dbo:abstract
|
- Buri Wolio is an Arabic/Jawi script modified to write Wolio, a language spoken in and around Baubau, the capital of Buton, Southeast Sulawesi, Indonesia. Generally, this script is same with Jawi script, except in Buri Wolio, vowel sounds are symbolized. This script has 22 letters, 17 letters from Arabic alphabet and 5 letters from Jawi script. (en)
- Le buri wolio est une adaptation de l’alphabet arabe utilisée pour écrire le wolio. Elle utilise 17 des 29 lettres arabes, les 5 lettres jawi additionnelles et note toujours les voyelles à l’aide de 3 signes diacritiques arabes et 2 signes diacritiques buri wolio (petit v suscrit et petit v souscrit). (fr)
- Buri Wolio adalah sebuah sistem tulisan yang digunakan untuk menulis bahasa Wolio, bahasa resmi Kesultanan Buton. Buri Wolio dibuat berdasarkan aksara Arab, dimana Buri Wolio terdiri dari 15 huruf Arab asli dan 7 huruf tambahan yang dimodifikasi agar sesuai dengan fonem asli Wolio, yaitu ( /t͡ʃ/, /ŋ/, /p/, /g/, /ɲ/, /bʰ/, dan /dʰ/). Secara umum aksara ini mirip dengan aksara Jawi, hanya saja dalam aksara Buri Wolio, lambang fonem vokal dan konsonan terpisah, dimana vokal ditulis dengan menggunakan diakritik (harakat) sehingga aksara ini tergolong dalam kelompok abugida. Belum diketahui secara pasti kapan aksara ini ada, namun merunut pada naskah Buton tertua yang berhasil ditemukan, diperkirakan aksara ini sudah ada sejak kedatangan agama Islam di Buton pada abad ke-16. Bersama-sama dengan bahasa Wolio, aksara ini digunakan dalam penulisan naskah-naskah kuno di Buton, di antaranya; naskah undang-undang, naskah keagamaan dan naskah surat-surat. Selain itu, aksara ini juga digunakan untuk menulis kaḃanti (كَڀَنْتِ). Tradisi penulisan kaḃanti di Buton, mencapai puncak kepopulerannya pada Abad XIX (1824-1851), yaitu pada masa pemerintahan Sultan Buton XXIX yang bernama Muhammad Idrus Kaimuddin. Bagi masyarakat Buton, beliau selain dikenal sebagai sultan juga dikenal sebagai ulama serta pujangga Buton yang tersohor. Sebagai seorang pujangga, beliau banyak mengarang kesusastraan jenis kaḃanti, terutama yang bernapaskan ajaran agama Islam. Selain Muhammad Idrus Kaimuddin, lahir pula beberapa pujangga Buton lainnya yang berasal dari lingkungan keluarga Keraton Buton, seperti La Ode Kobu (Metapasina Bādia), La Ode Nafiu (Yarona Labuandiri), dan H. Abdul Ganiu (Kenepulu Bula). (in)
|
rdfs:comment
|
- Buri Wolio is an Arabic/Jawi script modified to write Wolio, a language spoken in and around Baubau, the capital of Buton, Southeast Sulawesi, Indonesia. Generally, this script is same with Jawi script, except in Buri Wolio, vowel sounds are symbolized. This script has 22 letters, 17 letters from Arabic alphabet and 5 letters from Jawi script. (en)
- Le buri wolio est une adaptation de l’alphabet arabe utilisée pour écrire le wolio. Elle utilise 17 des 29 lettres arabes, les 5 lettres jawi additionnelles et note toujours les voyelles à l’aide de 3 signes diacritiques arabes et 2 signes diacritiques buri wolio (petit v suscrit et petit v souscrit). (fr)
- Buri Wolio adalah sebuah sistem tulisan yang digunakan untuk menulis bahasa Wolio, bahasa resmi Kesultanan Buton. Buri Wolio dibuat berdasarkan aksara Arab, dimana Buri Wolio terdiri dari 15 huruf Arab asli dan 7 huruf tambahan yang dimodifikasi agar sesuai dengan fonem asli Wolio, yaitu ( /t͡ʃ/, /ŋ/, /p/, /g/, /ɲ/, /bʰ/, dan /dʰ/). Secara umum aksara ini mirip dengan aksara Jawi, hanya saja dalam aksara Buri Wolio, lambang fonem vokal dan konsonan terpisah, dimana vokal ditulis dengan menggunakan diakritik (harakat) sehingga aksara ini tergolong dalam kelompok abugida. (in)
|