Johny Lumintang
Johny Lumintang | |
---|---|
Duta Besar Indonesia untuk Filipina | |
Masa jabatan 14 Februari 2014 – 20 Februari 2018 | |
Gubernur Lemhannas ke-12 | |
Masa jabatan 1999–2001 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 28 Juni 1947 Noongan, Langowan Barat, Minahasa, Sulawesi |
Suami/istri | drg. Sonya Riupassa, M.H.A. |
Anak | 3 |
Almamater | AKABRI (1970) |
Pekerjaan | TNI |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1970—2003 |
Pangkat | Letnan Jenderal TNI |
NRP | 23294 |
Satuan | Infanteri |
Pertempuran/perang | |
Sunting kotak info • L • B |
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Johny Josephus Lumintang (lahir 28 Juni 1947) adalah duta besar Indonesia untuk negara Filipina sejak 14 Februari 2014 hingga 20 Februari 2018.[1] Ia pernah menjabat sebagai Gubernur Lemhannas periode 1999—2001.
Latar Belakang
[sunting | sunting sumber]Johny Josephus Lumintang, lahir di Desa Noongan, Minahasa, Sulawesi Utara, 28 Juni 1947.
Satgas Pembebasan Sandra Mapenduma
[sunting | sunting sumber]Pria ini adalah salah satu pria yang turut berperan dalam Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma Team Ekspedisi Lorenz di Irian Jaya, lewat Operasi Rajawali,[2] saat menjadi Kepala Staf Kodam/Kasdam VIII/Trikora (1996).
Baru selesai melaksanakan tugas pembebasan Team Ekspedisi Lorenz, Johny yang baru dilantik menjadi Panglima Kodam VIII/Trikora atau sekarang menjadi Kodam XVII/Cendrawasih (20 Agustus 1996) mendapat tugas lagi membebaskan sandera 14 orang karyawan PT. Jayanti yang disandera GPK di Kamuna Raya Camp Timika tanggal 14 Agustus 1996, dan kali ini operasi pembebasan sandera tersebut dia pimpin sendiri, tugas tersebut diselesaikan dalam waktu singkat. Tanggal 18 September 1996 sandera dibebaskan walaupun akhirnya 2 sandera meninggal dunia.
Karier Militer
[sunting | sunting sumber]Jabatan Pangdam VIII/Trikora diembankan padanya selama satu setengah tahun Tamatan AKABRI tahun 1970, ini kemudian kembali dipercayakan menjabat Asisten Operasi Kasum TNI (dulu ABRI).
Beberapa jabatan penting sebelumnya antara lain: Komandan Batalyon Infanteri 751, Dandim Merauke dan Jayapura, Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 18/Trisula Kostrad, Komandan Rindam Jaya, Danrem 164 Timor-Timur dan Panglima Divisi Infanteri I/Kostrad.
Pada saat-saat kritis saat Soeharto turun dari kursi kepresidenan, Johny dipercaya menjabat Pangkostrad, menggantikan Letjen TNI Prabowo Subianto (yang saat itu terkenal sebagai The Rising Star). Sayang, masa jabatannya sebagai Panglima Kostrad sangat singkat, hanya 17 jam (22-23 Mei 1998). Itu adalah saat-saat yang paling menentukan dalam kehidupan bangsa dan negara.
Tanggal 30 Oktober 1998, Johny lagi-lagi dipercaya menggantikan posisi Prabowo sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) ABRI. Sekaligus juga menggantikan kedudukannya sebagai Anggota Fraksi ABRI MPR-RI.
Suami Drg. Sonya Riupassa, MHA ini pada tanggal 18 Januari 1999 ditunjuk menjadi Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat, dan sebelum pensiun Johny menduduki jabatan sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Departemen Pertahanan setelah sebelumnya menjabat Gubernur Lemhanas. Rupanya angka 18 merupakan angka istimewa bagi Johny, sehingga dalam waktu yang relatif singkat, yaitu ± 10 bulan, ia telah menduduki banyak jabatan strategis. Anak keempat dari lima bersaudara pasangan Alm. Frederik Lumintang dan Sofia Wuisan ini, adalah alumnus Sesko ABRI (1991-1992) Angkatan 18, Sus Staf Senior (1992) serta Lemhannas (1995).
Bapak dari tiga anak ini, Kitty Lumintang, lahir 27 Januari 1974, Della Lumintang, kelahiran 28 Oktober 1977, dan Valentino Lumintang, lahir 5 Desember 1979 ini, banyak melewati pendidikan militer, seperti: Infantry Officer Advanced Course, di Fort Benning, USA (1978), serta International Defence Management Course, di Monterey, USA (1989).
Ada satu kegiatan yang amat disukai Johny Lumintang saat tak berbaju militer lagi, yaitu berkebun. Anda suatu kali mungkin dapat melihat mantan Jenderal berbintang tiga ini menenteng beberapa sisir pisang dan beberapa butir kelapa di jalan raya Desa Tosuraya, Ratahan, Kabupaten Minahasa Tenggara tempat mantan Pangkostrad ini dibesarkan.“Saya ingin memberi contoh kepada orang Minahasa agar tidak malas menjalani profesi sebagai petani, karena saya pun bisa seperti sekarang karena petani” katanya.
Johny memang mungkin bisa ngomong begitu karena ia merasa ia menduduki karier yang cemerlang juga awalnya dari hasil berkebun. Keluarga Johny seperti warga Minahasa lainnya memang tidak bisa lepas dari profesi petani, karena mayoritas etnis Minahasa sebagai etnis terbesar di Sulawesi Utara menggeluti profesi tersebut. Mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka hanya lewat hasil bertani.[3]
Pada tahun 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik Johny Lumintang menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Filipina.[4]
Riwayat Jabatan
[sunting | sunting sumber]- Komandan Yonif 751/Vira Jaya Sakti
- Komandan Kodim 1707/Merauke
- Komandan Kodim 1701/Jayapura
- Komandan Brigade Infanteri Linud 18/Trisula Kostrad
- Komandan Resimen Induk Kodam Jaya
- Komandan Korem 164/Wira Dharma Dili, Timor-Timur
- Panglima Divisi Infanteri (Divif) I Kostrad
- Kepala Staf Daerah Militer VIII/Trikora
- Panglima Daerah Militer VIII/Trikora
- Asisten Operasi KASUM ABRI
- Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
- Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI
- Gubernur Lemhanas
- Wakil Kepala Staf Angkatan Darat
- Sekretaris Jenderal Dephan
Sipil
[sunting | sunting sumber]- Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Fraksi Utusan Daerah Irian Jaya (1997–1998)[5][6][7] dan Fraksi ABRI (1998–1999)[8]
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]Tanda Kehormatan
[sunting | sunting sumber]Johny mendapatkan sejumlah tanda kehormatan atas prestasi dan jasanya baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya:
Dada kanan | Dada kiri | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
|
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Presiden Lantik Delapan Duta Besar - Kompas.com
- ^ ""Aksi Kopassus Yang Dipuji Dunia"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-13. Diakses tanggal 2014-04-12.
- ^ ""Letjen TNI (Purn.) Jhony J Lumintang"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-13. Diakses tanggal 2014-04-12.
- ^ Asril, Sabrina. Gatra, Sandro, ed. "Presiden Lantik Delapan Duta Besar". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-07-10.
- ^ https://books.google.co.id/books?id=0lRC73GkRzgC&pg=PA94
- ^ https://books.google.co.id/books?id=dgAzhXe97YsC&pg=PA44
- ^ https://books.google.co.id/books?id=RHSbAAAAMAAJ&pg=PA54
- ^ https://books.google.co.id/books?id=5-BWAAAAMAAJ&pg=PA51
- ^ Agency, Philippines News (2017-12-03). "Exiting Indon envoy conferred with the Order of Sikatuna | Philippines News Agency". BusinessMirror (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-11-06.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Jabatan diplomatik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo |
Duta Besar Indonesia untuk Filipina 2014—2018 |
Diteruskan oleh: Sinyo Harry Sarundajang |
Jabatan pemerintahan | ||
Didahului oleh: Agum Gumelar |
Gubernur Lemhannas 1999—2001 |
Diteruskan oleh: Ermaya Suradinata |
Jabatan militer | ||
Didahului oleh: Letjen TNI Prabowo Subianto |
Pejabat Sementara Panglima Kostrad 1998 |
Diteruskan oleh: Letjen TNI Djamari Chaniago |
- Orang hidup berusia 77
- Kelahiran 1947
- Tokoh militer Indonesia
- Tokoh TNI
- Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
- Alumni Akademi Militer 1970
- Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
- Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih
- Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad
- Gubernur Lemhannas
- Tokoh Minahasa
- Marga Lumintang
- Tokoh Sulawesi Utara
- Tokoh dari Minahasa
- Duta Besar Indonesia untuk Filipina
- Penerima Bintang Dharma
- Penerima Bintang Kartika Eka Paksi