Kabupaten Asahan
Koordinat: 2°59′N 99°32′E / 2.983°N 99.533°E Kabupaten Asahan ialah sebuah kabupaten yang terletak di Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ialah Kisaran dan mempunyai wilayah seluas 3,675 km². Jumlah penduduknya sebanyak 712,684 orang (Tahun 2016).
Kabupaten Asahan | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Jawi | اسهن |
Cogan kata: Rambate rata raya Bahasa Melayu: Kerja keras bersama untuk menuju masyarakat adil dan makmur | |
Koordinat: 3°00′00″N 99°10′00″E / 3°N 99.1667°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatera Utara |
Tanggal berdiri | 07 November 1956[1] |
Dasar hukum | UU RI No.7 Tahun 1956[1] |
Hari jadi | 15 Mac 1946 |
Ibu kota | Kisaran |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pentadbiran | |
• Bupati | H. Surya[3] |
• Timbalan Bupati | Taufik Zainal Abidin[3] |
• Setiausaha Daerah | John Hardy Nasution[3] |
• Ketua DPRD | H. Baharuddin Harahap[3] |
Keluasan | |
• Jumlah | 3,732,97 km2 (144,131 batu persegi) |
Aras tertinggi | 2,000 m (7,000 ft) |
Aras Terendah | 0 m (0 ft) |
Penduduk (30 Jun 2023)[4] | |
• Jumlah | 792,177 |
• Kepadatan | 2.1/km2 (5.5/batu persegi) |
• Laki-laki | 400,621 |
• Perempuan | 391,556 |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Bahasa Indonesia (Rasmi), Melayu (utama), Jawa, Batak, Cina, Minang |
• IPM | ▲ 73,59 (2023) tinggi[6] |
Zon waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | 21211-21381 |
Kode telepon | (+62)23 |
Pelat kendaraan | BK |
APBD | Rp 1.613.953.721.041,- (2021)[7] |
PAD | Rp 172.117.196.925,- (2021)[7] |
DAU | Rp 818.693.947.000,- (2021) |
Laman sesawang | www |
Sejarah
suntingAwal sejarah Asahan dapat dikatakan bermula dari perjalanan Sultan Aceh, Sultan Iskandar Muda, ke Johor dan Melaka pada 1612. Dalam perjalanan tersebut, rombongan Sultan Iskandar Muda beristirahat di kawasan hulu sungai, yang kemudian dinamakan "Asahan". Perjalanan dilanjutkan ke sebuah “Tanjung” yang merupakan pertemuan antara sungai Asahan dengan sungai Silau, kemudian bertemu dengan Raja Simargolang. Di tempat itu juga, Sultan Iskandar Muda mendirikan pelataran sebagai “balai” untuk tempat menghadap, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan. Perkembangan daerah yang cukup pesat sebagai pusat pertemuan perdagangan dari Aceh dan Melaka membuatnya semakin dikenal dengan nama “Tanjung Balai”.[8]
Dari perkahwinan Sultan Iskandar Muda dengan salah seorang puteri Raja Simargolang lahirlah putera yang bernama Abdul Jalil yang menjadi cikal bakal dari Kesultanan Asahan. Abdul Jalil dinobatkan sebagai Sultan Asahan pertama. Pemerintahan kesultanan Asahan dimulai tahun 1630 sejak dilantiknya Sultan Asahan yang I s.d. XI. Dalam pemerintahan daerah Asahan, pemerintahan juga dilaksanakan oleh datuk-datuk di wilayah Batu Bara dan kemungkinan kerajaan-kerajaan kecil lainnya.
Pada 22 September 1865, kesultanan Asahan berhasil diperintahi Belanda. Sejak itu, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Belanda. Kekuasaan pemerintahan Belanda di Asahan/Tanjung Balai dipimpin oleh seorang Kontroler, yang diperkuat dengan Gouverments Besluit tanggal 30 September 1867, Nomor 2 tentang pembentukan Afdeling Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai dan pembagian wilayah pemerintahan dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
- Onder Afdeling Batu Bara
- Onder Afdeling Asahan
- Onder Afdeling Labuhan Batu.
Kerajaan Sultan Asahan dan pemerintahan Datuk-Datuk di wilayah Batu Bara tetap diakui oleh Belanda, namun tidak berkuasa penuh sebagaimana sebelumnya. Wilayah pemerintahan Kesultanan dibagi atas Distrik dan Onder Distrik yaitu:
- Distrik Tanjung Balai dan Onder Distrik Sungai Kepayang.
- Distrik Kisaran.
- Distrik Bandar Pulau dan Onder Distrik Bandar Pasir Mandoge.
Sedangkan wilayah pemerintahan Datuk-datuk di Batu Bara dibagi menjadi wilayah Self Bestuur yaitu:
- Self Bestuur Indrapura
- Self Bestuur Lima Puluh
- Self Bestuur Pesisir
- Self Bestuur Suku Dua (Bogak dan Lima Laras).
Pemerintahan Belanda berhasil ditundukkan Jepang (tanggal 13 Maret 1942), sejak saat itu Pemerintahan Fasisme Jepang disusun menggantikan Pemerintahan Belanda. Pemerintahan Fasisme Jepang dipimpin oleh Letnan T. Jamada dengan struktur pemerintahan Belanda yaitu Asahan Bunsyu dan bawahannya Fuku Bunsyu Batu bara. Selain itu, wilayah yang lebih kecil di bagi menjadi Distrik yaitu Distrik Tanjung Balai, Kisaran, Bandar Pulau, Pulau Rakyat dan Sei Kepayang. Pemerintahan Fasisme Jepang berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 dan 17 Agustus 1945 Kemerdekaan Negara Republik Indonesia diproklamirkan.
Sesuai dengan perkembangan Ketatanegaraan Republik Indonesia, maka berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1945, Komite Nasional Indonesia Wilayah Asahan dibentuk pada bulan September 1945. Pada saat itu pemerintahan yang diselenggarakan oleh Jepang sudah tidak ada lagi, tapi pemerintahan Kesultanan dan pemerintahan Fuku Bunsyu di Batu Bara masih tetap ada.[perlu rujukan] Pada tanggal 15 Maret 1946, wilayah Asahan menjadi bagian dari struktur pemerintahan Republik Indonesia. Abdullah Eteng ditetapkan sebagai kepala wilayah dengan dibantu oleh Sori Harahap sebagai wakil kepala wilayah.[9] Wilayah Asahan dibagi atas 5 (lima) Kewedanan, yaitu:
- Kewedanan Tanjung Balai
- Kewedanan Kisaran
- Kewedanan Batubara Utara
- Kewedanan Batubara Selatan
- Kewedanan Bandar Pulau.
Kemudian setiap tahun tanggal 15 Maret diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Asahan. Pada Konferensi Pamong Praja se-Keresidenan Sumatra Timur pada bulan Juni 1946 diadakan penyempurnaan struktur pemerintahan, yaitu:
- Sebutan Wilayah Asahan diganti dengan Kabupaten Asahan
- Sebutan Kepala Wilayah diganti dengan sebutan Bupati
- Sebutan Wakil Kepala Wilayah diganti dengan sebutan Patih
Berdasarkan keputusan DPRD-GR Tk. II Asahan No. 3/DPR-GR/1963 Tanggal 16 Februari 1963 diusulkan ibukota Kabupaten Asahan dipindahkan dari Kotamadya Tanjung Balai ke kota Kisaran dengan alasan supaya Kotamadya Tanjung Balai lebih dapat mengembangkan diri dan juga letak Kota Kisaran lebih strategis untuk wilayah Asahan. Hal ini baru teralisasi pada tanggal 20 Mei 1968 yang diperkuat dengan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 1980, Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 28, Tambahan Negara Nomor 3166.
Pada 1982, Kota Kisaran ditetapkan menjadi Kota Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1982, Lembaran Negara Nomor 26 Tahun 1982. Dengan adanya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 821.26-432 tanggal 27 Januari 1986 dibentuk Wilayah Kerja Pembantu Bupati Asahan dengan 3 (tiga) wilayah Pembantu Asahan
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 4 Tahun 1981 dan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1983 tentang Pembentukan, Penyatuan, Pemecahan dan Penghapusan Desa di Daerah Tingkat II Asahan telah dibentuk 40 ( empat puluh) Desa Persiapan dan Kelurahan Persiapan sebanyak 15 (lima belas) yang tersebar dibeberapa Kecamatan, yang peresmian pendefinitifan-nya dilaksanakan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 20 Februari 1997, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 146/2622/SK/Tahun 1996 tanggal 7 Agustus 1996.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 138/ 814.K/Tahun 1993 tanggal 5 Mac 1993 telah dibentuk Perwakilan Kecamatan di 3 (tiga) Kecamatan, masingmasing sebagai berikut :
- Perwakilan Kecamatan Sei Suka di Kecamatan Air Putih
- Perwakilan Kecamatan Sei Balai di Kecamatan Tanjung Tiram
- Perwakilan Kecamatan Aek Kuasan di Kecamatan Pulau Rakyat
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Asahan no. 323 tanggal 20 September 2000 dan Peraturan Daerah Kabupaten Asahan no. 28 tanggal 19 September 2000 telah menetapkan tiga kecamatan perwakilan yaitu Kecamatan Sei Suka, Aek Kuasan dan Sei Balai menjadi kecamatan yang Definitif. Kemudian berdasarkan Peraturan Bupati Asahan Nomor 9 Tahun 2006 tanggal 30 Oktober 2006 dibentuk 5 (lima ) desa baru hasil pemekaran yaitu :
- Desa Tomuan Holbung, pemekaran dari desa Huta Padang, Kec. BP Mandoge
- Desa Mekar Sari, pemekaran dari desa Pulau Rakyat Tua, Kec. Pulau Rakyat
- Desa Sipaku Area, pemekaran dari desa Simpang Empat, kec. Simpang Empat
- Desa Sentang, pemekaran dari desa Lima Laras, kec. Tanjung Tiram
- Desa Suka Ramai, pemekaran dari desa Limau Sundai, kec. Air Putih.
Pada pertengahan tahun 2007, berdasarkan Undang-undang RI Nomor 5 tahun 2007 tanggal 15 Juni 2007 tentang pembentukan Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Asahan dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Asahan dan Batu Bara. Wilayah Asahan terdiri atas 13 kecamatan sedangkan Batu Bara 7 kecamatan.
Pada 15 Jun 2007, juga dikeluarkan keputusan Bupati Asahan Nomor 196-Pem/2007 mengenai penetapan Desa Air Putih, Suka Makmur dan Desa Gajah masuk dalam wilayah Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan. Sebelumnya ketiga desa tersebut masuk dalam wilayah kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara, namun mereka memilih bergabung dengan Kabupaten Asahan.[8]
Geografi
suntingSecara astronomis Kabupaten Asahan berada pada 2°03'- 3°26' Latitud Utara, 99°1'-100°0' Longitud Timur dengan ketinggian 0–1.000 meter di atas paras laut.
Penduduk
suntingPenduduk Kabupaten Asahan sebahagian besar bersuku Melayu 75%, mereka sering juga disebut "Melayu Asahan"
Administrasi
suntingAsahan terdiri daripada 100 kelurahan, 237 kampung dan 25 kecamatan.
Kecamatan Di Kabupaten Asahan
suntingNo | Nama | Luas (Km²) | Penduduk (Jiwa) |
---|---|---|---|
1. | B.P.Mandoge | 713,63 | 35,030 |
2. | Bandar Pulau | 268,41 | 21,819 |
3. | Aek Songsongan | 282,21 | 17,554 |
4. | Rahuning | 195,80 | 18,646 |
5. | Pulau Rakyat | 213,65 | 33,665 |
6. | Aek Kuasan | 143,13 | 24,311 |
7. | Aek Ledong | 85,12 | 20,973 |
8. | Sei Kepayang Tengah | 370,69 | 18,226 |
9. | Sei Kepayang Barat | 49,19 | 13,643 |
10. | Sei Kepayang Timur | 100,65 | 9,155 |
11. | Tanjung Balai | 88,68 | 37,214 |
12. | Simpang Empat | 135,77 | 42,039 |
13. | Teluk Dalam | 117,01 | 18,390 |
14. | Air Batu | 117,15 | 41,726 |
15. | Sei Dadap | 82,78 | 32,862 |
16. | Buntu Pane | 153,40 | 24,039 |
17. | Tinggi Raja | 107,90 | 19,298 |
18. | Setia Janji | 62,37 | 12,198 |
19. | Meranti | 45,33 | 20,663 |
20. | Pulo Bandring | 86,99 | 29,544 |
21. | Rawang Panca Arga | 67,37 | 18,685 |
22. | Air Joman | 98,09 | 48,856 |
23. | Silau Laut | 84.68 | 21,466 |
24. | Kota Kisaran Barat | 32,81 | 59,071 |
25. | Kota Kisaran Timur | 30,17 | 73,611 |
Asahan | Total | 3732,98 Km² | 712,684 Jiwa |
Pelancongan
suntingBerikut ini merupakan tempat lawatan yang ada di Kabupaten Asahan :
No | Nama | Lokasi |
1. | Air Terjun Ponot | Aek Songsongan |
2. | Arung Jeram Sungai Asahan | Aek Songsongan |
3. | Jembatan Gantung Bedeng | Aek Songsongan |
4. | Air Terjun Turunan Bolon | Bandar Pasir Mandoge |
5. | Tebing Sampuran Harimau (Lembah Asahan) | Aek Songsongan |
6. | Masjid Agung Ahmad Bakrie | Kota Kisaran Barat |
7. | Masjid Raya Kisaran | Kota Kisaran Barat |
8. | Air Terjun Unong Sisapa | Bandar Pasir Mandoge |
9. | Tasik Teratai | Tinggi Raja |
10. | Air Terjun Simonang monang | Bandar Pulau |
11. | Pelabuhan Bagan Asahan | Tanjung Balai |
12. | Paccu Napitu | Bandar Pulau |
13. | Alun-Alun Rambate Rata Raya | Kota Kisaran Barat |
14. | Air Terjun Simanik manik | Aek Songsongan |
15. | Pantai Janggawari | Silo Laut |
Batas wilayah
suntingKabupaten Asahan memiliki batas wilayah sebagai berikut:[10]
Pemerintahan
suntingBupati
suntingNo | Nama | Tahun Menjabat | Periode |
---|---|---|---|
1. | Abdullah Eteng | 15 Mac 1946 - 30 Januari 1954 | I |
2. | Rakutta Sembiring Brahmana | 01 Februari 1954 - 29 Februari 1960 | I |
3. | H. Abdul Aziz | 01 Mac 1960 - 03 Mei 1960 | I |
4. | Usman J.S | 04 Mei 1960 - 10 Mei 1966 | I |
5. | H. Abdul Manan Simatupang | 11 Mei 1966 - 31 Januari 1979 | I |
6. | Drs. Ibrahim Gani (Plt) | 01 Februari 1979 - 02 Mac 1979 | |
7. | Dr. Bahmid Muhammad | 02 Mac 1979 - 02 Mac 1984 | I |
8. | H. A. Rasyid Nasution, SH (Plt) | 02 Mac 1984 - 17 Mac 1984 | |
9. | Abdul Wahab Dalimunthe, SH (Plt) | 17 Mac 1984 - 22 Jun 1984 | |
10. | H. Zulfirman Siregar | 22 Jun 1984 - 22 Jun 1989 | I |
11. | H. Rihold Sihotang | 22 Jun 1989 - 22 Jun 1994 | I |
12. | H. Rihold Sihotang | 22 Jun 1994 - Julai 1999 | II |
13. | Drs. H. Fachruddin Lubis (Plt) | Julai 1999 - 12 Januari 2000 | |
14. | Drs. Hakimil Nasution (Plt) | 12 Januari 2000 - 25 Mac 2000 | |
15. | Drs. H. Risuddin | 25 Mac 2000 - 25 Mac 2005 | I |
16. | Drs. H. Taufan Gama Simatupang, MAP (Plt) | 25 Mac 2005 - 08 Ogos 2005 | |
17. | Drs. H. Risuddin | 08 Ogos 2005 - 19 Ogos 2010 | II |
18. | Drs. H. Taufan Gama Simatupang, MAP | 19 Ogos 2010 - 09 Disember 2015 | I |
19. | Drs. H. Taufan Gama Simatupang, MAP | 17 Februari 2016 - Sekarang | II |
Lembaga Pengawas
sunting- Ombudsman Asahan, lembaga pengawas pelayanan umum Pemerintah Daerah Kabupaten Asahan. Dibentuk berdasarkan SK Bupati Asahan No. 419-Huk/Tahun 2004.*(Indonesia) [http://www.ombudsman-asahan.org/
Lihat juga
suntingPautan luar
sunting- (Indonesia) Laman web rasmi
- ^ a b "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarkibkan daripada yang asal (PDF) pada 12 Juli 2019. Dicapai pada 17 Januari 2022. Unknown parameter
|dead-url=
ignored (bantuan); Check date values in:|archive-date=
(bantuan) - ^ a b c Ralat petik: Tag
<ref>
tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernamaPermendagri_137_2017
- ^ a b c d Profil Pejabat Daerah Diarkibkan 2022-03-19 di Wayback Machine, asahankab.go.id, Diakses 17 Januari 2022
- ^ Ralat petik: Tag
<ref>
tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernamaDUKCAPIL
- ^ Ralat petik: Tag
<ref>
tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernamaAGAMA
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.sumut.bps.go.id. Dicapai pada 30 Desember 2023. Check date values in:
|accessdate=
(bantuan) - ^ a b "APBD 2021 ringkasan update 14 Juni 2021". Diarkibkan daripada yang asal pada 2018-07-06. Dicapai pada 2022-03-09. Unknown parameter
|dead-url=
ignored (bantuan) - ^ a b "Sejarah Kabupaten Asahan". Pemerintah Kabupaten Asahan (dalam bahasa Indonesia). Dicapai pada 2022-08-07.[pautan mati kekal]
- ^ Abdullah, dkk. (2021). Peta Dakwah: Dinamika Dakwah dan Implikasinya Terhadap Keberagamaan Masyarakat Muslim Sumatera Utara (PDF). Medan: Merdeka Kreasi. m/s. 137. ISBN 978-623-6198-77-3.
- ^ Situs resmi Pemerintah Kabupaten Asahan