Keterampilan Dasar Mengajar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Keterampilan Dasar Mengajar menurut Turney (1973) ada 8 (delapan) yakni :

1. Ketrampilan Bertanya
2. Ketrampilan Memberikan Penguatan
3. Ketrampilan Mengadakan Variasi
4. Ketrampilan Menjelaskan
5. Ketrampilan Membuka dan Menutup pelajaran
6. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
7. Ketrampilan Mengelola Kelas
8. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan




1. Ketrampilan Bertanya

Ada yang mengatakan bahwa berpikir itu sendiri adalah bertanya.
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon
yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil
pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang
tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif.
Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan
pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan
permintaan ( compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan
mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question).
Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall
question atau knowlagde question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan
(application question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi
(evaluation question).
Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan tersebut adalah:
a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
b. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
c. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
d. Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
f. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
g. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
h. Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.

Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan
sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa.
Dan harus menghindari kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban
siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak,
menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda.
Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang
menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. Ketrampilan bertanya di bedakan atas
ketrampilan bertanya dasar dan ketrampilan bertanya lanjut.
Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam
mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah :
Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah
giliran, Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
Sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari ketrampilan bertanya dasar yang
lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar
pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Ketrampilan bertanya lanjut di
bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua
komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan ketrampilan bertanya lanjut. Adapun
komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam
menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan
peningkatan terjadinya interaksi.
2. Ketrampilan Memberikan Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non
verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa,
yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas
perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap
suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif
terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap
pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar
serta membina tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri
dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa
calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis.
Komponen-komponen itu adalah :
a) Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan,
persetujuan dan sebagainya.
b) Penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan
dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang
menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh, seperti yah,
jawabanmu sudah baik tetapi masih perlu disempurnakan. Penggunaan penguatan secara evektif
harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari
penggunaan respons yang negatif.
3. Ketrampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar
yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar,
siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar
mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan
ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :
a) Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice),
Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence),
mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan badan mimik:
variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (
teachers movement).
b) Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila
ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat
didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut :
variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat
didengart (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau
bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
c) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan
belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi
dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana
kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
4. Ketrampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang
lainnya. Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percakapan
guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan.
Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa
memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Secara garis komponen keterampilan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Merencanakan materi penjelasan yang mencakup:
a. menganalisis masalah,
b. menentukan hubungan, serta
c. menggunakan hukum, rumus, dan generalisasi yang sesuai.
2. Menyajikan penjelasan, yang mencakup:
a. kejelasan, yaitu keterampilan yang erat kaitannya dengan penggunaan bahasa lisan,
b. penggunaan contoh dan ilustrasi, yang bisa dilakukan dengan pola induktif atau deduktif,
c. pemberian tekanan yang dapat dilakukan dengan berbagai variasi gaya mengajar, dan
membuat struktur sajian, dan
d. balikan, yang bertujuan untuk mendapat informasi tentang tingkat pemahaman siswa, baik
melalui pertanyaan mapun melalui tugas.
5. Ketrampilan Membuka dan Menutup pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa
agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut
akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran
(closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan
belajar mengajar.
Kemungkinan penggunaan keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam proses belajar-
mengajar, sangat erat berkaitan dengan tujuan prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran
yang diuraikan berikut ini:
1. Tujuan
Kegiatan membuka dan menutup pelajran yang dilakukan dengan baik akan berpengaruh poeitif
terhadap proses dan hasil belajar-mengajar. Pengaruh positif itu antara lain:
Tumbuhnya perhatian motivasi siswa untuk menghadapi tugas yang akan dikerjakan
Mengetahui batas tugas yang akan dikerjakan
Mempunyai gambaran jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil dalam
mempelajari bagian-bagian dari pelajaran
Mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal
baru yang akan dipelajari
Dapat menghubungkan konsep, fakta, ketrampilan atau konsep yang tercakup dalam suatu
pristiwa.
Siswa mengetahui tingkat keberhasilan dalam mempelajari pelajaran itu, sedangkan guru dapat
mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mengajar.
2. Prinsip Penggunaan
Sebagaimana keterampilan mengajar lainnya, ada prinsip-prinsip yang mendasari penggunaan
komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran yang harus dipertimbangkan oleh
guru. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
Bermakna
Dalam usaha menarik perhatian atau dalam memotivasi, guru hendaknya memilih yang relevan
dengan isi dan tujuan pelajaran. Cara atau uasaha yang sifatnya dicari-cari atau dibuat-buat
hendaknya dihindarkan. Cerita singkat atau lawakan yang tidak ada hubungannya dengan
pelajaran mungkin sementara bisa memikat siswa tetapi gagal di dalam mewujudkan
kelangsungan penguasaan pelajaran.
Berurutan dan berkesinambungan
Aktivitas yang ditempuholeh guru dalam memperkenalkan dan merangkum kembali pokok-
pokok penting pelajaran hendaknya merupakan bagian dari kesatuan yang utuh. Dalam
mewujudkan prinsip berurutan dan berkesinambungan ini perlu diusahakan suatu susunan yang
tepat, berhubungan dengan minat siswa, ada kaitan yang jelas antara satu bagian dengan bagian
yang lainnya, atau ada kaitannya dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa..
Komponen ketrampilan membuka dan menutup pelajaran meliputi:
a. Membuka Pelajaran
Awal pelajaran atau awal setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran guru harus melakukan
kegiatan membuka pelajaran. Komponen keterampilan membuka pelajaran itu meliputi : menarik
perhatian siswa, menimbulkan motivasI, materi acuan dan membuat kaitan. Tiap komponen
terdiri dari beberapa kelompok aspek dan kegiatan yang saling berhubungan. Sebagai
keterampilan maka sifatnya integrative dan ada beberapa komponen yang tumpang tindih.
Komponen-komponen dan aspek-aspeknya itu adalah sebagai berikut.
1. Menarik Perhatian Siswa
Cara yang dapat dipergunakan :
a. Gaya Mengajar Guru
Perhatian siswa dapat ditimbulkan dengan memvariasikan gaya mengajar guru. Contoh: guru
memilih posisi di kelas dan memilih kegiatan yang berbeda dari biasanya dia kerjakan dalam
membuka pelajaran. Kali ini guru berdiri di tengah-tengah kelas untuk bercerita atau
menyampaikan informasi awal mengenai materi yang akan diajarkan, pada kesempatan lain
mungkin guru berdiri di belakang atau di muka kelas lalu bercerita dengan ekspresi wajah yang
meyakinkan.
b. Penggunaan Alat Bantu Mengajar
Guru dapat menggunakan alat-alat bantu mengajar seperti gambar, model, skema, dan
sebagainya untuk menarik perhatian siswa. Dengan digunakannya alat-alat bantu mengajar itu,
disamping dapat menarik perhatian siswa, dapat pula menimbulkan motivasi dan memungkinkan
terjadi kaitan antara hal yang telah diketahui dengan hal baru yang akan dipelajari.
c. Pola Interaksi Yang Bervariasi.
Variasi pola interaksi guru-siswa yang biasa, seperti guru menerangkan siswa mendengarkan
atau guru bertanya siswa menjawab, hanya dapat menimbulkan rangsangan permulaan saja.
Siswa belum sepenuhnya dapat memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang akan dipelajari.
Oleh karena itu agar siswa dapat tertarik perhatiannya guru hendaknya mengadakan pola
interaksi yang bervariasi dalam menyelenggarakan proses belajar-mengajar. Seperti misalnya,
guru memberi perintah siswa mengerjakan perintah itu, siswa berinteraksi dengan siswa lainnya
dalam diskusi kelompok kecil atau dalam suatu eksperimen, guru mengemukakan masalah yang
menarik ke seluruh kelas lalu siswa diminta mengemukakan pendapat mereka, atau guru
menunjukkan barang yang bisa ditonton seperti model-model yang ada manfaatnya lalu siswa
diminta untuk melihatnya secara bergiliran baik secara berkelompok atau sendiri-sendiri.
2. Menimbulkan Motivasi
Sedikitnya ada 4 cara untuk menimbulkan motivasi siswa, yaitu :
a. Dengan Hangat dan Antusias
Guru hendaknya bersikap ramah, antusias, bersahabat dan hangat. Sebab sikap yang demikian itu
dapat menimbulkan faktor-faktor dari dalam yang mendorong tingkah laku dan kesenangan
dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan timbul.
b. Menimbulkan Rasa Ingin Tahu
Guru dapat meningkatkan motivasi siswa dengan cara menimbulkan rasa ingin tahu dan
keheranan pada siswa. Misalnya, dengan menceritakan pada siswa sejarah phytagoras yang dapat
menimbulkan pertanyaan, menunjukkan suatu gambar atau mendemonstrasikan suatu peristiwa.
Lalu guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan cerita, gambar, atau
peristiwa tersebut. Cara-cari ini sangat baik untuk menimbulkan motivasi siswa.
c. Mengemukakan ide yang bertentangan
Untuk menimbulkan motivasi siswa, guru dapat melontarkan ide yang bertentangan dengan
mengajukan masalah atau kondisi diri kenyataan sehari-hari . Contoh : kita tahu bahwa segitiga
merupakan bangun datar yang dibatasi oleh tiga sisi, Lalu mengapa tower seluler dibangun oleh
kumpulan segitiga-segitiga?
d. Dengan Memperhatikan Minat Siswa.
Menyesuaikan topik pelajaran dengan minat siswa karena motivasi dan minat dipengaruhi oleh
faktor-faktor jenis kelamin, umur, sosial ekonomi dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam
menentukan aktivitas yang harus dipilih oleh guru bagi siswa suatu sekolah perlu
dipertimbangkan faktor-faktor tersebut. Misalnya, siswa tersebut menganalisis bangunan yang
ada di sekitar mereka, atau kendaraan-kendaraan yang lewat, dan sebagainya adalah sangat
menarik minat mereka.
3. Memberi Acuan (Structuring)
Yaitu usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang
memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari
dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran tersebut. Untuk itu cara
yang dilakukan adalah :
a. Mengemukakan tujuan dan batas tugas
Guru hendaknya terlebih dahulu mengemukakan tujuan pelajaran dan batas-batas tugas yang
harus dikerjakan oleh siswa agar mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup
materi pelajaran yang akan dipelajari serta tugas-tugas yang harus dikerjakan. Contoh : misal ada
tiga buah gambar segitiga siku-siku dengan posisi sisi miring yang berbeda di tiap segitiga.
Siswa disuruh mengamati ketiga gambar segitiga tersbut dan menyimpulkan apa yang dilihatnya.
b.Menyarankan Langkah-Langkah Yang Akan dilakukan
Tujuannya adalah agar dalam pelajaran siswa akan terarah usahanya dalam mempelajari materi
dan tugas jika guru memberi saran dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan misalnya :
Guru : tugas kalian adalah membuktikan rumus volum kerucut. Langkah yang harus dikerjakan
adalah:
Buatlah model kerucut tanpa bidang alas dari kertas karton
Buatlah model tabung dari kertas manila
Isilah kerucut sampai penuh denagn pasir/beras
Tuangkan beras/pasir tersebut ke model tabung
Ulangi kegiatan tersebut sampai tabung penuh dengan pasir/beras
Apa yang dapat anda simpulkan?
c. Mengingatkan Masalah Pokok Yang Dibahas
Dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal yang positif dari sifat suatu konsep,
tanda, media, hewan dan lain-lain. Selain itu siswa perlu diingatkan untuk menemukan hal
negatif yang hilang atau kurang lengkap. Contoh : Periksalah bangun-bangun datar berikut ini.
Tentukan bangun datar mana yang termasuk ke dalam jajar genjang. Dan jelaskan mengapa
bangun datar yang lain tidak termasuk ke dalam jajar genjang?
d. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan diajukan guru sebelum mulai menjelaskan materi pelajaran akan mengarahkan siswa
dalam mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari. Contoh : Sebelum mulai mempelajari
tentang mean, median dan modus, guru akan menanyakan tentang data tunggal untuk membantu
siswa memahami dari mean, median, dan modus tersebut (apersepsi).
4. Membuat Kaitan
jika guru akan mengerjakan materi baru perlu menghubungkan dengan hal yang telah dikenal
siswa atau pengalaman atau minat dan kebutuhanya untuk mempermudah pemahaman. Hal-hal
yang telah dikenal, pengalaman, minat dan kebutuhan inilah yang disebut dengan bahan pengait.
Contoh : Usaha guru untuk membuat kaitan :
a) Permulaan pelajaran guru meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya telah dipahami
dengan mengajukan pertanyaan atau merangkum inti materi pelajaran terdahulu secara singkat.
b) Guru membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah diketahui. Hal ini dilakukan jika pengetahuan baru erat kaitanya dengan
pengetahuan lama yang telah dikuasai. Contoh : Guru lebih dahulu mengajukan pertanyaan
untuk mengetahui pemahaman siswa tentang pengurangan sebelum mengerjakan pembagian.
c) Guru menjelaskan konsepnya atau pengertiannya lebih dahulu sebelum mengerjakan bahan
secara terperinci. Hal ini dilakukan karena bahan pelajaran yang akan dijelaskan sama sekali
baru. Contoh : guru lebih dahulu menjelaskan pengertian turunan sebelum ia menjelaskan hal-
hal yang berhubungan dengan integral.
b. Menutup Pelajaran
Menjelang akhir pelajaran atau akhir setiap penggal kegiatan guru harus melakukan kegiatan
menutup pelajaran, agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi pelajaran
yang telah dipelajari. Cara yang dapat dilakukan adalah :
1. Meninjau Kembali
Akhir kegiatan guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan sudah
dipahami oleh siswa, kegiatan ini meliputi :
Merangkum inti pelajaran. Misalnya : siswa diminta membuat rangkuman secara lisan tentang
pelajaran yang beru dipelajarinya, jika rangkuman yang dibuat siswa itu salah atau kurang
sempurna, guru harus membenarkan rumusan tersebut.
Membuat ringkasan (dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak memiliki
buku atau yang terlambat bisa mempelajarinya kembali). Misalnya : setelah siswa mempelajari
secara individual tentang kubus, guru meminta siswa menyebutkan inti materi yang dipelajari.
Sementara itu guru menuliskan inti materi pelajaran yang ditemukan siswa-siswa di papan tulis.
2. Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang utuh
terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan evaluasi. Bentuk-Bentuk Evaluasi Itu Meliputi :
a. Mendemonstrasikan ketrampilan
Contoh : misalnya setelah siswa membuat kerangka kubus, guru dapat meminta siswa untuk
menjelaskan komponen yang ada dalam kubus tersebut.
b. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
Contoh : setelah guru menerangkan persamaan kuadrat siswa disuruh menyelesaikan soal
persamaan.
c. Mengekpresikan pendapat siswa sendiri
Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu demontrasi yang dilakukan guru atau
siswa lain. Contoh : misalnya, setelah penje;asan seorang siswa mendemonstrasikan sisi miring
di depan kelas, lalu siswa lain diminta untuk mengemukakan pendapat mereka tentang sisi
miring yang sudah dijelaskan tadi.
d. Soal-soal tertulis
Guru dapat memberikan soal-soal tertulis untuk dikerjakan siswa. Soal-soal tertulis itu dapat
berbentuk uraian maupun tes objektif, dan melengkapi lembaran kerja.
6. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu
proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.
Guru perlu menguasai keterampilan membimbing diskusi kelompok
musyawarah (diskusi) sudah membudaya dalam masyarakat Indonesia,
tiap warga negara Indonesia diharapkan memiliki keterampilan,
keterampilan berdiskusi memimpin diskusi tidak dibawa sejak lahir, serta
diskusi punya peran khusus dalam pencapaian, tujuan pendidikan yang bersifat pembentukan
sikap, nilai, kebiasaan, dan keterampilan.
Diskusi kelompok kecil dapat terjadi jika syatat-syarat berikut dapat dipenuhi
1. Jumlah anggota kelompok 3 - 9 orang
2. Terjadinya tatap muka informal
3. Ada tujuan yang ingin dicapai
4. Berlangsung secara sistematis
Komponen keterampilan membimbing diskusi kecil terdiri dari:
1. Memusatkan perhatian
2. Memperjelas masalah/urusan siswa
3. Menganalisis pandangan siswa
4. Meningkatkan uraian siswa
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan
6. Menutup diskusi.
Agar dapat menerapkan keterampilan di atas secara efektif, guru harus memperhatikan beberapa
hal antara lain:
1. Kesesuaian diskusi dengan topik bidang studi yang dibahas
2. Kekuatan dan kelemahan diskusi dalam kegiatan belajar-mengajar
3. Perencanaan dan persiapan yang matang
4. Iklim diskusi yang terbuka dan bersahabat, dan
5. Pemilihan topik diskusi yang tepat
7. Ketrampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen
ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan
mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru
terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan
tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Pengelolaan kelas mengacu kepada pengaturan orang dan barang yang memungkinkan
terciptanya dan terpeliharanya kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal sangat
menentukan keberhasilan kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu guru perlu menguasai
keterampilan untuk menciptakan kondisi yang optimal tersebut.
Dalam kegiatan belajar-mengajar dapat dibedakan dua masalah yaitu masalah instruksional dan
masalah pengelolaan. Guru harus dapat membedakan kedua masalah tersebut agar dapat
menanganinya secara tepat. Masalah instruksional harus diselesaikan secara instruksional,
sedangkan masalah pengelolaan harus diselesaikan secara pengelolaan.
Komponen keterampilan mengelola kelas terdiri dari 2 kelompok, yaitu keterampilan yang
bersifat preventif dan keterampilan yang bersifat represif. Keterampilan yang bersifat preventif
berkaitan dengan usaha mencegah terjadinya gangguan, yang dapat ditunjukkan dengan:
1. Sikap tanggap
2. Membagi perhatian
3. Memusatkan perhatian kelompok
4. Memberikan petunjuk yang jelas
5. Menegur, dan
6. Memberi penguatan
Keterampilan yang bersifat represif, berkaitan dengan usaha mengatasi gangguan yang muncul,
yang dapat dilakukan melalui 3 pendekatan. modifikasi tingkah laku, yang mencakup :
1. Meningkatkan tingkah laku yang diharapkan,
2. Mengajarkan tingkah laku baru, dan
3. Mengurangi/menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan.
Pengelolaan kelompok, yang menekankan pemecahan masalah melalui diskusi kelompok.
menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. agar dapat mengelola
kelas secara efektif guru harus memperhatikan beberapa hal di samping menghindari sejumlah
perilaku yang di mudah menimbulkan gangguan.
8. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 s/d 8 orang
untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan
perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya
hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.
Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan pendekatan secara
pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar dan
ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Diharapkan setelah menguasai delapan ketrampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat
bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat membina dan mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar. Ketrampilan mengajar
yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan
tepat, penguasaan komponen ketrampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan
perhatian secara khusus kepada komponen ketrampilan yang objektif dan dikembangkannya pola
observasi yang sistematis dan objektif.
Dari delapan kompetensi yang telah dijelaskan di atas, yang paling penting bagi guru adalah
bagaimana cara guru dapat menggunakan agar proses pembelajaran dapat berjalan baik. Selah
satu faktor yang dapat mengukur proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, makin
banyaknya jumlah siswa bertanya.

Anda mungkin juga menyukai