Tetapi Inggris akan selalu campur tangan membela kerajaan-kerajaan yang diganggu atau terancam kemerdekaannya dari luar (maksudnya Belanda). Hal itu memang tidak disukai dan tidak dibenarkan oleh Konvensi London 1814. Tetapi Konvensi London akan tidak berbuat apa-apa, terhadap hal-hal yang sudah terlanjur. Sebenarnya pertentangan antara Sultan Badaruddin dengan Najamuddin tetap ada. Najamuddin yang secara resmi boleh memakai titel (gelar) Sultan Muda, dalam keadaan tidak puas. Dalam keadaan demikian Rafles menggunakan kesempatan untuk menguasai Palembang. Menurut P.H. Van der Kemp, dalam bukunya "Palembang en Bangka in 1816 - 1829", Rafles pernah menerima surat keluhan dari Sultan Muda Akhmad Najamuddin Berdasarkan surat itu, maka Raffles mengirimkan ekspedisinya.
Ekspedisi Kapten Salmond itu terdiri dari 250 serdadu dipimpin olehnya sendiri dan dibantu oleh Samuel Gailing beserta Letnan Hasland (seorang bangsa Benggali). Pasukan itu berangkat dengan surat instruksi bertanggal Marlborough, 20 Juli 1818. Tugasnya ialah : Membuat perjanjian dengan Sultan (Muda) Najamuddin. Tentu saja ekspedisi Salmond dirahasiakan tetapi sungguh sial
104