Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II
Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II Sultan Mahmud Badarudin II Airport | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||
Jenis | Publik | ||||||||||
Pemilik/Pengelola | Injourney | ||||||||||
Melayani | Patungraya Agung | ||||||||||
Lokasi | Talang Betutu, Sumatera Selatan, Indonesia | ||||||||||
Zona waktu | WIB (UTC+07:00) | ||||||||||
Ketinggian dpl | 37 mdpl | ||||||||||
Koordinat | 02°54′01″S 104°42′00″E / 2.90028°S 104.70000°E | ||||||||||
Situs web | www | ||||||||||
Peta | |||||||||||
Sumatera daerah di Indonesia | |||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
| |||||||||||
Statistik (2018) | |||||||||||
|
Pangkalan Udara TNI AU Sri Mulyono Herlambang | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Cabang | TNI Angkatan Udara |
Tipe unit | Pangkalan Udara Militer |
Bagian dari | Komando Operasi Angkatan Udara I |
Moto | "Prayatna Kerta Gegana" |
Situs web | www.tni-au.mil.id |
Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II (IATA: PLM, ICAO: WIPP) adalah bandar udara yang melayani wilayah Patungraya Agung. Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II dioperasikan oleh PT Angkasa Pura 2. Nama bandara ini diambil dari nama Sultan Mahmud Badaruddin II (1767-1852), seorang pahlawan nasional Indonesia melawan VOC-Belanda yang pernah memimpin Kesultanan Palembang Darussalam (1803-1819). Panjang landasan pacu (runway) Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II berukuran 3.000 x 45 meter (9.843 ft × 148 ft) dengan permukaan aspal.
Pada tanggal 2 April 2024, Kementerian Perhubungan mencabut status bandara internasional dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II.
Sejarah Singkat
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 1 Januari 1920, karena suatu hal konsesi atas tanah perkebunan itu berpindah tangan kepada Palembang Maatschappij (Palembang MIJ) atau NV Palembang Maskapai. Tahun itu terdapat kabar pionir penerbang bangsa Belanda dikepalai oleh Jan Pieterszoon Coen akan menerbangkan pesawat kecilnya Fokker dari Eropa ke wilayah Hindia Belanda dalam waktu 20 jam terbang. Maka Palembang MIJ yang memegang konsesi atas tanah itu, menyediakan sebidang lahan untuk diserahkan sebagai lapangan terbang pertama di Kota Palembang. Lapangan terbang tersebut kemudian dikenal sebagai Pelabuhan Udara Talang Betutu, karena berada di kelurahan Talang Betutu.[1]
Pada tanggal 1 Januari 1950, bandara ini menjadi lapangan udara bersama baik untuk kegunaan sipil status bandara ini menjadi Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II.
Pada saat Provinsi Sumatera Selatan resmi terpilih sebagai tuan rumah PON XVI tahun 2004, pemerintah berupaya untuk memperbesar kapasitas bandara sekaligus mengubah status bandara ini menjadi bandara internasional. Gedung terminal baru Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II akhirnya berhasil rampung dan diresmikan pada 1 Januari 1990.
Peristiwa Woyla 1981
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 28 Maret 1981, lima orang teroris yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein, dan mengidentifikasi diri sebagai anggota kelompok ekstremis Islam "Komando Jihad", membajak pesawat Penerbangan 206 Garuda Indonesia setelah lepas landas dari Pelabuhan Udara Sipil Talangbetutu ke Bandara Polonia, Medan. Pembajakan yang terjadi di Pelud Talang Betutu ini dikenal dengan sebutan Peristiwa Woyla. Penerbangan dengan pesawat DC-9 Woyla tersebut berangkat dari Jakarta pada pukul 08.00 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55. Dalam penerbangan, pesawat tersebut tiba-tiba dibajak oleh lima orang teroris Komando Jihad yang menyamar sebagai penumpang. Setelah mendarat sementara untuk mengisi bahan bakar di Bandara Penang, Malaysia, akhirnya pesawat tersebut terbang dan mengalami drama puncaknya di Bandara Don Mueang di Bangkok, Muang Thai tanggal 31 Maret.[2]
Peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla yang berangkat dari Pelabuhan Udara Sipil Talangbetutu ini menjadi peristiwa terorisme bermotif "jihad" pertama yang menimpa Indonesia dan satu-satunya dalam sejarah maskapai penerbangan Indonesia.[2]
Pengembangan
[sunting | sunting sumber]Bandara ini diresmikan menjadi bandara bertaraf internasional dan bisa didarati oleh pesawat yang berbadan besar pada 1 Januari 1970. Pengembangan bandara tersebut mulai dilakukan pada 1 Januari 1990 dengan total biaya Rp366,7 miliar yang berasal dari ';'Japan International Bank Corporation';' Rp251,9 miliar dan dana pendamping dari APBN sebesar Rp114,8 miliar.
Antara perkembangan yang dilaksanakan adalah perpanjangan landas pacu sepanjang 300 meter x 60 meter menjadi 3.000 meter x 60 meter, pembangunan tempat parkir kendaraan seluas 20.000 meter yang dapat menampung 1.000 kendaraan serta pembangunan gedung terminal penumpang tiga lantai seluas 13.000 meter persegi yang dapat menampung 1250 penumpang, dilengkapi garbarata (aerobridge) dan terminal kargo dan bangunan penunjang lainnya seluas 1.900 meter persegi.
Hasil pengembangan ini membuat Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dapat didarati pesawat Airbus A330, Airbus A330neo Boeing 747, Boeing 777, dan sejenisnya. Selain itu, arus penumpang diproyeksikan akan naik dari 7.720 penumpang menjadi 16.560 penumpang. Setelah itu akan ada pembangunan jalan tol Indralaya-Palembang-Bandara Sultan Mahmud Badarudin II untuk mempermudah akses ke Bandara.
Pada tanggal 2 April 2024, melalui Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 2024, status bandar udara internasional dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dicabut, menyisakan hanya 17 bandara bertaraf internasional di Indonesia.
Maskapai penerbangan dan destinasi
[sunting | sunting sumber]Maskapai yang saat ini beroperasi di Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang:
Transportasi Darat
[sunting | sunting sumber]Kereta Api
[sunting | sunting sumber]P Palembang LRT (kereta api ringan) yang menghubungkan Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II ini dengan Jakabaring Sport City.
Jalan Tol
[sunting | sunting sumber]Jalan Tol Indralaya-Palembang-Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Untuk Mempermudah akses ke Bandara.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Daftar bandar udara di Indonesia
- Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia
- Bandar Udara Soekarno Hatta
- Bandar Udara Gorontalo-Djalaludin
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Mengetahui Asal Usul Talang Betutu Palembang, Dulu Bandara Talang Betutu, Terinspirasi Nama Ikan?". Sripoku.com. Diakses tanggal 2024-01-20.
- ^ a b "Woyla, Terorisme Pertama di Indonesia" - Okezone.com, diakses 4 Mei 2010.
- ^ "Lion Air Add Route PLM-PGK-TJQ Service Early-September 2022".
- ^ "Super Air Jet Buka 2 Rute Baru Palembang - Kualanamu dan Palembang - Yogyakarta". Bisnis. Diakses tanggal 2023-06-27.
- ^ "Super Air Jet Buka 2 Rute Baru Palembang - Kualanamu dan Palembang - Yogyakarta". Bisnis. Diakses tanggal 2023-06-27.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Situs web resmi
- (Indonesia) Situs web PT Angkasa Pura II Diarsipkan 2019-12-13 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Berita peresmian di ANTARA[pranala nonaktif permanen]
- (Indonesia) Berita peresmian di DetikCom[pranala nonaktif permanen]