0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2K tayangan26 halaman

Pengalamatan Ip Address

Dokumen ini membahas tentang pengalamatan IP address dan langkah-langkah berbagi folder dan printer. IP address digunakan untuk memberikan identitas setiap perangkat di jaringan. Ada beberapa kelas IP address yaitu kelas A, B, C, D, dan E. Dokumen ini juga menjelaskan tentang alamat jaringan, alamat siar, dan alamat multicast.

Diunggah oleh

Haruno Musashi
Hak Cipta
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2K tayangan26 halaman

Pengalamatan Ip Address

Dokumen ini membahas tentang pengalamatan IP address dan langkah-langkah berbagi folder dan printer. IP address digunakan untuk memberikan identitas setiap perangkat di jaringan. Ada beberapa kelas IP address yaitu kelas A, B, C, D, dan E. Dokumen ini juga menjelaskan tentang alamat jaringan, alamat siar, dan alamat multicast.

Diunggah oleh

Haruno Musashi
Hak Cipta
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 26

MAKALAH PRAKTIKUM JARKOM

TENTANG

PENGALAMATAN IP ADDRESS DAN LANGKAH-LANGKAH SHARE FOLDER & PRINTER


(Tugas Pertemuan III & IV)

Oleh: NAMA : ARJUNA NIM : 1110520205 JURUSAN : S1 TEKNOLOGI INFORMATIKA KELAS : IV C

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) BUMIGORA MATARAM 2013/2014

PENGALAMATAN IP ADDRESS
(Pertemuan III) 1.Pendahuluan
IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interadce komputer. Jika suatu komputer memiliki lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita harus memberi dua IP address untuk komputer tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya.

2.Format IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut : xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000. 00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan notasi desimal bertitik. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :

Desimal Biner

167
10100111

205
11001101

206
11001110

100
01100100

Format IP Address

3.Pembagian Kelas IP Address


Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu. IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian

awal dari IP Address merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keprluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut : Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini:

0-127 0nnnnnnn
Bit-bit Network

0-255 hhhhhhhh

0-255 hhhhhhhh
Bit-bit Host

0-255 hhhhhhhh

IP address kelas A

Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer mempunyai IP address 167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host ID = 26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.

128-191 10nnnnnn
Bit-bit Network

0-255 nnnnnnnn

0-255 hhhhhhhh
Bit-bit Host

0-255 hhhhhhhh

IP address kelas B

IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit

sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host.

192-223 110nnnnn

0-255 nnnnnnnn
Bit-bit Network

0-255 nnnnnnnn

0-255 hhhhhhhh
Bit-bit Host

IP address kelas C

IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID.

IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255. Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP address

yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan network prefix adalah dengan tanda slash / yang diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan penulisan 167.205/16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network prefix kelas B.

4.Address Khusus
Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah: Network Address. Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 167.205.9.35. Tanpa memakai subnet (akan diterangkan kemudian), network address dari host ini adalah 167.205.0.0. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address (167.205) untuk menentukan ke router mana datagram tersebut harus dikirimkan. Analoginya mirip dengan dalam proses pengantaran surat, petugas penyortir pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca selutuh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut.

Broadcast Address. Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim datagram kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi datagram-datagram tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima datagram tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus memiliki broadcast address yang sama dan address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu. Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram : pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing. Multicast Address. Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram-datagram unicast. Artinya, datagram/paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. Hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk seluruh host pada suatu jaringan, maka field address tujuan ini akan berisi alamat broadcast dari jaringan yang bersangkutan. Dari dua mode pengiriman ini (unicast dan broadcast), muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host group), dengan hanya mengirimkan satu datagram saja. Namun berbeda dengan mode broadcast, hanya hosthost yang tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima datagram ini, sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu, dikenalkan konsep multicast. Pada konsep ini, setiap group yang menjalankan aplikasi bersama mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast address dapat dilihat pada Gambar berikut.

224-239 1110xxxx

0-255 xxxxxxxx

0-255 xxxxxxxx

0-255 xxxxxxxx

Struktur IP Address Kelas Multicast Address

Untuk keperluan multicast, sejumlah IP Address dialokasikan sebagai multicast address. Jika struktur IP Address mengikuti bentuk 1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk desimal 224.0.0.0 sampai 239.255.255.255), maka IP Address merupakan multicast address. Alokasi ini ditujukan untuk keperluan group, bukan untuk host seperti pada kelas A, B dan C. Anggota group adalah host-host yang ingin bergabung dalam group tersebut. Anggota ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu subnet, namun bisa mencapai seluruh dunia. Karena menyerupai suatu backbone, maka jaringan muticast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone (Mbone).

5.Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID


Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan : Network ID tidak boleh sama dengan 127 Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255 Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host. Host ID harus unik dalam suatu network. Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.

6.Subnetting
Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting. Esensi dari subnetting adalah memindahkan garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari

suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network. Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut. Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network. Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit (subnet mask ) kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan struktur IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP Address yang ditutupi (masking) oleh bit-bit subnet mask yang aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet mask berarti mengaktifkan masking ( on ), sedangkan bit 0 tidak aktif ( off ). Sebagai contoh kasus, mari kita ambil satu IP Address kelas A dengan nomor 44.132.1.20. Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut :
44 132
IP Address

20

00101100 10000100 00000001 00010100

255 255 0 0 11111111 11111111 00000000 00000000


Subnet Mask

44 132 0 0 00101100 10000100 00000000 00000000


Network Address

44

132

255

255

00101100 10000100 11111111 11111111


Broadcast Address

Subnetting 16 bit pada IP Address kelas A

Dengan aturan standard, nomor network IP Address ini adalah 44 dan nomor host adalah 132.1.20. Network tersebut dapat menampung maksimum lebih dari 16 juta host yang terhubung langsung. Misalkan pada address ini akan akan diimplementasikan subnet mask sebanyak 16 bit 255.255.0.0.( Hexa = FF.FF.00.00 atau Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000 ). Perhatikan bahwa pada 16 bit pertama dari subnet mask tersebut berharga 1, sedangkan 16 bit

berikutnya 0. Dengan demikian, 16 bit pertama dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai network bit. Nomor network akan berubah menjadi 44.132 dan nomor host menjadi 1.20. Kapasitas maksimum host yang langsung terhubung pada network menjadi sekitar 65 ribu host. Subnet mask di atas identik dengan standard IP Address kelas B. Dengan menerapkan subnet mask tersebut pada satu network kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan kapasitas masing-masing subnet setara network kelas B. Penerapan subnet yang lebih jauh seperti 255.255.255.0 ( 24 bit ) pada kelas A akan menghasilkan jumlah network yang lebih besar ( lebih dari 65 ribu network ) dengan kapasitas masing-masing subnet sebesar 256 host. Network kelas C juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa subnet dengan menerapkan subnet mask yang lebih tinggi seperti untuk 25 bit (255.255.255.128), 26 bit (255.255.255.192), 27 bit ( 255.255.255.224) dan seterusnya. Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada IP Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network Address dan Broadcast Address. Network address didefinisikan dengan menset seluruh bit host berharga 0, sedangkan broadcast address dengan menset bit host berharga 1. Seperti yang telah dijelasakan pada bagian sebelumnya, network address adalah alamat network yang berguna pada informasi routing. Suatu host yang tidak perlu mengetahui address seluruh host yang ada pada network yang lain. Informasi yang dibutuhkannya hanyalah address dari network yang akan dihubungi serta gateway untuk mencapai network tersebut. Ilustrasi mengenai subnetting, network address dan broadcast address dapat dilihat pada Tabel di bawah. Dari tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor network standard dari suatu IP Address diubah menjadi nomor subnet / subnet address melalui subnetting.

IP Address 44.132.1.20 81.150.2.3 167.205.2.100

Network Address Standard 44.0.0.0 81.0.0.0 167.205.0.0

Subnet Mask 255.255.0.0 (16 bit)

Interpretasi

Broadcast Address

Host 1.20 pada 44.132.255.255 subnet 44.132.0.0

255.255.255.0 (24 Host 3 pada 81.50.2.255 bit) subnet 81.50.2.0 255.255.255.128 (25 bit) 255.255.255.192 (26 bit) Host 100 pada 167.205.2.127 Subnet 167.205.2.0 Host 130 pada 167.205.2.191 subnet 167.205.2.128

167.205.2. 130

167.205.0.0

Beberapa kombinasi IP Address, Netmask dan network number

Subnetting hanya berlaku pada network lokal. Bagi network di luar network lokal, nomor network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP Address.

Pengenalan Jendela Cisco Paket Tracer


jendela-jendela Cisco

Paket Tracer

Tampilan Jendela Cisco Packet Tracer 5.3


a. Router

b. Switch

Switch akan kita pakai untuk menghubungkan banyak computer yang mempunyai port-port penyambungan.
c. Komputer

di gunakan untuk menyambungkan sebuah jaringan computer. Pada point (a) Komputer, (b) Laptop, (c) Server d. Kabel

Gambar : Connections / Kabel (a) Kabel Otomatis, (b) Kabel Straight, (c) Kabel Crossover
a. Straight akan digunakan untuk menghubungkan device-device yang berbeda, missal : a. PC Hub b. PC Switch c. Router Hub d. Router Switch b. Sedangkan Cross digunakan untuk menghubungkan device-device yang sama, missal : a. Komputer Komputer b. Switch Hub c. Switch Switch d. Router Router e. Router PC c. Untuk Router PC juga bisa digunakan kabel rollover d. jika kita kesulitan menentukan kita harus menggunakan kabel (b) straight atau (c) crossover, maka gunakanlah bantuan kabel (a), dia akan mengotomatisasi penggunaan kabel yang benar yang sesuai dengan kebutuhan

Jaringan Router
menghubungkan sebuah jaringan computer dengan subnet / gang yang berbedadan studi kasusnya akan kita coba untuk menghubungkan IP Class yang berbeda Missal di STMIK mempunyai 2 buah Lab Komputer. Lab A dan Lab B. Lab A itu terhubung dengan Speedy dengan ip address 192.168.1.10 dst. Sedangkan untuk Lab B itu hanya jaringan LAN biasa, jadi kita setting 192.168.0.10, nah, kalau kita langsung ping menggunakan Switch, ini jelas tidak akan terhubung atau RTO (Request Time Out). sekarang coba designkan saya sebuah jaringan Komputer seperti dibawah ini

Gambar 1 : Jaringan Komputer Lab A Jika sudah mendesign Jaringan Komputer Lab A, sekarang kita coba untuk mendesign Jaringan Komputer Lab B

Gambar 2 : Jaringan Komputer Lab B Kalo sudah Jadi, designnya

Gambar 3 : Gambar Design seluruhnya coba diping untuk tiap-tiap jaringan di lab masing-masing Nah, pertanyaannya adalahkenapa g kita hubungkan langsung aja dari switch ke switchkan portnya masih banyak tuhoke, kita cobaterus kita ping, apakah bisa terhubung Kabel yang digunakan untuk jaringan SWITCH SWITCH adalah Crossover

Gambar 4 : Contoh design jaringan yang salah Kenapa salah,,? nah, lihat aja, ketika di ping dari computer A01 ke B01yang terjadi adalah RTO

Gambar 5 : Request Time Out ini jelas tidak bisa berhubung karena subnet setiap computer jelas berbeda atau gang yang ada, Lab A adalah Gang 1 dan Lab B adalah Gang 0untuk itu, kita membutuhkan sebuah router untuk menghubungkan kedua jaringan tersebut Oke kita coba

Gambar 6 : Jaringan Router Nah, ini kalo mau di PING jelasnya masih g bisa guys, tuh lihat routernya masih mati yang harus kita atur adalah IP Addressnyakita coba setting untuk fa 0/0 adalah 192.168.1.20 dan fa 0/1 adalah 192.168.0.20 Caranya :
Klik 2x pada router masuk ke Tab CLI..

Gambar 7 : Tab CLI dan Perintahnya


Perintah-perintahnya : a. Awalnya ada pertanyaan tuh, kita ketikkan aja no b. Enable c. Configure terminal d. Interface fa 0/0 --> Karena yang akan kita setting fashethernet ke 0/0 e. Ip address 192.168.1.20 255.255.255.0 --> setting ip address dan subnet mask.. f. No shutdown g. Exit --> keluar dari interface 0/0 h. Exit --> keluar dari configure terminal

i. Write --> menyimpan j. Exit --> keluar dari router Sekarang coba lakukan configurasi untuk Router interface fa 0/1, caranya sama kayak diatas. Tapi ip addressnya dirubah jadi 192.168.0.20 yalangkah-langkahnya dari point b s/d j lagi..

Tahap selanjutnya adalah mengatur GATEWAY untuk masing-masing Komputer. Missal saya contohkan satu aja ya untuk computer A01

Gambar 8 : Gateway untuk Komputer A01 Seluruh komputernya diatur jika sudah, coba kembali kita ping dari computer A01 ke B01,,,perhatikan command prompt berikut ini

Gambar 9 : Reply

Membuat Jaringan Wireless

Gambar 1 : Design Jaringan Wireless dengan menggunkan PC kalau kita menggunakan PC standart seperti diatas, untuk jaringan wireless, kita harus memasangkan peralatan baru untuk PC tersebut, berupa Wireless LAN, karena secara default, PC tersebut hanya mempunyai sebuah LAN Card, tanpa WLAN.. kita coba memasangnya
1. Klik 2x pada PC01, akan tampil kotak dialog seperti dibawah ini

Gambar 2 : Proses Pemasangan WLAN Card pada PC


2. Klik point (1) untuk menampilkan keseluruhan pada PC 3. Klik point (2) untuk mematikan PC, hal ini harus dilakukan atau PC harus mati sebelum kita memasang WLAN Card 4. Klik point (3) Linksys merupakan merk WLAN yang akan kita pasang pada PC kita. 5. Klik point (4) point ini merupakan LAN yang akan kita lepas dan kita ganti WLAN, cara melepasnya, klik tahan pada point no 4, lalu tarik pada point no5sampai kelihatan kosong seperti gambar dibawah ini

Gambar 3 : LAN Card sudah dilepas dari PC


6. Berikutnya adalah memasang WLAN Card, caranya, klik tahan point no5, dan geser atau tarik pada point no 4, sampai berubah menjadi seperti berikut

Gambar 4 : WLAN Card sudah terpasang


7. Jika langkah ke-6 sudah dilakukan, PC harus dihidupkan untuk mensettting IP Address, klik pada tanda merah gambar 4. 8. Berikutnya, atur ip address PC01 menjadi 192.168.2.1 9. Lakukan hal yang sama pada PC02 dan atur ip addressnya menjadi 192.168.2.2 10. Jika sukses, gambar terakhir yang dapat kita lihat adalah seperti berikut.

Gambar 5 : Keren juga ya, kayak sungguhan aja,,,wheheheheada signalnya tuh


11. Sekarang coba kita ping dari PC01 ke PC02apa yang akan terjadi

Gambar 6 : ping sukses,,,

LANGKAH-LANGKAH SHARE FOLDER & PRINTER


(Pertemuan IV)

Langkah langkah sharing folder antar windows pada jaringan komputer : 1. Setting IP untuk kedua komputer sebagai berikut : a) Klik Start Klik Control Panel Klik Network and Internet Network and Sharing Center Change adapter setting b) Klik kanan pada Local Area Connection Pilih properties c) Klik pada Internet Protocol versi 4 (TCP/Ipv4) kemudian klik Properties d) Centang pada use the following ip address kemudian isikan

e) IP address 192.168.1.1 pada komputer pertama f) IP address 192.168.1.2 pada komputer kedua g) Angka 1 dan dua yang terakhir bisa anda rubah diantara angka 1 sampai 255 h) Subnet mask 255.255.255.0 (untuk kedua komputer) i) Kemudian Tekan OK.

2. Menonaktifkan password untuk sharing data. Caranya adalah sebagai berikut: a) Klik Start Klik Control Panel Klik Network and Internet Network and Sharing Center Change advanced sharing setting b) Pada bagian home or work cari password protecting sharing kemudian pilih Turn off password protecting sharing (yang selain password protecting sharing silahkan di on kan semua) c) Klik save shanges

3. Buka Control Panel, pilih Network and Internet dan lanjutkan dengan klik Network Sharing Center.

4. Klik Change Advanced Sharing Setting dan rubah semua setting agar mengijinkan komputer lain bisa mengakses komputer windows i. Kalau perlu, jangan gunakan pilihan password protection sharing agar orang yang mengakses komputer tidak perlu lagi mengakses menggunakan password. (Demi keamanan data-data, jangan pernah gunakan pilihan ini pada jaringan publik seperti hotspot di kafe, mall atau wilayah publik yang lain).

5. Setelah itu, klik Save Changes. 6. Lanjutkan dengan membuat folder yang akan di share dengan komputer lain. 7. Buka windows explorer dan buat folder baru. Klik kanan folder tersebut dan pilih properties. 8. Klik tab Sharing diikuti dengan klik tombol Share.

9. Pada menu drop down, tambahkan user yang diizinkan untuk mengakses folder (Pada contoh kali ini kami menggunakan Evryone, yang intinya semua orang bisa akses tanpa melalui autenstikasi dan password).

10. Tambahkan tingkat perizinan pada user Everyone, apakah hanya bisa membaca saja atau bisa juga menambahkan file (menulis).

11. Terakhir, klik share dan di ikuti dengan klik tombol Done. 12. Buka windows explorer dan buat folder baru yang akan digunakan untuk sharing file.

13. Klik kanan folder tersebut dan pilih properties. 14. Klik tab Sharing dan beri tanda check pada bagian Share this folder on the network.

a) Jika mengizinkan orang lain untuk menulis atau menghapus file pada folder tersebut, beri tanda pada bagian Allow network users to change my files. b) Terakhir kali, klik tombol OK. Pembuktian hasil setting folder sharing Buka windows explorer lalu klik network pada bagian kiri paling bawah, kemudian pilih komputer, Disitu akan melihat sebuah folder yang telah di share. Coba akses dan ambil beberapa file pada foler tersebut. Jika emberikan akses read-write pada Allow network users to change my files, maka bisa mencopy, menambah maupun menghapus file pada folder share tersebut.

Anda mungkin juga menyukai