Prosedur bedah sunat
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori. |
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Prosedur bedah sunat pada laki-laki melibatkan prosedur bedah "potong dan jahit" konvensional atau penggunaan instrumen atau perangkat sunat. Pada masa bayi baru lahir (kurang dari 2 bulan), hampir semua sunat dilakukan oleh dokter umum dengan menggunakan salah satu dari tiga alat bedah. Di AS, penjepit Gomco adalah instrumen yang paling banyak digunakan, diikuti oleh penjepit Mogen dan Plastibell.[1] Mereka juga digunakan di seluruh dunia.[2]
Komplikasi mungkin termasuk perdarahan, infeksi, penurunan sensasi kepala penis,[3] dan terlalu sedikit atau terlalu banyak pengangkatan jaringan.[4] Kematian jarang terjadi.[5][4] Setelah masa bayi baru lahir, sunat memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi, terutama komplikasi perdarahan dan anestesi.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Stang HJ, Snellman LW (June 1998). "Circumcision practice patterns in the United States". Pediatrics. 101 (6): E5. doi:10.1542/peds.101.6.e5 . PMID 9606247.
- ^ Manual for early infant male circumcision under local anaesthesia. Geneva: World Health Organization. 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 12, 2011.
- ^ "Circumcision in men". nhs.uk. October 18, 2017.
- ^ a b Krill AJ, Palmer LS, Palmer JS (2011). "Complications of circumcision". TheScientificWorldJournal. 11: 2458–68. doi:10.1100/2011/373829. PMC 3253617 . PMID 22235177.
- ^ Williams N, Kapila L (October 1993). "Complications of circumcision". The British Journal of Surgery. 80 (10): 1231–6. doi:10.1002/bjs.1800801005. PMID 8242285.
Bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Siegfried N, Muller M, Deeks JJ, Volmink J (April 2009). "Male circumcision for prevention of heterosexual acquisition of HIV in men". The Cochrane Database of Systematic Reviews (2): CD003362. doi:10.1002/14651858.CD003362.pub2. PMID 19370585.
- Update: Voluntary Medical Male Circumcision. UNAIDS. 2016.
- Male circumcision for HIV prevention: manual for male circumcision under local anaesthesia and HIV prevention services for adolescent boys and men. World Health Organization. 2018. hdl:10665/272387. ISBN 978-92-4-151359-3.