Galias

jenis kapal hasil pengembangan kapal galai Laut Tengah yang digunakan dalam perniagaan dan peperangan

Galias (dari bahasa Portugis: Galeaça, galiasya) adalah kapal hasil pengembangan galai niaga berukuran besar,[1] dan dimaksudkan untuk menggabungkan kecepatan galai dengan kelaikan laut dan artileri galleon. Meskipun mungkin tidak pernah cukup sesuai dengan harapan penuh mereka, galias tetap elemen penting di awal angkatan laut modern untuk beberapa waktu yang cukup lama.[2]

Sebuah galias Armada Spanyol
Gambar gravir sebuah galias karya Claude Randon, dari Plan de Plusieurs Batiments de Mer avec leurs Proportions (ca. 1690) karya Henri Sbonski de Passebon.

Perkembangan

sunting

Perubahan dan penyesuaian bentuk kapal galai untuk kepentingan militer telah menghasilkan kapal galias yang lebih tinggi, lebih besar, dan lebih lamban daripada galai ("ringan") biasa.. Mereka memiliki sampai 32 dayung, yang masing-masing digerakkan oleh sebanyak-banyaknya 5 orang. Sebuah galias biasanya memiliki agil, kimbul, dan tiga tiang layar. Berbagai upaya telah dilakukan di Venesia untuk sedapat mungkin mempercepat laju galias, sehingga dapat bersaing dengan galai-galai biasa. Galias biasanya memiliki layar lebih banyak daripada galai-galai sejati, dan jauh lebih mematikan;[3] sebuah galai akan terperangkap tanpa daya bilamana didapati berlayar bertentangan lambung dengan sebuah galias, sama halnya bila berlayar bertentangan lambung dengan sebuah kapal barisan tempur, karena menghadapkan si penyerang pada tembakan meriamnya. Galias yang dibangun berjumlah relatif sedikit - satu kerugiannya adalah, karena lebih bergantung pada layar, posisi mereka di depan garis galai pada awal pertempuran tidak dapat dijamin.

Aksi militer

sunting
  • Galias-galias Venesia berhasil digunakan pada Pertempuran Lepanto pada tahun 1571, daya tembak mereka membantu mematahkan kekuatan serangan Turki pertama,[4] dan akhirnya membantu memenangkan kemenangan untuk armada Liga Suci.
  • Empat galias besar Naples dianggap cukup layak laut untuk menemani Armada Spanyol pada 1588 (misalnya La Girona, yang akhirnya hancur di lepas pantai Irlandia), di mana mereka membentuk bagian dari garis depan kapal-kapal perang.[5] Selama aksi di selat Inggris, mereka berulang kali dipanggil sebagai pasukan dalam lautan yang tenang, untuk menyelamatkan orang-orang Spanyol yang tercerai berai atau memotong kapal Inggris yang tersesat.[6] Dengan 50 meriam setiapnya, 300 tentara dan pelaut, dan 300 pendayung, mereka adalah kapal yang tangguh; tetapi pemimpin mereka hancur setelah serangan kapal api Calais, (pertempuran Gravelines), dan hanya dua dari empat yang berhasil kembali dengan selamat ke Spanyol.[7]

Sejarah selanjutnya dan yang sebanding

sunting

Pada abad ke-15, sejenis galias ringan, yang disebut pergata, dibuat di negara-negara Eropa Selatan sebagai tanggapan atas meningkatnya ancaman perompakan oleh bajak laut Barbaria dengan galai-galai laju mereka yang berpangkalan di Afrika Utara.

Di Laut Tengah, dengan cuacanya yang kurang berbahaya dan arah angin yang berubah-ubah, baik galias maupun galai terus dipergunakan, khususnya di Venesia dan Kesultanan Utsmaniyah, lama sesudah kapal-kapal itu tidak lagi digunakan di kawasan lain. Kelak "kapal bundar" dan galias tergantikan oleh galiung dan kapal barisan tempur yang berasal dari Eropa Atlantik. Kapal barisan tempur Venesia yang pertama dibuat pada 1660.

Di Laut Utara dan kawasan timur Baltik, istilah galias digunakan untuk menyebut kapal-kapal dagang kecil mirip kapal Buis yang berburitan rata.

Di Asia Tenggara Maritim, kerajaan lokal juga membuat galias, meskipun taktik yang digunakan berbeda dari Eropa. Galai dan galias Asia Tenggara biasanya dipersenjatai dengan meriam yang terpasang di haluan dan meriam putar yang dipasang di samping. Para prajurit angkatan laut Asia Tenggara biasanya bertempur dengan aksi boarding (melompat ke kapal musuh), oleh karena itu meriam putar cepat yang dipasang di samping digunakan untuk menghadapi aksi ini. Galai besar Aceh (galias) mencapai panjang 100 m dan lebarnya 17 m, memiliki 3 tiang dengan layar persegi dan layar atas, digerakkan oleh 35 dayung dan dapat membawa 700 orang. Dipersenjatai 18 meriam besar (lima buah 55-pounder di haluan, satu 25-pounder di buritan, sisanya 17 dan 18-pounder), 80 falcon dan banyak meriam putar. Kapal ini bernama "Espanto do Mundo", yang mungkin merupakan terjemahan dari kata Cakradonya (Cakra Dunia). Orang Portugis melaporkan bahwa galai-galai ini jauh lebih besar daripada segala macam kapal yang pernah dibuat di Dunia Kristen, dan bahkan kimbulnya (bagian belakangnya) memiliki tinggi menyamai kastil galiung. Dilaporkan ada total 47 buah galai semacam ini pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.[8]

Lihat juga

sunting

Pranala luar

sunting

  Media tentang Galias di Wikimedia Commons

Referensi

sunting
  1. ^ Kemp, Peter Kemp (July 1980). Encyclopedia of ships and seafaring (dalam bahasa Inggris). Crown Publishers. hlm. 211. ISBN 9780517537381. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-28. Diakses tanggal 2020-02-05. 
  2. ^ G Mattingley, The Defeat of the Spanish Armada (Penguin nd) p. 420
  3. ^ Kraska, James (2011). Maritime Power and the Law of the Sea: Expeditionary Operations in World Politics (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. hlm. 39. ISBN 9780199773381. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-28. Diakses tanggal 2020-02-05. 
  4. ^ J H Elliott, Europe Divided (London 1968) p. 193
  5. ^ G Mattingley, The Defeat of the Spanish Armada (Penguin nd) p. 265 and p. 385
  6. ^ G Mattingley, The Defeat of the Spanish Armada (Penguin nd) p. 320-3
  7. ^ G Mattingley, The Defeat of the Spanish Armada (Penguin nd) p. 420 and p. 443
  8. ^ Manguin, Pierre-Yves (2012). Lancaran, Ghurab and Ghali. Dalam G. Wade & L. Tana (Eds.), Anthony Reid and the Study of the Southeast Asian Past (hlm. 146-182). Singapore: ISEAS Publishing.