0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
690 tayangan10 halaman

Routing Statis

Modul ini membahas tentang routing statis dan default routing. Routing statis digunakan untuk merutekan paket secara manual dengan mengkonfigurasi tabel routing secara statis. Sedangkan default routing digunakan untuk merutekan paket tujuan yang tidak terdapat dalam tabel routing.

Diunggah oleh

Khadik AyahNa Azizi
Hak Cipta
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
690 tayangan10 halaman

Routing Statis

Modul ini membahas tentang routing statis dan default routing. Routing statis digunakan untuk merutekan paket secara manual dengan mengkonfigurasi tabel routing secara statis. Sedangkan default routing digunakan untuk merutekan paket tujuan yang tidak terdapat dalam tabel routing.

Diunggah oleh

Khadik AyahNa Azizi
Hak Cipta
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 10

Modul 7.

Routing Statis
Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain ataupun dapat diberikan secara statis ke router lain. Setelah mengikuti modul ini diharapkan Anda mampu: 7.1. Pendahuluan Seorang administrator memilih suatu protokol routing dinamis berdasarkan keadaan topologi jaringannya. Misalnya berapa ukuran dari jaringan, bandwidth yang tersedia, proses power dalam router, merek dan model dari router, dan protokol yang digunakan dalam jaringan. Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual. Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus dilakukan secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan routing statis, maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untuk melakukan update table routing. Karena itu routing statis hanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil. Sedangkan routing dinamis bias diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan kemampuan lebih dari administrator.

11

Dasar Router Ida Nurhaida

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Gambar 7.1. Tipe-tipe routing 7.2 Routing statis Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian: Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data

Seorang administrator harus menggunakan perintah ip route secara manual untuk mengkonfigurasi router dengan routing statis.

Gambar 7.2 Contoh perintah IP Route

Gambar 7.3 Menentukan outgoing interface

11

Dasar Router Ida Nurhaida

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Gambar 7.4 Menentukan next-hop IP address Pada gambar 7.3 dan 7.4 di atas, administrator jaringan dari router Hoboken harus mengkonfigurasi routing statis ke jaringan 172.17.1.0/24 dan 172.17.5.0/24. Karena itu administrator memasukkan 2 perintah ke router. Administrative distance adalah parameter tambahan yang menunjukkan reliabilitas dari rute. Semakin kecil nilai administrative distance semakin reliable rutenya. Oleh karena itu rute dengan administrative distance yang lebih kecil harus diberikan pertama kali sebelum administrative distance yang lebih besar diberikan. Default administrative distance saat menggunakan routing statis adalah 1. Ketika interface luar dikonfigurasi sebagai gateway, routing statis akan ditunjukkan dalam tabel routing sebagai informasi yang directly connected. Untuk melihat informasi administrative distance digunakan perintah show ip route. Nilai dari administrative distance adalah antara 0 sampai dengan 255 yang diberikan setelah next-hop atau outgoing interface. Contoh: waycross(config)#ip route 172.17.3.0 255.255.255.0 172.17.4.1 130 Jika interface dari router down, rute tidak akan dimasukkan ke table routing. Kadang-kadang routing statis digunakan untuk tujuan backup. Routing statis dapat dikonfigurasi dalam router

11

Dasar Router Ida Nurhaida

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

yang hanya akan digunakan ketika routing dinamis mengalami kegagalan. Untuk menggunakan routing statis sebagai backup, harus dilakukan seting administrative distance ke nilai yang lebih besar daripada protokol routing dinamis yang digunakan. 7.2.1 Konfigurasi routing statis Langkah-langkah untuk melakukan konfigurasi routing statis adalah sebagai berikut: Langkah 1 tentukan dahulu prefix jaringan, subnet mask dan address. Address bias saja interface local atau next hop address yang menuju tujuan. Langkah 2 masuk ke mode global configuration. Langkah 3 ketik perintah ip route dengan prefix dam mask yang diikuti dengan address seperti yang sudah ditentukan di langkah 1. Sedangkan untuk administrative distance bersifat tambahan, boleh digunakan boleh tidak. Langkah 4 ulangi langkah 3 untuk semua jaringan yang dituju yang telah ditentukan pada langkah 1. Langkah 5 keluar dai mode global configuration. Langkah 7 gunakan perintah copy running-config startup-config untuk menyimpan konfigurasi yang sedang aktif ke NVRAM. Contoh jaringan sederhana dengan 3 router seperti yang ditunjukkan oleh gambar 7.5 berikut ini.

Gambar 7.5 Konfigurasi sederhana dengan 3 router

11

Dasar Router Ida Nurhaida

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Router Hoboken harus dikonfigurasi sehingga dapat mencapai jaringan 172.17.10 dan jaringan 172.17.5.0. Kedua jaringan subnet masknya 255.255.255.0. Paket yang tujuannya ke jaringan 172.17.1.0 harus dirutekan ke Sterling dan paket yang ditujuan ke jaringan 172.17.5.0 haus dirutekan ke Waycross. Dalam hal ini routing statis bisa digunakan. Kedua routing statis tersebut akan dikonfigurasi menggunakan interface local sebagai gateway ke jaringan yang dituju. Seperti yang ditunjukkan oleh gambar 7.7.

Gambar 7.6 Penggunaan interface local sebagai gateway Dua routing statis yang sama juga dapat dikonfigurasi dengan next-hop address sebagai gateway. Seperti yang ditunjukkan oleh gambar 7.7. Rute pertama ke jaringan 172.17.1.0 dengan gateway ke 172.17.2.1. Sedangkan rute kedua ke jaringan 172.17.5.0 dengan gateway ke 172.17.4.2. Administrative distance tidak digunakan, sehingga defaultnya bernilai 1.

Gambar 7.7 Penggunaan next-hop

11

Dasar Router Ida Nurhaida

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

7.3 Routing Default Default routing digunakan untuk merutekan paket dengan tujuan yang tidak sama dengan routing yang ada dalam table routing. Secara tipikal router dikonfigurasi dengan cara routing default untuk trafik internet. Routing default secara actual menggunakan format: ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 [next-hop-address | outgoing interface ] Mask 0.0.0.0, secara logika jika kita AND-kan dengan IP address tujuan selalu menunjuk ke jaringan 0.0.0.0. Jika paket tidak cocok dengan rute yang ada dalam table routing, maka paket akan dirutekan ke jaringan 0.0.0.0. Di bawah ini adalah langkah-langkah untuk mengkonfigurasi routing default: Langkah 1 masuk mode global configuration. Langkah 2 ketik perintah ip route dengan 0.0.0.0 sebagi prefix dan 0.0.0.0 sebagai mask. Alamat tambahan untuk routing default dapat berupa address dari local interface yang terhubung langsung ke jaringan luar atau IP address dari next-hop router. Langkah 3 keluar dari mode global config. Langkah 4 gunakan perintah copy running-config startup-config untuk menyimpan konfigurasi yang sedang jalan ke NVRAM. Pada halaman sebelumnya, routing statis yang dikonfigurasi dalam Hoboken akses ke jaringan 172.17.1.0 pada Sterling dan 172.17.5.0 pada Waycross. Sekarang seharusnya kemungkinan rute paket ke dua jaringan tersebut dari Hoboken. Bagaimanapun, Sterling dan Waycross tidak tahu bagaimana mengembalikan paket ke jaringan yang lain yang terhubung langsung. Routing statis dapat dikonfigurasi pada Sterling dan Waycross untuk mencapai jaringan tujuan. Sterling terhubung ke semua jaringan yang tidak terhubung langsung melalui interface serial 0. Waycross hanya satu koneksi ke semua jaringan yang tidak terhubung langsung melalui interface serial 1. Routing default pada Sterling dan Waycross akan digunakan untuk rut eke semua paket yang ditujukan untuk jaringan yang tidak terhubung langsung. Setelah routing statis dikonfigurasi, langkah selanjutnya adalah hal yang sangat penting untuk melakukan verifikasi apakah table routing dan proses routingnya bekerja dengan baik. Perintah untuk melihat konfigurasi yang sedang aktif dan untuk mem-verifikasi routing statis adalah show running-config dan show ip route. Adapaun langkah-langkah untuk melakukan verifikasi konfigurasi routing statis adalah:

11

Dasar Router Ida Nurhaida

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Gambar 7.8 Jaringan yang tidak terhubung langsung Berikan perintah show running-config dalam privileged mode untuk melihat konfigurasi yang sedang aktif Verifikasi routing statis yang telah dimasukkan. Jika rute tidak benar, maka diperlukan kembali lagi ke mode global config untuk menghapus routing statis yang salah dan masukkan routing yang benar Berikan perintah show ip route Verifikasi lagi, apakah table routing yang dimasukkan sudah sesuai dengan tujuan dari hasil perintah tersebut

Gambar 7.9 Jaringan yang tidak terhubung langsung

11

Dasar Router Ida Nurhaida

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

7.4. Troubleshooting konfigurasi routing statis Pada sub bab ini diberikan contoh konfigurasi routing statis dalam Hoboken untuk mengakses jaringan pada Sterling dan Waycross, seperti yang dilihat pada gambar di bawah ini. Pada konfigurasi di router Sterling jaringan 172.17.1.0 tidak dapat mencapai jaringan di Waycross 172.17.5.0.

Gambar 7.10 Jaringan yang tidak terhubung langsung

Gambar 7.11 Langkah troubleshooting dengan perintah show ip route

11

Dasar Router Ida Nurhaida

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Dari mode privileged EXEC pada router Sterling, ping ke node pada jaringan 172.17.5.0. Pada gambar di bawah ini menunjukkan perintah ping yang gagal, sekarang gunakan perintah traceroute dari Sterling ke alamat yang digunakan pada perintah ping.

Gambar 7.12 Troubleshooting konfigurasi routing statis Catatan dimana traceroute mengalami kegagalan. Traceroute menandakan bahwa paket ICMP dikembalikan oleh Hoboken tapi tidak dari Waycross. Hal ini berarti masalah terjadi pada Hoboken atau Waycross. Lakukan telnet ke router Hoboken. Coba kembali ping ke node pada jaringan 172.17.5.0 yang terhubung ke router Waycross. Perintah ping ini seharusnya berhasil karena Hoboken terhubung langsung ke Waycross.

Gambar 7.13 Troubleshooting konfigurasi routing statis

11

Dasar Router Ida Nurhaida

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Referensi : [1] Todd Lamle, CCNA Study Guide, PT. Elex Media Komputindo, 2005 [2] http://downloads-dlm.netacadcdn.net/cnams/resourcewindow/curr_downloadables/en_ERouting_v4050_ACC_Windows.zi p?userID=4091251. Akses terakhir tanggal 10 April 2011. [3] http://student.eepis-its.edu/~izankboy/laporan/Jaringan/ccna2-7.pdf. Akses terakhir tanggal 15 April 2011.

11

10

Dasar Router Ida Nurhaida

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai