Aksara berciri
Aksara berciri (aksara fitural) adalah aksara yang bentuk huruf-hurufnya tidak sembarang, melainkan mengikuti kaidah fonologi sehingga bentuk huruf-hurufnya khas sesuai dengan ciri fonem-fonem yang dilambangkan. Istilah "berciri" dicetuskan oleh Geoffrey Sampson untuk mendeskripsikan aksara Hangeul[1] dan stenografi Pitman.[2]
Ciri fonologis
[sunting | sunting sumber]Banyak aksara yang memiliki bentuk huruf sembarang, tidak ada keterkaitan secara fonologi, namun beberapa aksara juga memiliki ciri elemen-elemen fonologis yang terbatas. Banyak bahasa yang ditulis dengan alfabet Latin justru menambahkan huruf-huruf bertanda diakritik, yang kadang kala dianggap sebagai huruf yang berbeda dengan huruf Latin yang lazim. Sebagai contoh:
- Alfabet bahasa Polandia mencirikan bunyi konsonan alveolar menjadi alveolo-palatal dengan tanda aksen akut.
Huruf | Konsonan yang dilambangkan | Huruf | Konsonan yang dilambangkan | |
---|---|---|---|---|
C c | Konsonan afrikat alveolar nirsuara | Ć ć | Konsonan afrikat alveolo-palatal nirsuara | |
N n | Konsonan nasal alveolar | Ń ń | Konsonan nasal alveolo-palatal | |
S s | Konsonan frikatif alveolar nirsuara | Ś ś | Konsonan frikatif alveolo-palatal nirsuara |
- Aksara kana yang digunakan di Jepang mencirikan bunyi konsonan nirsuara menjadi bersuara dengan tanda dakuten.
Huruf | Konsonan yang dilambangkan | Huruf | Konsonan yang dilambangkan | |
---|---|---|---|---|
か (ka) | Konsonan plosif velar nirsuara | が (ga) | Konsonan plosif velar bersuara | |
た (ta) | Konsonan plosif alveolar nirsuara | だ (da) | Konsonan plosif alveolar bersuara | |
さ (sa) | Konsonan frikatif alveolar nirsuara | ざ (za) | Konsonan frikatif alveolar bersuara |
Alfabet Fonetis Internasional (AFI) juga memiliki beberapa unsur fonologis. Sebagai contoh, huruf berkait menandakan bahwa konsonan tersebut merupakan konsonan implosif (ɓ ɗ ʄ ɠ ʛ), sementara huruf berekor menandakan konsonan retrofleks (ʈ ɖ ʂ ʐ ɳ ɻ ɽ ɭ). Tanda diakritik pada AFI juga merupakan ciri.
Alfabet Fraser yang digunakan untuk menuliskan bahasa Lisu memberi ciri fonologis yang unik. Huruf-huruf yang melambangkan konsonan tenuis (P /p/, T /t/, F /ts/, C /tʃ/, dan K /k/) diputar sejauh 180° untuk mencirikan bunyi aspirasi.
Tidak seperti aksara lainnya yang memberi tanda diakritik untuk memberi ciri fonologis, aksara berciri menekankan perbedaan bentuk huruf secara fonologi. Aksara berciri yang populer adalah Hangeul dari Korea.
Artikulasi | Huruf | Konsonan yang dilambangkan | Huruf | Konsonan yang dilambangkan | Huruf | Konsonan yang dilambangkan | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Konsonan velar | ㅋ (k) | Konsonan plosif velar nirsuara | ㄱ (g) | Konsonan plosif velar bersuara | ||||
Konsonan koronal(1) | ㅌ (t) | Konsonan plosif alveolar nirsuara | ㄷ (d) | Konsonan plosif alveolar bersuara | ㄴ (n) | Konsonan nasal alveolar | ||
Konsonan sibilan(2) | ㅅ (s) | Konsonan frikatif alveolar nirsuara | ㅈ (z) | Konsonan afrikat alveolo-palatal nirsuara | ㅊ (ch) | Konsonan afrikat alveolo-palatal nirsuara teraspirasi |
- Catatan
- (1) Konsonan koronal dihasilkan melalui bagian depan lidah, meliputi bunyi alveolar, dental, dan postalveolar.
- (2) Konsonan sibilan adalah bunyi desis, meliputi bunyi afrikat dan frikatif.
Contoh
[sunting | sunting sumber]Contoh aksara berciri meliputi:
- Aksara penduduk asli Kanada
- Stenografi Gregg
- Stenografi Duployan
- Hangeul — Korea
- Alfabet Shavia
- Tengwar (aksara fiktif yang diciptakan oleh J. R. R. Tolkien)
- Tuturan visibel (sejenis aksara fonetis)
- Tulisan isyarat (tulisan yang digunakan untuk menulis bahasa isyarat; secara teknis bukan merupakan alfabet[3]
- Tulisan tuturan (Mundbildschrift: aksara yang digunakan untuk menuliskan gerakan mulut saat berucap)
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- Sampson, Geoffrey (1990). Writing Systems. Stanford University Press. ISBN 9780804717564.
- Martin, Joe. A Linguistic Comparison: Two Notation Systems for Signed Languages (Tesis).