0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
395 tayangan15 halaman

Jurnal Integral

Dokumen tersebut membahas penyelesaian persamaan integral Volterra linear dengan menggunakan metode fungsi Walsh dan skema multigrid Full Multigrid V-cycle (FMV-cycle). Masing-masing suku persamaan integral diekspansi menjadi deret fungsi Walsh sehingga menghasilkan sistem persamaan linear yang kemudian diselesaikan dengan iterasi Picard dan FMV-cycle untuk meningkatkan efisiensi penyelesaiannya. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa penggunaan FMV

Diunggah oleh

Margiono
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
395 tayangan15 halaman

Jurnal Integral

Dokumen tersebut membahas penyelesaian persamaan integral Volterra linear dengan menggunakan metode fungsi Walsh dan skema multigrid Full Multigrid V-cycle (FMV-cycle). Masing-masing suku persamaan integral diekspansi menjadi deret fungsi Walsh sehingga menghasilkan sistem persamaan linear yang kemudian diselesaikan dengan iterasi Picard dan FMV-cycle untuk meningkatkan efisiensi penyelesaiannya. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa penggunaan FMV

Diunggah oleh

Margiono
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 15

Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No.

2, 2005: 138 - 152 138


PENYELESAI AN PERSAMAAN I NTEGRAL VOLTERRA LI NEAR
DENGAN METODE FUNGSI WALSH DAN FMV-CYCLE
THE SOLUTION OF VOLTERRA LINEAR INTEGRAL EQUATION
USING WALSH FUNCTION METHOD AND FMV-CYCLE
Masduki
Jurusan Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Penyelesaian persamaan integral Volterra linear secara numerik menggunakan
fungsi Walsh telah dikembangkan. Masing-masing suku dari persamaan
integralnya diekspansikan dalam deret Walsh berhingga untuk pemotongan m
suku pertama. Dengan cara demikian dihasilkan bentuk sistem persamaan li-
near. Sistem persamaan linear yang diperoleh selanjutnya diselesaikan dengan
menggunakan metode iterasi Picard. Untuk meningkatkan efisiensi penyelesaian
yang dilakukan dengan metode iterasi Picard diterapkan skema multigrid,
khususnya FMV-cycle. Dalam penelitian ini FMV-cycle diterapkan pada dua
kasus yang telah diselesaikan dengan V-cycle oleh Widyaningsih dkk. Eksperimen
numerik menunjukkan bahwa penerapan FMV-cycle mampu meningkatkan
efisiensi penyelesaian persamaan integral Volterra linear.
Kata kunci: persamaan integral, metode fungsi Walsh, FMV-cycle
ABSTRACT
The solution of Volterra linear integral equation using Walsh functions was
developed. Each term of the integral equation was expanded as finite Walsh
series for m truncation. The result in the usage of this method are linear equa-
tion systems. These systems are solved with Picard iteration method. In order to
improve the efficiency of the solution with Picard iteration method is proposed
multigrid schema, especially FMV-cycle. In this research, FMV-cycle schema
is proposed in two cases that solved with V-cycle by Widyaningsih et. al. Nu-
merical experiment shows that FMV-cycle does improve the efficiency of the
solution of Volterra linear integral equation.
Keywords: integral equation, Walsh function method, FMV-cycle
139 Penyelesaian Persamaan Integral Volterra Linear ... (Masduki) 2
PENDAHULUAN
Persamaan integral sering muncul dalam permasalahan di bidang fisika,
teknik, ekonomi, biologi, matematika terapan dan lain sebagainya. Model seperti
laju pertumbuhan penduduk, laju kelahiran, transfer radiasi, aerodinamika, pro-
ses penyaringan asap rokok, merupakan model-model yang disajikan dalam ben-
tuk persamaan integral. Golberg (1978, 1-58) memberikan beberapa bentuk
persamaan integral. Sedangkan Jerri (1985) mengklasifikasikan persamaan in-
tegral berdasarkan batas integrasinya kedalam dua bentuk yaitu persamaan in-
tegral Volterra dan Fredholm. Golberg (1978, 1-58) telah memberikan beberapa
metode numerik untuk menyelesaikan persamaan integral, khususnya persamaan
integral Fredholm, diantaranya metode pendekatan kernel, quadrature, galerkin,
semianalitik, dan proyeksi.
Fungsi Walsh yang merupakan fungsi gelombang persegi yang lengkap or-
tonormal telah digunakan dalam bidang yang cukup luas diantaranya analisis
sistem komunikasi, analisis spektral, sistem radar, spektroskop dan lain sebagainya
(lihat Beauchamp, 1975). Tahun 1973, Corrington (1973, 470-476) menggu-
nakan metode fungsi Walsh untuk menyelesaikan persamaan integral dan per-
samaan diferensial. Dari eksperimen numerik, Corrington menyimpulkan bahwa
fungsi Walsh dapat digunakan untuk mendapatkan penyelesaian pendekatan dari
persamaan integral, khususnya persamaan integral Volterra. Selanjutnya Chen
dan Hsiao (1975, 265-280) serta Blyth dan Uljanov (1996, 621-628; 1996, 137-
143) masing-masing menggunakan metode fungsi Walsh untuk menyelesaikan
masalah variasional serta persamaan integral Fredholm. Dari kedua eksperimen
yang dilakukan menunjukkan bahwa metode fungsi Walsh mampu memberikan
galat yang lebih kecil dibandingkan apabila digunakan metode yang telah ada,
seperti metode Galerkin ataupun middle point method.
Multigrid pada awalnya dikembangkan untuk menyelesaikan masalah
syarat batas yang sering muncul dalam fisika terapan. Di sini, domain dari masa-
lah syarat batas dibuat diskrit yaitu dengan membaginya menjadi grid-grid ber-
hingga, sehingga diperoleh suatu sistem persamaan aljabar (linear maupun non-
linear). Dengan cara demikian, penyelesaian masalah syarat batas dapat dilaku-
kan dengan menyelesaikan sistem persamaan yang diperoleh.
Di dalam penelitian ini metode multigrid yang digunakan adalah Full
Multigrid V (FMV)-cycle yang merupakan metode multigrid yang lengkap karena
telah memanfaatkan secara bersama skema koreksi grid coarse dan iterasi ter-
sarang (lihat Briggs (1988)). Hasilnya kemudian dibandingkan dengan penye-
lesaian persamaan integral Volterra linear apabila digunakan gabungan metode
fungsi Walsh dan V-cycle yang telah dilakukan oleh Widyaningsih (2000, 155-
161) dan Widyaningsih dkk. (2001) untuk mengetahui efisiensi kedua metode.
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 138 - 152 140
Persamaan Integral Volterra Linear
Bentuk umum persamaan integral, sebagaimana diberikan oleh Jerri (1985)
adalah sebagai berikut.

+ =
) (
. )) ( , , ( ) ( ) ( ) (
x b
a
dt t y t x K x g x y x h (1)
Apabila b(x)=x, maka persamaan (1) menjadi

+ =
x
a
dt t y t x K x g x y x h , )) ( , , ( ) ( ) ( ) ( (2)
dan disebut sebagai persamaan integral Volterra. Apabila h(x)=1, persamaan
integral (2) menjadi

+ =
x
a
dt t y t x K x g x y , )) ( , , ( ) ( ) ( (3)
dan disebut sebagai persamaan integral Volterra tipe dua. Apabila y linear, maka
persamaan (3) dapat dituliskan sebagai berikut.

+ =
x
a
dt t y t x K x g x y , ) ( ) , ( ) ( ) ( (4)
dan disebut sebagai persamaan integral Volterra linear tipe dua.
Penelitian ini hanya akan membahas persamaan integral Volterra linear tipe
dua dengan g(x) dan K diketahui serta y adalah fungsi linear yang akan ditentukan.
Fungsi Walsh
Tahun 1922, Rademacher (dalam Sloss dan Blyth, 1994, 273-283) me-
ngembangkan himpunan fungsi gelombang persegi tidak lengkap ortonormal
pada [0,1]. Selanjutnya, tahun 1923, Walsh (1923, 5-24) mengembangkan him-
punan fungsi gelombang persegi yang lengkap ortonormal, yang selanjutnya
disebut sebagai fungsi Walsh. Chen dan Hsiao (1975, 265-280) mendefinisikan
fungsi Walsh sebagai berikut.
1 ) (
0
= x W
) ( ) (
1 1
x r x W =
0
1
1
2 2
)] ( [ )] ( [ ) ( x r x r x W =
141 Penyelesaian Persamaan Integral Volterra Linear ... (Masduki) 2
M
1
)] ( [ )] ( [ )] ( [ ) (
1
1
1
b
b
q
b
q n
x r x r x r x W
q q
K

=
dengan
1 ) (
2
+ = n Log q
0
1
2
1
1
2 . 2 . 2 . b b b n
q
q
q
q
+ + + =

K
dan
1 2 1
, , , , b b b b
q q q
K

adalah bilangan biner.
Grafik empat fungsi Walsh yang pertama ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Empat Fungsi Walsh Pertama

W
0
(x)
1
W
1
(x)
1
1
-1
0
1 0
-1
W
2
(x) W
3
(x)
1
0
-1
1
1
0
-1
1 1/2
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 138 - 152 142
Sifat Integral Fungsi Walsh
Menurut Corrington (1973, 470-476), setiap integral fungsi Walsh dapat
disajikan sebagai deret fungsi Walsh

=
=
x
i
i i n
W d dx x W
0
0
( ) (
(8)
dengan n=0,1,2, dan d
i
merupakan koefisien deret fungsi Walsh ke-i.
Blyth (1997, 166-172) menuliskan pendekatan integral fungsi Walsh seba-
gai deret dengan koefisien dapat ditentukan dengan menggunakan matrik ope-
rasional P
m
yang telah diberikan oleh Chen dan Hsiao. Apabila

=
=
1
0
), ( ) (
m
i
i i
x W c x f

=
=
x
m
i
i i
x W b dt t f
0
1
0
) ( ) (
(9)
maka

1
0
1
0
m
T
m
m
c
c
P
b
b
M M
dengan

=
0
2 / 2
1
2 / 2
1
2 /
m m
m m
T
m T
m
I
I P
P
dan
.
0
4
1
4
1
2
1
2

=
T
P
Selanjutnya untuk menuliskan deret semacam (9) digunakan konvensi
penjumlahan Einstein dengan i adalah bilangan biner antara 0 hingga m-1.
Metode Multigrid
Masing-masing suku dari persamaan integral Volterra (4) dapat diekspan-
sikan ke dalam deret fungsi Walsh berhingga (m suku). Ekspansi dengan menggu-
nakan deret fungsi Walsh menghasilkan sistem persamaan linear.
c
m
= g
m
+ K
m
c
m
atau A
m
c
m
=g
m
, (10)
dengan A
m
=I
m
-K
m
, dan I
m
adalah matriks identitas serta K
m
adalah matriks orde
m dari K. Dengan demikian menyelesaikan persamaan (10) identik dengan
menyelesaikan persamaan (4) dengan menggunakan metode fungsi Walsh.
143 Penyelesaian Persamaan Integral Volterra Linear ... (Masduki) 2
Selanjutnya didefinisikan W
m
sebagai grid berukuran m, yaitu domain
pada [0,1] pada fungsi Walsh dibagi menjadi m subinterval dengan masing-
masing berukuran 1/m. Grid W
m
selanjutnya disebut dengan grid level m. Notasi
c dan v menunjukkan penyelesaian eksak dan pendekatan. Huruf tebal, v
misalnya, dipakai untuk menyajikan vektor. Penyelesaian pendekatan v pada
grid level tertentu, misal pada grid level m, ditulis dengan v
m
. Sedangkan elemen
ke-i dari vektor tersebut ditulis dengan v
m,i
.
Dalam penelitian ini digunakan galat dan residual, yang dinotasikan de-
ngan e dan r, untuk mengetahui kebaikan dari penyelesaian pendekatan. Galat
dan residual pada grid level m didefinisikan dengan e
m
=c
m
-v
m
dan r
m
=g
m
-A
m
v
m
.
Dengan demikian, penyelesaian A
m
v
m
=g
m
dengan pendekatan awal c
m
ekuivalen
dengan penyelesaian A
m
c
m
=r
m
dengan pendekatan awal c
m
=0.
Full Multigrid V (FMV)-cycle
Pada V-cycle hanya digunakan koreksi grid coarse untuk mendapatkan
penyelesaian pendekatan. Sedangkan ide iterasi tersarang belum dimanfaatkan.
Iterasi tersarang digunakan untuk mendapatkan nilai awal yang baik bagi grid
fine. Pada algoritma Full Multigrid V-cycle, koreksi grid coarse dan ide iterasi ter-
sarang digunakan secara bersama-sama. Dengan demikian penyelesaian yang
diperoleh akan lebih efisien. Skema Full Multigrid V-cycle tiga level ditunjukkan
pada Gambar 2.
Gambar 2: Skema Full Multigrid V-cycle tiga level

m/4
m/2
m
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 138 - 152 144
Briggs (1988) menyajikan algoritma FMV-cycle sebagai berikut.
- Algoritma FMV-cycle
) , (
m m m
FMV g v v
Step 1: Apabila W
m
grid coarsest, lanjutkan step 3
Jika tidak ) v g ( I g
2 /
2 / m m m
m
m m
A
0
2 /

m
v
) g , v ( v
2 / 2 / 2 / m m m
FMV
Step 2: Lakukan
2 / 2 / m
m
m m m
v I v v +
Step 3: Lakukan ) , (
m m m m
MV g v v l
0
kali.
Unit Work Algoritma FMV-cycle
Diperhatikan grid dimensi satu yang terdiri dari m=2
n
titik dengan n adalah
bilangan bulat positif. Diasumsikan untuk melakukan sekali sweep untuk menye-
lesaikan sistem persamaan linear pada grid finest (berorde m x m), misal
m
, me-
merlukan m
2
operasi aritmetik. Briggs (1988) menyatakan satuan untuk mela-
kukan m
2
operasi aritmetik dengan unit work (UW). Selanjutnya, pada W
m/2
dengan matriks orde m/2 x m/2, untuk melakukan sekali sweep diperlukan m
2
/4
operasi aritmetik yang ekuivalen dengan UW. Demikian seterusnya, sehingga
operasi aritmetik yang diperlukan pada grid level tertentu adalah operasi
aritmetik dari grid level sebelumnya.
Pada metode Full Multigrid V-cycle, setiap level dikunjungi sebanyak 2n
untuk n N. Dengan demikian biaya perhitungan untuk melakukan sekali sweep
Full Multigrid V-cycle dengan masing-masing level diperlukan sekali iterasi adalah
.
2
7
...
4
1
. 8
4
1
. 6
4
1
. 4 2
3 2
2
UW m

+
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah eksperimen secara numerik, artinya algoritma
yang telah diturunkan selanjutnya diterapkan dalam kasus-kasus persamaan
145 Penyelesaian Persamaan Integral Volterra Linear ... (Masduki) 2
integral Volterra linear yang telah dipilih. Dalam penelitian ini dipilih kasus yang
penyelesaian eksaknya telah tersedia, khususnya kasus-kasus yang telah dise-
lesaikan dengan metode V-cycle. Selanjutnya hasil numerik dari metode FMV-
cycle dibandingkan dengan hasil numerik dari V-cycle. Dengan demikian keefi-
sienan metode yang baru dikembangkan dapat ditunjukkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini skema FMV-cycle diterapkan pada dua kasus per-
samaan integral Volterra linear yang telah diselesaikan oleh Widyaningsih dkk.
(2001) dengan menggunakan skema V-cycle. Selanjutnya akan dibandingkan
keefisienan kedua skema multigrid tersebut. Untuk menyelesaikan kedua kasus
dengan menggunakan software Matlab.
Kasus 1.
Diberikan persamaan integral Volterra linear yang merupakan persamaan
tipe convolution yang diambil dari Jerri (1985)

=
x
dt t y t x x x y
0
) ( ) ( ) (
(11)
yang mempunyai penyelesaian eksak x x y sin ) ( = . Persamaan (12) dapat ditulis
dalam bentuk

+ =
x x
dt t ty dt t y x x x y
0 0
) ( ) ( ) (
(12)
Dengan mengekspansikan masing-masing suku dari persamaan (12) dengan
deret Walsh

1
0
) ( ) (
m
i
i i
x W c x y
,

1
0
) (
m
i
i i
x W h x
persamaan (12) dapat disajikan dalam bentuk

+ =
x
j j i i
x
j j i i i i i i
dt t W c t W h dt t W c x W h x W h x W c
0 0
) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (
Dengan menggunakan sifat perkalian fungsi Walsh dan pendekatan inte-
gral dari Blyth (1997, 166-172 ), persamaan (12) dapat dituliskan sebagai berikut
) ( ] [ ) ( ] [ ) ( ) ( x W c h p x W c p h x W h x W c
s j j r
T
sr k j
T
kj k i i i i i
+ = (13)
Persamaan (13) membentuk sistem persamaan linear
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 138 - 152 146
m m
T
m m
T
m m m m
c H P c P H h c + = (14)
dengan ] [ ] [
j i ij m
h h H

= = dimana i, j = 0, 1, ..., m-1 ditulis sebagai bilangan
biner dengan adalah operasi penjumlahan modulo 2. Untuk menye-lesaikan
persamaan (16) digunakan metode iterasi Picard
] [ ] 1 [
) (
i
m m
T
m
T
m m m
i
m
c H P P H h c =
+
dengan nilai awal
] 0 ,..., 0 , 0 , 0 , 1 [
1
] 0 [
43 42 1

=
m
m
c
.
Selanjutnya diterapkan skema FMV-cycle untuk memperbaiki penyelesaian
dari metode iterasi Picard. Dalam penelitian ini digunakan level tertinggi m =
64. Unit work dan galat iterasi dari penyelesaian persamaan (14) disajikan dalam
tabel 1.
Tabel 1. Unit Work dan Galat Iterasi Penyelesaian Persamaan (14)
Tabel 1 menunjukkan bahwa unit work yang diperlukan FMV-cycle untuk
mencapai galat toleransi sebesar 10
-13
lebih kecil dibandingkan apabila digunakan
metode iterasi Picard. Tampak pula bahwa FMV-cycle 2 level memberikan unit
work terkecil apabila dibandingkan dengan FMV-cycle 5 level, 4 level maupun
3 level, akan tetapi perbedaan unit worknya tersebut tidak terlalu besar. Dengan
demikian FMV-cycle 2 level merupakan pilihan yang cukup baik untuk menye-
lesaikan persamaan (14).
Unit work yang diperlukan oleh metode Iterasi Picard pada m = 64 sebesar
6.0. Sedangkan pada FMV-cycle diperlukan sebesar 2.5. Dengan demikian skema
FMV-cycle mampu meningkatkan efisiensi sebesar 3.5 UW.
Metode Unit Work Galat Iterasi
FMV-cycle 5 level 3.5 1.4819 x 10
-13
FMV-cycle 4 level 3.44 8.0915 x 10
-13
FMV-cycle 3 level 3.1875 3.1365 x 10
-13
FMV-cycle 2 level 2.5 7.2484 x 10
-13
Iterasi Picard 6.0 7.6710 x 10
-13

147 Penyelesaian Persamaan Integral Volterra Linear ... (Masduki) 2
Berdasarkan unit work yang dihasilkan oleh masing-masing metode pada
kasus 1, FMV-cycle lebih efisien dibandingkan metode iterasi Picard. Dengan
demikian FMV-cycle merupakan pilihan terbaik untuk menyelesaikan persamaan
integral ( 12) dibandingkan metode iterasi Picard.
Selanjutnya penyelesaian yang dilakukan dengan FMV-cycle diban-
dingkan dengan penyelesaian V-cycle yang telah dilakukan oleh Widyaningsih
dkk. (2001) untuk mengetahui keefisienan kedua skema multigrid tersebut.
Perbandingan unit work kedua skema multigrid untuk mencapai galat toleransi
10
-13
ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2. Unit Work Skema FMV-cycle dan V-cycle
Tabel 2 menunjukkan bahwa pada level 3, 4, dan 5 skema V-cycle me-
nunjukkan tingkat efisiensi yang lebih baik dibandingkan FMV-cycle, akan tetapi
perbedaan unit work kedua skema tersebut kecil. Sedangkan pada level 2 skema
FMV-cycle menunjukkan tingkat efisiensi yang lebih baik dibandingkan V-cycle
dengan perbedaan unit work yang cukup signifikan yaitu sebesar 2 UW. Apabila
digunakan pilihan 2 level untuk menyelesaikan persamaan integral (14) maka
FMV-cycle menunjukkan tingkat efisiensi yang lebih baik dibandingkan V-cycle.
Dengan kata lain, penggunaan skema FMV-cycle lebih akurat dibandingkan V-
cyle.
Kasus 2.
Diberikan persamaan integral Volterra linear yang diambil dari Jerri (1985)

+ =
x
dt t y t x x x y
0
) ( ) cos( 2 sin ) (
(15)
yang mempunyai penyelesaian eksak
x
xe x y = ) ( . Persamaan (15) dapat ditulis
dalam bentuk

+ + =
x x
dt t y t x dt t y t x x x y
0 0
) ( sin sin 2 ) ( cos cos 2 sin ) (
(16)
Unit Work
Level
V-cycle FMV-cycle
5 2.7 3.5
4 2.66 3.44
3 2.56 3.2
2 4.5 2.5

Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 138 - 152 148
Dengan mengekspansikan masing-masing suku dari persamaan (16)
dengan deret Walsh

1
0
) ( ) (
m
i
i i
x W c x y
,

1
0
) ( sin
m
i
i i
x W q x
,

1
0
) ( cos
m
i
i i
x W l x
menghasilkan sistem persamaan linear
m m
T
m m m
T
m m m m
c Q P Q L P L q c ) 2 2 ( + + = (17)
dengan ] [ ] [
j i ij m
l l L

= = dan ] [ ] [
j i ij m
q q Q

= = dimana i, j = 0, 1, ..., m-1
ditulis sebagai bilangan biner dengan adalah operasi penjumlahan modulo 2.
Unit work dan galat iterasi dari penyelesaian persamaan (17) disajikan dalam
tabel 3.
Tabel 3. Unit Work dan Galat Iterasi Penyelesaian Persamaan (17)
Tabel 3 menunjukkan bahwa unit work yang diperlukan FMV-cycle untuk
mencapai galat toleransi sebesar 10
-7
lebih kecil dibandingkan apabila digunakan
metode iterasi Picard. Tampak pula bahwa FMV-cycle 2 level memberikan unit
work terkecil apabila dibandingkan dengan FMV-cycle 5 level, 4 level maupun
3 level, akan tetapi perbedaan unit worknya tersebut tidak terlalu besar. Dengan
demikian FMV-cycle 2 level merupakan pilihan yang cukup baik untuk menye-
lesaikan persamaan (17).
Unit work yang diperlukan oleh metode Iterasi Picard pada m = 64 sebesar
5.0. dengan galat iterasi 6.6565 x 10
-7
. Sedangkan pada FMV-cycle hanya
diperlukan sebesar 2.5 UW untuk mendapatkan galat iterasi sebesar 4.3217 x
10
-8
. Dengan demikian skema FMV-cycle mampu meningkatkan efisiensi sebesar
2.5 UW.
Metode Unit Work Galat Iterasi
FMV-cycle 5 level 3.5 4.0211 x 10
-8
FMV-cycle 4 level 3.44 6.7576 x 10
-8
FMV-cycle 3 level 3.1875 1.6669 x 10
-7
FMV-cycle 2 level 2.5 4.3217 x 10
-8
Iterasi Picard 5.0 6.6565 x 10
-7
149 Penyelesaian Persamaan Integral Volterra Linear ... (Masduki) 2
Berdasarkan unit work yang dihasilkan oleh masing-masing metode pada
kasus 1, FMV-cycle lebih efisien dibandingkan metode iterasi Picard. Dengan
demikian FMV-cycle merupakan pilihan terbaik untuk menyelesaikan persamaan
integral (17) dibandingkan metode iterasi Picard.
Selanjutnya penyelesaian yang dilakukan dengan FMV-cycle
dibandingkan dengan penyelesaian V-cycle yang telah dilakukan oleh
Widyaningsih dkk. (2001) untuk mengetahui tingkat efisiensi kedua skema
multigrid tersebut. Perbandingan unit work kedua skema multigrid untuk men-
capai galat toleransi 10
-7
disajikan dalam tabel 4.
Tabel 4: Unit Work Skema FMV-cycle dan V-cycle
Tabel 4 menunjukkan bahwa pada level 2, 4, dan 5 skema V-cycle menun-
jukkan tingkat efisiensi yang lebih baik dibandingkan FMV-cycle, akan tetapi
perbedaan unit work kedua skema tersebut kecil (0.25 0.8 UW). Sedangkan
pada level 3 skema FMV-cycle menunjukkan tingkat efisiensi yang lebih baik
dibandingkan V-cycle dengan perbedaan unit work yang cukup signifikan yaitu
sebesar 1.925 UW. Apabila digunakan pilihan 2 level untuk menyelesaikan
persamaan integral (17) maka FMV-cycle dan V-cycle memberikan tingkat efi-
siensi yang hampir sama. Tetapi apabila digunakan pilihan 3 level untuk menye-
lesaikan persamaan integral (17) maka FMV-cycle menunjukkan tingkat efisiensi
yang lebih baik dibandingkan V-cycle. Dengan kata lain, penggunaan skema
FMV-cycle lebih akurat dibandingkan V-cyle.
SIMPULAN DAN SARAN
Eksperimen numerik menunjukkan bahwa penggabungan fungsi Walsh
dan skema multigrid khususnya FMV-cycle mampu meningkatkan efisiensi pe-
nyelesaian persamaan integral Volterra linear dibandingkan apabila digunakan
Unit Work
Level
V-cycle FMV-cycle
5 2.7 3.5
4 2.66 3.44
3 5.125 3.2
2 2.25 2.5

Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 138 - 152 150
metode iterasi Picard. Lebih jauh, penggunaan skema FMV-cycle pada level ter-
tentu (level 2 pada kasus 1 dan level 3 pada kasus 2) memberikan tingkat efisiensi
yang lebih baik dibandingkan skema V-cycle.
Penelitian lanjutan yang dapat disarankan adalah pengembangan algo-
ritma penyelesaian persamaan integral Volterra yang lebih efektif dan efisien.
Penelitian tentang kestabilan metode multigrid juga merupakan bidang yang
masih terbuka luas. Selain itu perluasan kasus persamaan integral Volterra yang
diselesaikan akan memberikan kesimpulan yang lebih luas.
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti ucapkan terimakasih khususnya kepada Lembaga Penelitian Univ.
Muhammadiyah Surakarta yang telah membiayai penelitian ini. Selanjutnya
kepada Drs. Budi Murtiyasa, M.Kom yang telah bersedia menjadi konsultan
untuk pembuatan program dengan matlab. Kepada para dosen senior dan teman
sejawat yang telah memberikan masukan-masukan dalam seminar penelitian
saya ucapkan banyak terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Beauchamp, K. G., 1975, Walsh Function and Their Applications, Academic Press,
London.
Blyth, W. F., 1997, Efficient and Accurate Parameter Estimation for linear, Bilinear
and Nonlinear Systems using Walsh Function, Proceeding of Workshop
on Scientific Computing Hong Kong 1997, editor G. H. Golub, S. H.
Lui, F. T. Luk, dan R. J. Plemmons, Springer, Hal: 166-172.
Blyth, W. F., May, R. L., and Widyaningsih, P., 1997, The Solution of Integral
Equations using Walsh Function and A Multigrid Approach,
Computational Techniques and Applications: CTAC97 Proceedings
of Eight Biennial Conference, editor J. Noye, M. Tuebner, and A. Gill,
Computational Mathematics Group, World Scientific Publishing Co,
Hal: 99-106.
Blyth, W. F. and Uljanov, V., 1996, Numerical Solution of Weakly Singular Fredholm
Integral Equations using Walsh Functions, Computational Techniques
and Applications: CTAC95, Hal: 137-143.
Briggs, B. L., 1988, A Multigrid Tutorial, Second ed., Society for Industrial and
Applied Mathematics, Philadelphia.
151 Penyelesaian Persamaan Integral Volterra Linear ... (Masduki) 2
Chen, C. F. and Hsiao, C. H., 1975, A Walsh Series Direct Method for Solving
Variational Problems, Journal of The Franklin Institute, Vol: 4, No: 300,
Hal: 265-280.
Corrington, M. S., 1973, Solution of Differential Equations with Walsh Function,
IEEE Transactions on Circuit Theory, No: 5, Hal: 470-476.
Golberg, M. A., 1978, Solution Methods for Integral Equations: A Survey of
Numerical Methods for Integral Equations, Plennum Press, New York,
Hal: 1-58.
Jerri, A. J., 1985, Introduction to Integral Equations with Applications, Marcel
Dekker Inc., New York.
Paley, R. E. A., 1932, A Remarkable Series of Orthogonal Functions, Proceeding
London Mathematics Society, Vol: 34, Hal: 241-279.
Sloss, B. G., and Blyth, W. F., 1984, A-priori Error Estimates for Corringtons
Walsh Function Method, Journal of Franklin Institute, Vol: 331B, No: 3,
Hal: 273-283.
Uljanov, V., and Blyth, W. F., 1996, Numerical Solution of Urysohn Integral Equation
using Walsh Function, The Role of Mathematics in Modern Engineering:
first Biennial Engineering Mathemattcs Conference: AEMC94 (Alan
K. Easton and Joseph M. Steiner, eds), The Engineering Mathematics
Group (EMG), Australian and New Zealand Industrial and Applied
Mathematics (ANZIAM), Australian Mathematics Society and
Student Litterature, Hal: 621-628.
Walsh, J. L., 1923, A Closed Set of Normal Orthogonal Functions, American Journal
of Mathematics, No: 45, Hal: 5-24.
Widyaningsih, P., 2000, Penyelesaian Persamaan Integral Volterra Linear dengan
Metode Fungsi Walsh dan Ekstrapolasi Richardson, Makalah
dipresentasikan pada Seminar Nasional Matematika yang
diselenggarakan oleh HAMPPS UGM Yogyakarta, September.
Widyaningsih, P., 2000, Efficiency of Walsh Function Method in Solving Linear
Volterra Integral Equations using V-cycle, MIHMI, Vol: 6, No: 3, Hal:
155-161.
Widyaningsih, P., 2001, Penyelesaian Persamaan Integral Volterra Nonlinear dengan
Fungsi Walsh dan Ekstrapolasi Richardson, Makalah disampaikan dalam
Seminar Nasional Matematika dan Konferda Matematika VII HimMi
Jateng-DIY di UII Yogyakarta, Februari.
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 138 - 152 152
Widyaningsih, P. dan Masduki., 2001, Penerapan Metode Fungsi Walsh dan
Ekstrapolasi Richardson untuk Menyelesaikan Persamaan Integral Volterra
Nonlinear, Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Matematika
dan Konferda Matematika VII HimMi Jateng-DIY di UII Yogyakarta,
Februari.
Widyaningsih, P., Sutrima, dan Pratiwi, H., 2001, Penyelesaian Persamaan Integral
Volterra dengan Metode Fungsi Walsh dan Pendekatan Multigrid, Technical
Report Jurusan Matematika FMIPA UNS Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai