0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
233 tayangan34 halaman

Bab Ix Uap

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 34

142

BAGIAN IX
UAP


Pada sistem isothermal, jumlah zat (n) dan temperatur adalah konstan, sehingga
persamaan :
P. V = n . R . T
V
nRT
P =
V
a
P = , dengan a = n. R. t = konstan

Contoh pada Silinder yang diisi uap, piston didorong ke bawah pelan-pelan (suhu
dijaga konstan).
Berikut diagramnya,

V
T1
T2
T3
Tc = suhu kritis
Pc = tekanan kritis
Y
x
Cair
) 1 (T
S
P
) 2 (T
S
P
P











Keterangan:
x = keberadaan uap dapat diabaikan (cair incompressible fluent)
y = campuran uap dan air (keadaan jenuh / saturated equilibrium)
tekanan tetap karena pada awalnya molekul uap berdesakan
tapi sebagian uap akan mengembun sehingga akan kembali longgar.
z = uap
P
s
,

= tekanan uap jenuh
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

143
Pc CO2 = 200 atm

Untuk mendapatkan Jasmine oil (yang kandungannya dalam melati < 1%) harus
dilakukan ekstraksi. Urutannya :
solvent melati solvent + Jasmine oil purifikasi (destilasi)
Jasmine oil


solvent titik didih rendah diuapkan

Viskositas rendah

Mahal, karena:
Harus mendifusi ke dalam melati 1. perlu energi/panas
mahal dan menarik Jasmine oil 2. saat merancang
menara destilasi,
diharapkan solvent
dapat kembali
menjadi bahan baku
tidak mungkin
karena pasti banyak
yang hilang.










Fisika Dasar Teknik 2\Uap

144
Cara lain:
2) tidak ada bahan yang hilang
1) lebih praktis
Kebaikan:
Supercritical extraction
Diameter ~ tebal
Penampung
gas
pipa





Prinsip proses pengepresan (dilakukan pada titik kritis)

9.1 Kesetimbangan Uap-Cair
Besarnya tekanan uap jenuh (P
S
) dipengaruhi oleh suhu.
Beberapa persamaan yang menyatakan P
S
(T) tersedia di
pustaka, antara lain;
1. Clausius-Clapeyron

To T R
H
Po
P
S
S
1 1
ln
dengan
P
S
= tekanan uap jenuh pada suhu T
P
0
S
= tekanan uap jenuh pada suhu T
0

H = panas penguapan
2. Antoine
C T
B
- A P ln
S
+
=
dengan
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

145
ABC = konstanta (di pustaka)
T > PS >
T < PS <

Contoh :
Tekanan uap bahan A pada suhu Ta adalah P
A
S
Kondisi bahan A

Suhu Tekanan Kondisi
Ta P
A
S
Jenuh (cair jenuh, uap jenuh atau campuran cair-uap)
Ta P
A
S
uap lewat jenuh (superheated)
Ta P
A
S
cair (subcooled liquid)
> Ta P
A
S
uap lewat jenuh
< Ta P
A
S
cair



Untuk sistem berupa campuran



Tekanan total = P
A
Gas B

Cair
Uap
Uap A+








9.2. Hukum Dalton

P = P
A
+ P
B

P
A
= Y
A
. P
Keterangan:
P = tekanan total
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

146
PA = tekanan parsial A
PB = tekanan parsial B
YA = fraksi mol A di fasa uap
=
B mol A mol
A mol
+


Pada sistem kesetimbangan campuran, juga terjadi hal yang
sama dengan system kesetimbangan senyawa murni:
A akan menguap/mengembun sampai tekanan parsial A di fase
uap = PA
S
,

(tekanan uap jenuh pada suhu system)
Pada keadaan tersebut:

P
P
Y
S
A
A =

Bila uap murni maka YA = 1, bukan
murni YA < 1

P
A
= PA
S
,

= Y
A
. P


Jika PA > PA
S
,

sebagian A akan mengembun,
sampai PA = PA
S
,


PA < PA
S
,

sebagian A akan menguap, sampai
PA = PA
S
,



Contoh sistem uap-cair H2O:





Udara
+
Uap H2O

H2O cair

Kelarutan udara dalam air sangat kecil sehingga fase cair dapat
dianggap sebagai H2O murni.

Fisika Dasar Teknik 2\Uap

147
Contoh 9.1 :
tekanan total system P = 80 cmHg. Pada suhu sistem, tekanan
uap murni air PH2O
S
,

= 20 cmHg

a. jika fraksi mol H2O di udara : YH2O = 0,1
tekanan parsial H2O di udara PH2O = YH2O . P
= 0,1 . (80 cmHg)
= 8 cmHg
Diketahui:
PH2O
S
,

= 20 cmHg
PH2O < PH2O
S
,

sebagian H2O akan
menguap

b. jika fraksi mol di udara = 0,3 = YH2O
PH2O = 0,3 (80) = 24 cmHg
PH2O > PH2O
S
,

sebagian H2O akan mengembun
Catatan:
1. humidity) (relative RH 100% x
O PH
O PH
S
2
2
=

2. (kecepatan pengembunan) ~ (PH2O PH2O
S
,

)
(kecepatan penguapan) ~ (PH2O
S
,

PH2O)
Kaedah umum:

~
Kecepatan
perpindahan massa
selisih antara kondisi
system dengan kondisi
setimbangnya




Fisika Dasar Teknik 2\Uap

148

Contoh 9.3 :

UAP
A
Uap A (dapat dianggap
mengikuti EOS gas ideal) dalam
sebuah silinder yang dilengkapi
piston bersuhu 27C, tekanan
1,1 atm dan volume mula-mula 5
L. Piston ditekan pada suhu
tetap dengan volume silinder
menjadi 2 L. Tekanan uap
(jenuh) A pada 27C = 2 atm.
a. Hitung tekanan uap A pada saat volume silinder 2 L !
b. Berapa % uap A yang mengembun?

Penyelesaian :
a. T1 = 300 K
P1 = 1,1 atm
V1 = 5 L
Hukum Boyle-Gay Lussac:
2 1
2
2 2
1
1 1.
T T ,
T
V . P
T
V P
= =
(SALAH) atm 2,75
2
5 1,1.

V
V P
P
2
1 1.
2 = = =
Salah, karena sistem tidak mungkin mencapai tekanan >
tekanan uap jenuh pada suhu itu (PA
S
,

= 2 atm)
Jawaban yang benar, saat V = 2 L, tekanan uap A = 2 atm.

b. Berapa % uap A yang mengembun?
Jumlah mol mula-mula:
1
1 1.
1
T R.
V P
n =
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

149
Jumlah mol setelah pengembunan:
2
2 2.
2
T R.
V P
n =

0,727
1

2 2.
5 1,1.

V P
T R.
x
T R.
V P

n
n
2 2.
2
1 .
1 1.
2
1
= = =
72,7% 0,727
n
n
1
2
= =
Uap mengembun = (100 72,7) % = 27,3%


Contoh 9.3 :
Pada suhu 27C, tekanan uap A 0,4 atm, sedang pada 127C
nilainya 4 atm. Perkirakan tekanan uap A pada 87C.
Penyelesaian :
Diketahui : T1 = 300 K T2 = 400 K
PA1 = 0,4 atm PA2 = 4 atm
Ditanyakan : PA3 jika T3 = 350 K

Jawab :

1 2 1
2
T
1
T
1
PA
PA
ln
R
H

300
1
400
1
0,4
4
ln
R
H

=
1200
1
. 10 ln
R
H

2763,1 10 ln . 1200 = =
R
H

1 3 1
3
T
1
T
1
PA
PA
ln
R
H

1800
6 - 5
2763,1 -
300
1
360
1
1 , 2763
0,4
PA
ln
3

1800
1 , 2763
0,4
PA
ln
3
=


Fisika Dasar Teknik 2\Uap

150
64 , 4
0,4
PA
535 , 1
0,4
PA
ln
3 3
= =



PA
3
= 1,857 atm

Analisis:
1. tanpa teori (interpolasi linier murni)
( ) 1 2
1 2
1 3
1 3
1 2
1 2
1 3
1 3
Y - Y .
X - X
X - X
Y Y
X - X
Y - Y

X - X
Y - Y

+ = =
( ) 1 2
1 2
1 3
1 3 P - P .
T - T
T - T
P P

+ =
( ) atm 56 , 2 0,4 - 4 .
300 - 400
300 - 360
0,4 P


3 =

+ =

X3,Y3
X2,Y2
X1,Y1
Y






X
2. dengan teori: misal, Claussius-Clopeyron

C T
B
- A P ln
S
+
=
T2 . P2
C T
B
- A P ln
2
S
2
+
=
T1 . P1
C T
B
- A P ln
1
S
1
+
=

1 2 1
2
T
1
T
1
B
P
P
ln
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

151

=
300
1
400
1
0,4
4
ln
T
1
T
1
P
P
ln
B
1 2
1
2

B = - 2763


2
2
T
1
B. - P ln A =
8,2938
400
1
2763. 0,4 ln A = + =
Jadi,
T
2763
- 8,2938 P ln =
T
3
= 360,
360
2763
- 8,2938 P ln 3 =

P
3
= 1,86 atm (Jauh beda, sehingga yang benar adalah yang
dengan teori)















Fisika Dasar Teknik 2\Uap

152
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

Contoh 9.4 :

Total = 200 gr mol / jam YA = 10%
Mol = 0,1 T masuk = 100C
PA
S
,

= 0,02 atm T keluar = 45C
Udara (79% N2, 21 O2) yang mengandung uap A didinginkan
untuk mengembunkan A. Hitung jumlah embunan A yang
diperoleh (gr mol / jam)

Penyelesaian :
Udara (79% N2, 21% O2) yang mengandung uap A didinginkan
untuk mengembunkan sebagian uap A. Gas masuk (udara + A)
sejumlah 200 mol/jam, mengandung uap A 10% mol. Tekanan
sepanjang pipa dapat dianggap tetap 1 atm. Suhu gas keluar
45C. Tekanan uap murni A pada 45C adalah 0,02 atm. Ingin
dicari embunan yang diperoleh tiap jam.


Analisis:
Udara
+
Uap A
P total konstan 1 atm
Air pendingin
Udara
+
Sisa uap A
Embunan
A
153
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

Umpan 200 mol/jam
mol/jam 180 200 x
90
udara = =
100




mol/jam 20 200 x
100
10
A uap = =

A)cair = (PA) gas (P
PA = YA . P
udara) (A mol
A mol
02 , 0
atm 1
a 0,02

P
Y
A
= =
tm
P
A
+
=

umlah udara keluar = jumlah udara masuk


J
= 180 mol/jam
udara jumlah x
A mol
udara A terbawa uap Jumlah =
udara mol


udara mol x
A mol - udara) (A mol
A mol

+
=

udara jumlah x
udara) (A mol
A mol
- 1
udara) (A mol
A mol

+
+
=
udara jumlah x
Y - 1
Y

A
A
=


mol/jam 180 x
0,02 - 1
0,02
=
= 3,67 mol/jam

Gas
Udara + A
Cair
A

A = YA
= 1

A + udara
Udara = 1- YA

Fisika Dasar Teknik 2\Uap

154
Udara + uap H
2
O
T
S
2
O (kadar uap H
2
O)
(suhu)
YH
NH O p
2
ua an = laju peng
Mengandung H
2
O
Padat
basah
NH
2
O
Embunan yang diperoleh = uap A masuk uap A keluar
am
= 20 - 3,67
= 16,33 mol/j
% 81,65 100% x
16,33
Persen = =
20
terambil yang A

Bagaimana meningkatkan persen A terambil??
a.
YA uapA keluar
b.
uap A keluar embunan A
resi
c.

Contoh 9.5
Menurunkan suhu
T PA
embunanA %terambil
namun, biaya pendinginan naik
Menaikkan tekanan
P YA
% terambil PA tetap.
Namun perlu biaya komp
Kombinasi a dan b
:
ari-hari menunjukkan bahwa udara (terdiri dari
eringan??

Jika kadar H2O pada padatan cukup

Kegiatan seh
udara dan uap H2O) yang bersuhu lebih tinggi bisa
mengeringkan bahan basah lebih cepat. Bagaimana logika
teoritis penomena tersebut???
Analisis:
Laju peng
tinggi, permukaan padatan bersiat
seperti permukaan air.



155
Fisika Dasar Teknik 2\Uap


H
2
O = K
Y
. A . (Y
S
H
2
O - YH
2
O) N

NH
2
O = K
G
. A (P
S
H
2
O - PH
2
O)
0
0
2
2
100 =
O H P
O PH
R
S
H

YH2O = Y
S
H
2
O NH
2
O = 0

K
Y
= koefisien

Dalton =
YH2O < Y
S
H
2
Omenguap NH
2
O > 0
YH2O > Y
S
H
2
Omengembun NH
2
O < 0




transfer massa
A = luas

P O H Y O PH =
2 2
P = tekanan total

P
O PH
O YH
2
2
=
NH
2
O = K
Y
. A . (Y
S
H
2
O - YH
2
O)
= K
Y
. A .
P
S
H
2
O PH2O

O H P
S


P
O PH
P
2 2



P
K
K
Y
G
=
P
S
H O
2
= tekanan
uap mu
= tekanan
parsial

Kelambaban relative (relative humadity / RH)

T
G
NH
2
O
rni H
2
O
PH
2
O
H
2
O di udara

?

156
Fisika Dasar Teknik 2\Uap


Logika:
S
P
S
H
2
O (P
S
H
2
O - PH
2
O) NH
2
O
adi 2 peristiwa serentak:
1.
inggi namun suhu tidak boleh tinggi (misal
K
Y
. A (Y
S
H
2
O - YH
2
O)
2
O di udara dikurangi, misal
T
G
T
P
S
H
2
O naik akibat T
S
naik. Jadi udara harus terlebih dahulu
memanasi permukaan padat.
Pada pengeringan (drying) terj
perpindahan panas
2. perpindahan massa
jika diinginkan NH
2
O t
pada pengeringan buah-buahan). Uasaha apa yang dapat
dilakukan???
Cara I:
NH
2
O =
YH
2
O diperkecil artinya keluar uap H
dengan menyerap uap H
2
O dengan silica-gel.
Cara II:
( ) O PH O H P
P
A K
O NH
S Y
2 2 2

=
P diturunkan vacuum dryer


9.3 Diagram Fasa Zat Murni
ntang keadaan fasa suatu zat pada kondisi (suhu





Pengertian te
dan tekanan) tertentu sangat penting untuk perancangan pabrik.
Di Fisika II dibahas diagram fasa zat murni.
157
Diagram fasa menunjukkan pada kondidi tertentu (suhu dan
tekanan) suatu zat berada pada keadaan fasa yang mana (cair,
gas, padat)
Ada 2 tipe diagram fasa zat murni:
Q
Cair
B
P
T
O
uap
Padat
M
T
t

B
C
P
(tekanan)
T (suhu)
E
uap
Padat
J
H
G
F
T
t

K
D Cair
B
A
C
L
A










Tt = titik tripel, zat bisa berupa padat, cair, uap atau
campurannya.
C = titik kritis, di atas suhu tersebut batas cair-uap tidak ada
(kondisi super kritis, uap tidak bisa diembunkan
dengan penekanan)

Zat didinginkan pada tekanan tetap, dari titik A:
AB : suhu turun, fasa tetap uap
B : terjadi pengembunan, suhu tetap sampai semua uap
menjadi cair
BD : suhu turun, fasa tetap cair
D : terjadi pemadatan, suhu tetap sampai semua
cairan menjadi padat
DE : suhu turun, fasa tetap padat
Zat didinginkan pada tekanan tetap dari F
FG : suhu turun, fasa tetap uap
G : uap memadat pada suhu tetap
GH : suhu turun, fasa tetap padat
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

158
Uap ditekan pada suhu tetap dari I
I J : tekanan naik, fasa tetap uap
J : uap memadat
JK : tekanan naik, fasa tetap padat
K : padatan mencair
KL : tekanan naik, fasa tetap cair
Uap ditekan padasuhu tetap dari M
MN : tekanan naik, fasa tetap uap
N : uap mengembun
NO : tekanan naik, fasa tetap cair
O : cairan memadat
OQ : tekanan naik, fasa tetap padat

Pada zat kiri (A) dan kanan (B) ditekan pada suhu tetap
Kiri : uap padat cair
Kanan : uap cair padat

Kenaikan tekanan mendorong proses-proses yang membentuk
volum lebih kecil
Kiri : V uap > Vpadat > V cair
Kanan : V uap > V cair > V padat
Atau
Kiri : uap < padat < cair
Kanan : uap < cair < padat

H
2
O kiri
Fe kanan

Kaedah umum:
Jika terjadi perubahan kondisi, maka akan terdorong proses-
proses yang melawan perubahan kondisi tersebut.

Fisika Dasar Teknik 2\Uap

159

Pertanyaan komprehensif:
Orang hendak menyerap suatu gas dengan suatu solven
(absorbsi, dari gas ke cair volum berkurang), apakah:
1. sebaiknya dijalankan pada tekanan tinggi atau rendah?
(Tinggi)
2. sebaiknya dijalankan pada suhu tinggi atau rendah?
(rendah)
Contoh kasus proses perubahan fasa di industri
Evaporator : alat untuk memekatkan kadar larutan dengan
cara menguapkan pelarutnya (solven).


Uap
H
2
O
Larutan
gula 30%
Larutan
gula 5%
Evaporator
Misal:

Panas peleburan H
2
O
= 80 kal/g
Panas penguapan H
2
O
= 540 kal/g
Pemanasan H
2
O cair
= 1 kal/g C

Evaporasi membutuhkan banyak panas (energi). Uasaha
penghematan energi banyak dilakukan pada evaporasi, misal
pada contoh berikut:
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

160
Fisika Dasar Teknik 2\Uap


Cara pemanasan uap H
2
O adalah dengan:
1. dikompresi (diberi tekanan) dengan kompresor proses
mahal, alat murah
2. dipakai system bertingkat.









Larutan encer
A + H
2
O
Larutan pekat
A + H
2
O
Steam jenuh
(uap H
2
O jenuh)
1
T
( ) steam O
2
H Uap
T
S

embunan
embunan
T1
Ts
Tidak bisa
diembunkan karena
suhu pemanas sama
dengan suhu yang
dipanaskan (tidak
ada transfer panas)
161
1. System bertingkat:
Steam
T3
Steam
T2
P1
T1
Larutan pekat
Steam
T1
embunan
Kran
T
Ts
Larutan
encer
Steam
Ke alat pembuat
vakum
P3
T3
embunan embunan
Kran
T
P2
T2
P1 > P2 > P3
T1 > T2 > T3

2. Cara lain:
pompa pompa
Steam
T3
Steam
T2
P1
T1
Larutan encer
Steam
T1
embunan
Ts
embunan
P3
T3
Ke alat pembuat
vakum
embunan
P2
T2
Steam
Larutan
pekat

Fisika Dasar Teknik 2\Uap

162
Pada cara 2 (cara lain) terdapat kelemahan serta keunggulan,
yaitu:
Kelemahan :
adanya energi akan membuat pengeluaran listrik
bertambah lebih mahal
Keunggulan :
larutan pekat berada pada tekanan tinggi sehingga larutan
tidak begitu pekat.
larutan encer berada pada suhu paling rendah sehingga
hasilnya tidak begitu kental.
Sifat titik didih yang dipengaruhi tekanan bisa dimanfaatkan
untuk penghematan energi pada evaporasi.

Evaporasi untuk pemekatan sari buah.
Agar tidak terjadi kerusakan pada sari jeruk, penguapan perlu
dijalankan pada suhu rendah, artinya tekanan harus rendah.
By-pass
Uap H2O
+
aroma
Sari buah encer
Evaporator
Sari buah pekat
steam

Untuk mempertahankan aroma, dipakai arus by-pass.

Contoh 9.6 :
Cairan A yang bertekanan 10 atm, suhu 110C diturunkan
tekanannya menjadi 1 atm dengan melewatkannya pada suatu
kran expansi. Tekanan uap (atm) pada berbagai suhu (T,K) =
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

163
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

T
P
S
2763
2938 , 8 ln =
Kapasitas panas cairan 0,8 cal/gC dan panas penguapannya
300 cal/g (dianggap sama pada semua suhu). Yang ingin dicari:
a. suhu bahan keluar kran
b. persen cairan yang menguap
Analisis:

a. T
2
= ??
b. V/F = ??
Bahan keluar berupa campuran uap-cair jadi keadaannya
jenuh, atau P
2
= P
S
. Berlaku hubungan:
2
2
2763
2938 , 8 ln
T
P =
( )
C K T
T
= =
=
60 333
2763
2938 , 8 1 ln
2
2


Pada saat melewati kran, tidak ada energi masuk ataupun
keluar, jadi energi (panas) sistem tetap.
Uap
P
2
= 1 atm
T
2

waktu
massa
V =
P
2
= 1 atm
T2 = ?
Cairan A Kran ekspansi cair+uap
Cairan
P
2
= 1 atm
T
2

waktu
massa
L =
T1 = 110C = 383 K
P1 = 10 atm
waktu
massa
F =
164

P1, T1 P2, T2 P2, T2
Cairan cairan sebagian uap

Perubahan panas
F . C
PL
(T
2
T
1
) + V (panas penguapan) = 0 (karena tidak ada
energi masuk/keluar)
( )
( )
0
0
0
0
0
0
2 1
13,3
100
300
60 - 110 0,8

100
=
=

T T C
F
V
PL

Soal bisa dikembangkan sebagai berikut:
Jika diinginkan cairan menguap 10%, berapa P
2
?
F C
PL
(T
2
T
1
) + V . = 0
F C
PL
(T
2
T
1
) + 0,1 F . = 0
0,8 (T
2
383) + (0,1) (300) = 0
T
2
= 345,5 K= 72,5C
atm 1,345 P
6,2967
5 , 345
2763
2938 , 8 ln
2
2
=
=
= P











Fisika Dasar Teknik 2\Uap

165

9.4. Tegangan Muka

Molekul 1 = dekat permukaan
cairan
Permukaan
Molekul 2 = jauh dari permukaan
Interaksi dua molekul: - sangat dekat
= tolak menolak
- jauh
= tarik menarik
- umumnya
- = tarik menarik



r
u (energi
parsial)
Molekul 2 = ditarik oleh molekul-
molekul disekitarnya.
Resultan rata-rata gaya
tarik = 0, karena jumlah
molekul di sekitarnya
merata.
Molekul 1 = ditarik oleh molekul-
molekul di sekitarnya.
Jumlah molekul di
sekitarnya tidak merata,
sehingga resultan gaya
rata-rata menuju ke tengah
cairan (menjauhi
permukaan).
Terjadi kesulitan menyediakan cairan di permukaan. Akibatnya
ada usaha untuk mempersempit (meminimalkan) luas
permukaan.
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

166
Ada gaya yang selalu berusaha mempersempit luas permukaan,
ini disebut efek tegangan muka ( ) .
Tegangan muka =
panjang
gaya
= = (N/m, dyne/cm)
( ) juga bisa ditafsirkan dengan cara lain;
luas
energi
panjang
panjang
panjang
gaya
= =
Jadi, ( ) bisa ditafsirkan sebagai energi tiap satuan luas (energi
yang diperlukan untuk membentuk satu satuan luas
permukaan).
Satuan ( ) bisa juga berupa Joule/m
2
atau erg/cm
2

Berikut dibahas sejumlah fenomena yang terdapat tegangan
muka.
Pipa kapiler
h
udara
a. Kenaikan kapiler

Jari-jari pipa = r
Tegangan muka cairan =
h = ?


cairan

b. Dinding Pipa

P


cairan
cairan







Fisika Dasar Teknik 2\Uap

167
Terjadi gaya tiap satuan lebar arah vertical sebesar Cos
Stabil: (gaya ke atas akibat ) = (berat cairan
terangkat)
g h r r =
2
2 cos
lebar
gaya
= cos
lebar r = 2
volum h r =
2

massa h r =
2

gaya g h r =
2

cos
2
gr
h = = sudut kontak
Misal, = 72 dyne/cm ; g = 980 cm/s
2
; =1 gr/cm
2
;
1 cos 0 =
( )( )( )
( )( )( )
m cm h cm r 0367 , 0 67 , 3
04 , 0 980 1
1 72 2
04 , 0 = = = =
( )( )( )
( )( )( )
m cm h cm r 347 , 7 7 , 734
0002 , 0 980 1
1 72 2
0002 , 0 = = = =
Fenomena ini dimanfaatkan tanaman untuk mengangkat air dari
tanah ke daun.
Fenomena akibat tegangan muka:
- kenaikan kapiler
- tekanan gelembung
- tekanan tetes
- pembasahan permukaan






Fisika Dasar Teknik 2\Uap

168
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

r
G
P
udara
Udara
P udara
r
4
P P
U G
+ =
cairan
r
Pt
c. Tekanan gelembung

Lapisan gelembung sangat tipis,
sehingga jari-jari luar dan dalam
praktis sama = r
? P
gelembung dalam udara tekanan P
luar udara tekanan P
G
G
U
=
=
=


d. Stabilitas
(gaya menyobek) = (gaya mempertahankan)

Untuk mempermudah pembentukan gelembung,



gelembung
2 r 2 r

P r P
2
U G
2
+ =

entuk sulit terb gelembung besar P besar
G

perlu diperkecil, misal dengan penambahan


surfaktan (zat yang bisa menurunkan

)
Bisa juga ditulis:
r
4
P P
U G
= kelebihan tekanan gelembung

e. Tekanan tetes

tetes tekanan P
udara tekanan P
U
=



T
=
169
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

pu

padat
cp

cu


cairan
udara
pu

cp

cu

udara
padat

cairan
Sama dengan gelembung, tapi hanya ada 1 permukaan cairan.
r
2
r
2
P P
U T
+ =

rgi tetes : energi yang dibutuhkan untuk membentuk tetesan
(E)

f. Pembasahan permukaan

P - P
U T
=
Kelebihan tekanan tetes
Ene
tetes energi r 4 E
pemukaan) (luas E
permukaan membentuk untuk dibutuhkan yang energi E
2
=
=



pu
cos
cu

cp
+
cu

cp

pu

cos
pu

cp

=
<

Makin mudah membasahi jika makin kecil




cp

pu
cos
cu
= +
cu

pu

cp

cos
pu

cp

=
>

Makin sulit membasahi jika makin kecil
170
Fisika Dasar Teknik 2\Uap


uka. g. Tegangan m

Contoh 9.7 :
Dua tetes air berjari-jari cm 0,02 R
1
= bergabung menjadi satu.
Rapat massa air
Kapasitas panas air
3
gr/cm 1
C cal/g 1
2
). Hit
dan tegangan muka air 72
dyne/cm (72 ung kenaikan suhu akibat
penggabungan tetes tersebut!
erg/cm
Ingat!
luas


energi
=
(energi yang dilepaskan) = (pengurangan luas permukaan

=
dioplet akibat penggabungan)
(luas permukaan 2 dioplet sebelum bergabung)
( )
2
1
R 4 2
= ( )
2
cm 0,02 4 2
=
2
cm 0,01
(volum kedua dioplet sebelum bergabung)
= ( )
3
1
R
3
4
2
= 2 ( ) ( )
3
cm 0,02
4

um setelah penggabungan
Volum setelah penggabungan

3
= 6 = vol
3 5
10 7 , cm

= ( )
3
2
R
3
4
2 7 =

5
10 , 6


2
R =
( )
3
1
5
10 7 , 6 3


171
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

= 0,0252 cm
(Luas permukaan dioplet hasil penggabungan)
= ( )
2
2
3
R
4
2
= 0,00798 cm
0 0798) cm
= 0,00202 cm
skan)
ngan luas)
= 72 erg/cm (0,00202 cm
,145 erg x
=
2
) 0252 , 0 ( 4 cm
2

Pengurangan luas permukaan = (0,01 ,0
2

2

(energi permukaan yang diepa
= (pengura
2 2
)
= 0,145 erg
= 0
erg 1
cal 10 x 2,406
8

dilepas tersebut berubah menjadi panas.
Energi panas :
= cal 10 9
9
3,4


Catatan : factor konversi satuan
1 erg = cal 10 2,4069
-8

Energi yang
T C m Q
P
=
C T V
P
=

P
V
T = =
C
Q
( )( ) C 1cal/g 1gr/cm cm 10 6,7
3 5


cal 10 3,49
3
9



= 0,000052C




Contoh 9.8 :

Pud P air
172
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

Ingin diperkirakan tekanan hembusan minimal yang diperlukan
agar air ( ) dyne/cm 72 = dapat terdorong keluardari pipa
horizontal berjari-jari R = 0,001 cm. sudut kontak air dalam pipa
kapiler ( ) sangat kecil. Tekanan udara luar 1 x .
Hembusan udara harus memberi gaya yang bisa mengatasi
gaya tegangan muka (ada 2 permukaan) dan gaya akibat
tekanan udara luar.


2 6
/ 10 cm dyne
( ) ( ) ( )
( )
2 6
2 6
ud
ud
ud
2
dyne/cm 0 1 1,288 =
cm 0,001
dyne/cm 72 4
dyne/cm 10 1
R
4
P P
1 cos 0
P
R
cos 4
P
R P R 2 cos 2 R P
+ =
+ =

+ =
+ =





Contoh 9.9 :
Air sebanyak 2 L/menit akan disemprotkan lewat nozzle
sehingga keluar berupa butir-butir kecil (dioplet) berjari-jari R =
r nozzle dapat dianggap tetap,
enaga minimal yang diperkirakanuntuk
menyemprotkan air tersebut! Tegangan muka air 72 dyne/cm.
Misal: Jumlah dioplet = N
Volum cairan:
0,0001 cm. Jika suhu air kelua
perkirakan t
/detik cm 33,3
detik 60
menit 1
1L
cm 1000
menit
2L
3
3

cairan volum R
3

4
N
3
=


( )
k butir/deti 10 7,96
0,0001cm
3
4
/detik cm 33,3
N
12
3
3

=
173
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

Luas permukaan yang dibentuk oleh Nozzle:
( ) ( )
/detik cm 10 1
butir
k butir/deti 10 7,96 cm 0,0001 4
N R 4
2 6
12 2
2
=

=
=


Energi yang diperlukan untuk membentuk luas permukaan:

( )
( )
watt 7,2
k joule/deti 7,2
J 10 erg 1 erg/detik 10 7,2
/detik cm 10 1 erg/cm 72
baru permukaan luas
7 - 7
2 6 2
=
=
= =
=
=


Contoh 9.10 :
Cairan yang disemprotkan lewat nozzle membentuk dioplet-
dioplet yang ukurannya tidak seragam. Distribusi ukuran butir
dinyatakan sebagai berikut:
2
br
e r a
dr

a,b adala
dN

=
h konstanta; N adalah jumlah butir-butir berukuran r = 0
tenaga minimum
ang diperlukan untuk penyemprotan tersebut!

s/d r = r.
jika tegangan muka cairan adalah , hitung
y
174
Fisika Dasar Teknik 2\Uap

N2
r 1 r 2
dN
N1
r
dr





N
2
-N
1
butir ukuran
r
1
=r
2

dN butir ukuran
dN dr 0










Misal luas total butir-butir keluar nozzle (jari-jari bervariasi) = A
Ditinjau interval diferensial sebesar dr ( 0):
Jumlah partikel = dN jari-jari dianggap seragam sebesar r.
(sebetulnya jari-jari bervariasi antara r dan r + dr, tapi karena dr
= 0, maka jari-jari boleh dianggap seragam sebesar r)
Untuk partikel sejumlah dN, luas permukaan totalnya adalah dA.
r 1 r
dN jari-jari r
dr
dN

N1
N
N(r)

Fisika Dasar Teknik 2\Uap

175
( )
( )
( ) a Matematik seperti sama
b
a 2
A : diperoleh
sendiri coba r d e r a 2
r d
2
1
dr r dr r e r a 4
dr e r a r 4 dA A
dr e r a r 4 dA
distribusi persamaan dari subtitusi dN r 4 dA
2
2 br
.... r
0 r
2
2 br 2
br 2
br 2
2
2
2
2
=
=
=
=
=
=

=
=

Anda mungkin juga menyukai