e 192. 168. 4. 0 255. 255. 255. 0 192. 168. 2. 2
Rout er ( conf i g) #i p r out e 192. 168. 5. 0 255. 255. 255. 0 192. 168. 2. 2
Rout er ( conf i g) #exi t

Router 2:
Rout er #conf t
Rout er ( conf i g) #i p r out e 192. 168. 1. 0 255. 255. 255. 0 192. 168. 2. 1
Rout er ( conf i g) #i p r out e 192. 168. 5. 0 255. 255. 255. 0 192. 168. 4. 2
Rout er ( conf i g) #exi t
Rout er #

Router 3:
Rout er #conf t
Rout er ( conf i g) #i p r out e 192. 168. 1. 0 255. 255. 255. 0 192. 168. 4. 1
Rout er ( conf i g) #i p r out e 192. 168. 2. 0 255. 255. 255. 0 192. 168. 4. 1
Rout er ( conf i g) #i p r out e 192. 168. 3. 0 255. 255. 255. 0 192. 168. 4. 1
Rout er ( conf i g) #exi t

NB:
Perhatikan kabel DCE dan DTE, untuk mengecek gunakan perintah :
Rout er # show cont r ol l er s ser i al 0/ 1/ 1


C. Tes konfigurasi dan koneksi, catat hasilnya
1. Dari Cisco router
a. Cek tabel routing :
Rout er # show i p r out e

b. Cek ip address
Rout er # show i p i nt er f ace br i ef

2. Dari PC Client yang pertama :
a. Lakukan ping dan traceroute ke :

IP gateway : 192.168.1.1
IP NetID yang lain : 192.168.4.2
IP PC Client yang lain : 192.168.3.2 dan 192.168.5.2


VI. Laporan Resmi
1. Tulis hasil percobaan dan analisa hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai