0% fanden dieses Dokument nützlich (0 Abstimmungen)
36 Ansichten9 Seiten

Modul 2

materi tentang pembelajaran sosial emosional

Hochgeladen von

incewulang09
Copyright
© © All Rights Reserved
Wir nehmen die Rechte an Inhalten ernst. Wenn Sie vermuten, dass dies Ihr Inhalt ist, beanspruchen Sie ihn hier.
Verfügbare Formate
Als DOCX, PDF, TXT herunterladen oder online auf Scribd lesen
0% fanden dieses Dokument nützlich (0 Abstimmungen)
36 Ansichten9 Seiten

Modul 2

materi tentang pembelajaran sosial emosional

Hochgeladen von

incewulang09
Copyright
© © All Rights Reserved
Wir nehmen die Rechte an Inhalten ernst. Wenn Sie vermuten, dass dies Ihr Inhalt ist, beanspruchen Sie ihn hier.
Verfügbare Formate
Als DOCX, PDF, TXT herunterladen oder online auf Scribd lesen
Sie sind auf Seite 1/ 9

PEMBELAJARANKU

MODUL 2
PENERAPAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE)

DISUSUN OLEH:
NAMA : INCE ANA WULANG, S. Pd
NO. UKG : 201901084148
INSTANSI : SMA NEGERI 1 HAHARU
LPTK : UNIVERSITAS FLORES

PPG DALJAB TERTENTU PLOTING 3


UNIVERSITAS FLORES
2024
PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE)
A. Latar Belakang
Sosial emosional adalah kemampuan seseorang untuk memahami, mengelola dan
mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sehat serta untuk membangun
hubungan yang positif dengan orang lain. Keterampilan sosial emosional ini penting
dalam mendukung keberhasilan seseorang baik dalam kehidupan pribadi, sosial,
maupun akademik.
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) menjadi sngat kursial dalam dunia Pendidikan
di karenakan:
a. Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan untuk mengelola
stress, kecemasan, dan emosi lainnya dengan lebih baik yang pada akhirnya
meningkatkan kesehatan mental mereka.
b. Mengajarkan peserta didik memahami emosi mereka sendiri dan orang lain,
serta bagaimana mengelola emosi tersebut dengan cara yang positif. Ini dapat
membantu mencegah perilaku negative, seperti kekerasaan, penyalagunaan
zat, dan perilaku anti – sosial lainnya
c. Didunia yang semakin canggih dengan teknologi ketrampilan sosial emosional
ini menjadi kunci kesuksesan. Keterampilan seperti komunikasi yang efektif,
bekerja sama dalam tim, dan mampu menyelesaikan konflik secara damai
adalah kemampuan yang sangat diperlukan di dunia kerja maupun kehidupan
sosial.
d. Peserta didik juga belajar untuk memahami perasaan dan kebutuhan orang
lain, serta berempati dalam interaksi sosial. Ini meningkatkan hubungan antara
peserta didik dan teman sebayanya, serta antar peserta didik dan guru untuk
menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung
e. Peserta didik yang memiliki keterampilan sosial emosional yang kuat
cenderung memiliki prestasi akademis yang lebih baik karena mampu
mengatasi stress dan hubungan yang bai antar peserta didik lainnya sehingga
me dukung pencapaian akademis yang tinggi.
f. Pembelajaran Sosial Emosional memberikan landasan penting utuk membantu
peserta didik tumbuh menjadi individu yang resilien, empati, dan mampu
emngambil keputusan yang bijak. Keterampilan ini bukan hanya penting
dalam konteks Pendidikan tetapi juga dalam kehidupan sehari – hari dalam
lingkungan bermasyarakat.
Pembelajaran sosial emosional adalah fondasi yang penting dalam Pendidikan yang
holistic, membantu peesrta didik tidak hanya sukses secara akademis tetapi mampu
menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan bermakna.
B. Pengertian Pembelajaran Sosial Emosional
Pembelajaran sosial emosional ( social- Emotional Learning) adalah proses
Pendidikan yang membantu individu, terutama peserta didik untuk mengembangkan
keterampilan dalam memahami dan mengelola emosi, membangun hubungan yang
sehat, serta keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran sosial Emosional (PSE)
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sosial, emosi dan akademik melalui
pendekatan yang berfokus pada pengembangan karakter serta kesehatan mental.
CASEL (Collaborative for Academic, social, and Emotional Learning)
mengindentifikasi Keterampilan sosial mencakup aspek – aspek seperti berikut:
1. Kesadaran diri (self – awareness): kemampuan mengenali emosi dan
pemikiran diri sendiri serta bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku.
2. Pengelolaan diri (self – management): kemampuan untuk mengendalikan
emosi, pikiran, dan perilaku dalam situasi yang berbeda.
3. Kesadaran sosial (sosial awareness): kemampuan memahami perspektif dan
pesaan orang lain, serta menunjukkan empati.
4. Keterampilan relasional (relationship skills): Kemampuan menjalin dan
menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain, termasuk komunikasi
efektif, kerja sama dan mengelola konflik
5. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab (responsible decision-
making): Kemampuan membuat pilihan yang konstruktif berdasarkan standar
etika, keamanan, dan kesejahteraan pribadi maupun orang lain.
Menurut CASEL menekkan bahwa Pembelajaran Sosial Emosional yang efektif
harus melibatkan:
 Implementasi Pembelajaran Sosial Emosional secara langsung di dalam
kelas
 Pengembangan kebijakan dan busaya sekolah yang mendukung
lingkungan emosional dan sosial yang sehat
 Keterlibatan keluarga dan komunitas dalam mendukung pembelajaran
sosial emosional di luar sekolah.
Dengan mengajarkan kompotensi sosial emosional, pesera didik tidak hanya lebih
siap secara akademis, tetapi juga menjadi individu yang mampu mengahadapi
tantangan emosional dan sosial dalam kehidupan mereka.
Berikut adalah beberapa Teknik untuk melatih keterampilan sosial emosional
yang dapat di berikan kepada peserta didik:
1. Teknik STOP ( Stop, Take a Breath, Observe, Proceed)
Teknik STOP dalam pembelajaran sosial emosional adalah strategi yang
digunakan untuk membantu individu mengelola emosi dan membuat
keputusan yang lebih baik dalam situasi yang menantang. Berikut adalah
penjelasan mengenai setiap langkah dalam Teknik STOP:
a. S (Stop)
Hebtikan sejenak apa pun yang sedang dilakukan. Ini memberikan
waktu untuk berhenti dan tidak bertindak secara implusif.
b. T (Take A Breath)
Tarik napas dalam – dalam. Mengambil napas membantu
menenangkan pikiran dan tubuh serta memberi ruang untuk
refleksi
c. O (Observe)
Amati perasaan dan situasi yang dihadapi. Pertimbangankan apa
yang sedang dirasakan, pemicu emosi tersebut,bagaimana situasi
tersebut mempengaruhi dirimu
d. P (Proceed)
Setelah merenung, ambil keputusan tentang langkah selanjutnya.
Pertimbangkan pilihan yang ada dan pilih respons yang paling
sesuai yang mencerminkan nilai dan tujuan dirimu.
2. Teknik POOCH ( Pause, Observe, Option, Choose, How)
Teknik POOCH dalam pembelajaran sosial emosional adalah pendekatan
yang membantu individu dalam mengelola emosi dan membuat keputusan
yang lebih baik. Berikut adalah langkah – langkah dalam Teknik POOCH:
a. P (Pause)
Berhenti sejenak sebelum bereaksi. Ini memberikan waktu untuk
berpikir dan menghindari respon impulsif.
b. O (Observe)
Amati perasaan dan situasi yang sedang dihadapi. Indentifikasi
emosi yang muncul, pemicu, dan bagaimana perasaan tersebut
tersebut memengaruhi tindakan.
c. O (Options)
Pikirkan berbagai pilihan yang tersedia untuk merespon situasi.
Pertimbangkan kemungkinan konsukuensi dari setiap pilihan.
d. C (Choose)
Pilih opsi terbaik yang sesuai dengan nilai – nilai dan tujuan
pribadi. Pertimbangkan apa yang paling tepat dan positif.
e. H (How)
Rencanakan car untuk melaksanakan pilih yang telah di ambil.
Tentukan langkah – langkah konkret untuk mengimplementasikan
keputusan tersebut.
3. Teknik Think – Ink – Pair – Share
Teknik Think – Ink – Pair – Share adalah strategi pembelajaran yang
efektif dlam konteks pembelajaran sosial emosional. Berikut langkah –
langkahnya:
a. Think ( Pikirkan)
Peserta didik diberikan waktukan untuk merenungkan suatu
pertanyaan atau topik tertentu secara individu. Ini membantu
mereka mengolah pemikiran dan perasaan mereka.
b. Ink (Tuliskan)
Setelah berpikir, peserta didik diminta menuliskan ide, perasaan,
atau respon mereka. Proses menulis ini membantu memperjelaskan
pemikiran dan memberikan kesempatan untk refleksi.
c. Pair (Pasangan)
Peserta didik kemudian berpasangan dengan teman sebaya untuk
berdiskusi tentang pemikiran dan tulisan mereka. Ini
memungkinkan mereka untuk berbagi perspektif, mendengarkan ,
dan berlatih keterampilan komunikasi.
d. Share ( Bagikan)
Setelah diskusi berpasangan, peserta didik dapat membagikan hasil
diskusi mereka dengan kelompok yang lebih besar atau dengan
kelas. Ini mendorong partisipasi aktif dan memperluas pemahaman
melalui berbagai sudut pandang.
C. Tujuan Pembelajaran Sosial Emosional
Adapun tujuan pembelajaran sosial emosional di lingkungan sekolah yaitu:
a. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, inklusif, dimana semua
peserta didik merasa di terima, dihargai, dan didukung tanpa memandang latar
belakang atau perbedaan
b. Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan dalam mengelola emosi,
kecemasan, dan kemarahan yang emreka hadapi dalaam kehidupan sehari – hari.
c. Membantu peserta didik untuk menjalin hubungan yang lebuh sehat dengan
teman kelasnya.
d. Membantu peserta didik mengelola emosi mereka sehingga mereka bias lebih
focus dan termotivasi dalam belajar.
e. Membangun budaya disiplin yang lebih berbasis pada pembelajaran dan refleksi
sehingga peserta didil belajar dari kesalahan mereka dan tumbuh dalam tanggung
jawab bukan ketakutan.
D. School Well – Being
School well – being atau ksejahteraan sekolah mengacu pada kondisi dimana
peserta didik, guru, dan seluruh komunitas sekolah merasa kesejahteraan fisik,
emosional, dan sosial yang baik. Konsep ini menekankan pentingnya
menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung perkembangan
menyeluruh, baik dari segi akademik maupun kesehatan mental dan
emosional. Fokus well – being mendorong individu untuk mengembangkan
potensi diri dan menjalani hidup yang lebih bermakna.
Empat dimensi kesejahteraan sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Having (Memiliki)
Dimensi ini berkaitan dengan aspek material dan sumber daya yang
mendukung kesejahteraan siswa. ini mencakup akses terhadap fasilitas
yang memadai, alat belajar, dan kesejahteraan. Memiliki sumber daya
yang cukup dapat meningkatkan pengalaman belajar dan memberikan
dukungan yang diperlukan untuk mencapai tujuan akademis.
2. Loving (Mencintai)
Dimensi ini berfokus pada hubungan sosial dan dukungan emosional.
Hubungan yang positif dengan teman sebaya, guru, dan anggota
komunitas sekolah sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung.
3. Being ( Menjadi)
Ini mencakup aspek identitas dan pengembangan diri. Dimensi ini
menekankan pentingnya peserta didik merasa dihargai dan diterima sebagi
individu. Pengembangan keterampilan sosial, nilai – nilai, dan
kepercayaan diri juga menjadi bagian dari dimensi ini, yang
memungkinkan peserta didik untuk berkontribusi positif dalam komunitas.
4. Health ( Kesehatan)
Dimensi kesehatan mencakup kesejahteraan fisik dan mental. Ini
melibatkan pola hidup sehat, aktivitas fisik, dan pengelolaan stress.
Kesehatan mental yang baik juga penting untuk mendukung konsentrasi
dan keterlibatan dalam belajar.
PENGALAMAN BERMAKNA
Praktek belajar mengajar yang ingin saya implementasikan dalam pembelajaran sosial
emosional untuk meningkatkan keterampilan sosial emosional peserta didik dikelas saya
mulai dari kesadaran diri sampai dengan pengambilan keputusan.
Kecerdasaan emosional sangat penting dalam kehidupan sehari – hari karena berperan
besar dalam membangun hubungan interpersonal yang baik, pengambilan keputusan yang
tepat, pengelolaan stres, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan juga jiwa
kepemimpinan.
Dalam proses pembelajaran, yang ingin saya terapkan beberapa aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dengan peserta didik, diantaranya:
1. Sebelum memulai pembelajaran, saya meminta peserta didik untuk menuliskan perasaan
yang mereka rasakan pada saat itu dalam bentuk emoji pada sticky note yang saya
berikan
2. Setelah itu saya mendapati perasaan mereka yang beranekaragam dari yang sedih, kesal,
emosi, dan juga bahagia. Dengan perasaan yang masih beraneka ragam, saya merasa
pembelajaran tidak akan berjalan lancer.
3. Saya menjelaskan tentang penting pembelajaran sosial emosional kepada peserta didik.
4. Saya mengajak peserta didik menggunakan Teknik STOP dan Take a Deep Bearth
dengan menutup mata dan menarik nafas dalam – dalam hingga hitungan kesepuluh.
5. Saya membuat permainan terdahulu untuk menarik focus peserta didik, agar mereka
merasa nyaman dan bahagia dalam mengikuti pembelajaran.
6. Dalam pembelajaran saya membuat kelompok diskusi, agar mereka bias berbagi
pendapat dalam memecahkan tugas yang diberikan, disini mereka bias belajar bagaimana
saling menghargai pendapat satu sama lain dan mengelola emosi ketika diskusi
kelompok.
7. Memberikan penjelasan bagi peserta didik yang masih belum memahami materi
pembelajaran.

Selain menerapkan pembelajaran sosial emosional terhadap peserta didik, saya juga
mengajak rekan sejawat untuk berdiskusi tentang pembelajaran sosial emosional agar
tercipta lingkungan belajar yang mendukung perkembangan sosial emosional peserta
didik,
UMPAN BALIK
REFLEKSI PENGALAMAN BERMAKNA
PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Setelah mengikuti materi Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) banyak memberikan


pengalaman yang baru yang mengesankan unutk saya. Dimana pemahaman ini mengubah
pola pikir saya, yang awalnya saya piker bahwa pembelajaran sosial emosional hanya bias di
ajarkan lewat pembelajaran di dalam kelas oleh bapak/ibu guru yang mengajar dengan jadwal
terstruktur dan waktu yang sangat terbatas. Ternyata pikiran saya yang terlalu sempit,
pembelajaran ini harus diperkuat dan diajarkan dalam setiap interaksi sehari – hari di sekolah
maupun di rumah.
Dari pengalaman yang bermakna saya mau melakukan pembelajaran sosial emosional
ini dalam proses pembelajaran yang membuat menjadi lebih kondusif dan menyenangkan
untuk diterapkan. Karena peserta didik dapat mengontrol emosi mereka, saling berpendapat,
jujur, dan bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan didalam kelompoknya masing –
masing.
Pembelajaran ini bukan hanya untuk pesrerta didik namun guru juga bias mengelola
emosinya baik dengan peserta didik maupun dengan rekan sejawat serta seluruh warga
sekolah, hal ini bertujuan agar terciptanya lingkungan yang nyaman dan menyenangkan.
Sebelum memulai pembelajaran saya bias menanyakan kabar atau kondisi peserta didik, ini
bertujuan agar mereka merasa diperhatikan sehingga mereka bias lebih terbuka serta
menerima kita saat proses pembelajaran. Untuk membangun hubungan yang kuat dan saling
percaya antara guru dan peserta didik serta menjalin komunikasi yang baik antar sesama
warga sekolah dalam proses pembelajaran agar tercipta hubungan yang baik dan
menyenangkan.

Das könnte Ihnen auch gefallen