Lompat ke isi

Khotbah di Bukit

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Khotbah di bukit)

Khotbah di Bukit adalah salah satu khotbah Yesus yang paling terkenal yang tercatat di dalam Injil Matius (pasal 5-7).

Isi khotbah

[sunting | sunting sumber]
  • Ucapan bahagia (Matius 5:1-12)
  • Matius 5:2-12 (TB)  Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
  • Perumpamaan garam dunia dan terang dunia dan perumpamaan pelita dan ukuran (Matius 5:13-16)
Orang Kristen harus bisa seperti garam yang manfaat nya dirasakan oleh seluruh dunia dan terang yang memancarkan hidup Kekristenan sehingga menjadi contoh untuk kehidupan
Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat; "Siapa yang marah kepada saudaranya harus dihukum; berdamailah dengan lawanmu; siapa yang memandang perempuan serta menginginkannya sudah berzina; siapa yang menceraikan isterinya kecuali karena zina menjadikan isterinya berzina; jangan bersumpah demi apapun; jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu; kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu"; dan ajaran-ajaran lainnya
"Jangan memberi sedekah seperti orang munafik (supaya dipuji), "Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu." (6:3)
Jangan berdoa seperti orang munafik (supaya dilihat orang) ataupun bertele-tele (banyak kata-katanya supaya dikabulkan), "Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (6:6)
"Jika kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni kesalahan orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Jangan berpuasa seperti orang munafik (dengan muka muram, supaya orang melihat mereka sedang berpuasa), "Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (6:17-18)
Jangan mengumpulkan harta di bumi, "Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga. ... Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (6:20-21)
Orang tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon (dewa kekayaan - yang dilambangkan dengan cinta akan uang)
"Jangan kuatir akan hidupmu, makanan atau minuman atau pakaian, karena hidup itu lebih penting daripada semuanya," "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (6:33)
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi."
  • Hal yang kudus dan berharga (Matius 7:6)
"Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."
""Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." (7:7)
"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (7:12)[1]
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu; dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka."
"Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaranNya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahil-ahli Taurat mereka."

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Lihat pula Etika timbal balik