Ricky Sutanto
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Desember 2023. |
Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. |
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Ricky Sutanto | |
---|---|
Lahir | Ricky Sutanto 06 Juni 1950 Bandung, Jawa Barat, Indonesia |
Pendidikan | South East Asia Union College Singapore, dan Marketing and Financial Course Singapore University |
Pekerjaan | Pengusaha dan salah satu Pendiri perusahaan Blossom Group yang kini sangat membumi, dan bergerak di bidang kontraktor, property dan consumer product. |
Organisasi | Pernah menjabat sebagai Ketua Umum Barisan Rakyat Sejahtera (Barasetra), Presidium Koalisi Penyelamat Bangsa (Kopebang), Ketua Umum Persatuan Nelayan Traditional Indonesia (PNTI), dan Penasehat Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI). Selain itu, aktif sebagai Chairman of Asia Economic Trade Cooperation Council, dan Ketua Komite Tetap Perdagangan Luar Negeri KadinIndonesia. |
Anak | Emily Sutanto Raymond Aguswirawan Sutanto Dermawan Sutanto Freda Sutanto Rosemaie Sutanto Tian Nathan Sutanto |
Orang tua | Chandra Sutanto (Ayah) Jeni Herlina Sutanto (Ibu) |
Situs web | http://www.rickysutanto.com |
Ricky Sutanto, nama Tionghoa, Chen Jia Ping (陈家平 dalam bahasa Mandarin), lahir di kota Bandung, Jawab Barat, 6 Juni 1950, atau paling dikenal dengan panggilan Ricky adalah seorang pengusaha. Ricky Sutanto yang dikenal sebagai salah satu pendiri kelompok usaha Blossom Group,[1] kelompok usaha keluarga antara lain mendirikan usaha di bidang agribisnis di bawah bendera Sunria yang memproduksi beras organik, Ganbino Café (Food & Beverage). Selain itu usaha keluarga ini juga bergerak di bidang kontraktor, property dan Consumer Product.
Ricky pernah mencalonkan diri menjadi Presiden Republik Indonesia tahun 2004.[2] Karena itu, ketika dia dicalonkan menjadi presiden pada pemilu 2004 oleh 7 partai politik, seperti PDS, PSI, Partai Buruh, dan lain-lain, sejumlah partai lain yang sebelumnya sedang mencari figur, seperti PPP, PAN, dan PDIP pun merapat untuk memberi dukungan dan beberapa partai,[3] bahkan siap meminangnya. Dukungan politik ketika itu, tentu memiliki banyak pertimbangan, di antaranya karena dia dikenal luas di kalangan masyarakat, di samping permikiran-pemikiran politik kebangsaaannya yang mendapat pengakuan secara luas, dia juga membawahi sejumlah organisasi kemasyarakatan, seperti menjadi Ketua Umum Barisan Rakyat Sejahtera (Barasetra), Presidium Koalisi Penyelamat Bangsa (Kopebang), Ketua Umum Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI), Penasehat Asosiai Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) dan aktif juga sebagai Chairman of Asia Economic Trade Coorperation Counsil, dan Senior Advisor Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
Bahkan, pengusaha nasional dengan badan usaha yang merupakan perusahaan keluarga ini mampu memproduksi sejumlah produk terkenal seperti Equil Natural Mineral Water, Adem Sari dan Sari Puspa ini membawahi 20 ribu lebih petani yang berada di bawah binaannya. Dan pertimbangan partai politik terhadap pencapresannya tentu karena dari sisi finansial memang memenuhi semua pembiayaan politik pencapresannya. Juga karena pemikiran-pemikiran politik Ricky menjadikan Indonesia lebih sejahtera di masa depan kalau dirinya terpilih menjadi presiden cukup masuk akal dan menggugah para politisi. Dan pemikiran-pemikiran politik kebangsaannya yang inspiratif itu tertuang secara menarik dalam buku kecil yang ditulisnya tahun 2004 dengan judul: 2015 Kita Terkaya No.5.[4]
Daya tarik Ricky sebagai capres juga muncul lagi pada pemilu 2014. Ketika itu, Konvensi Rakyat yang dipimpin Salahuddin Wahid, adik kandung Presiden Abdurrahman Wahid, dan Safii Maarif, tokoh sentral Muhamadyah. Dan pada Pemilu 2014 tersebut, Ricky pernah berdiskusi dengan pimpinan puncah PDIP dan keluarlah jargon politik pasangan capres: JOKORICK. Kemudian, PDIP mengubah haluan memunculkan figur Jokowi-JK.
Sebelumnya, pada pemilu 2009, Ricky Sutanto juga dicalonkan untuk menjadi presiden oleh PIS. Dan ketokohan Ricky Sutanto cukup melambung karena ketika itu dirinya merupakan Ketua PAPILU. Dan ketika itu juga PKPI antusias mendukungnya juga untuk menjadi pemimpin masa depan bangsa.
Kehidupan pribadi
Ricky Sutanto atau Chen Jia Ping adalah putra ke-3 dari enam bersauara, dari Bapak Chandra Sutanto dan Ibu Jeni Herlina Sutanto. Bapak dan ibunya adalah keturunan Tionghoa, sekaligus merupakan pengusaha sukses di zamannya. Ricky lahir di Bandung, Jawa Barat, 6 Juni 1950. Ricky memiliki 3 orang putri dan 3 orang putra Keluarga Ricky adalah keturunan Tionghoa-Indonesia, yang tentu berasal dari Tiongkok, khususnya dari suku Hakka Mei Xian, desa Meisen. Desan Meisen merupakan salah satu desa di Tiongkok yang melahirkan banyak politisi yang kini berkiprah di negeri Tirai Bambu. Dan Ricky Sutanto merupakan generasi ke-3 di Indonesia.
Di Indonesia, sebenarnya banyak warga China atau Tiongkok yang berasal dari suku Hakka atau Kejia. Suku Hakka ini berkembang di Bangka Belitung, Pontianak, Jakarta, Surabaya, Bandung dan lain-lain. Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, Gubernur DKI Jakarta adalah salah satu warga Indonesia keturunan Tiongkok dari suku Hakka (Kejia) sekaligus dari Desa Meisen.
Ricky Sutanto merupakan anak ke-3 dari 6 bersaudara tersebut, seorang pengusaha mengikuti darah keluarganya. Semua saudara Ricky adalah pengusaha. Ricky beristrikan Rose Rina Sutanto, dan memiliki 3 orang putri dan 3 orang putra.
Referensi
- ^ "Mengeksekusi Ide Menjadi Bisnis Nyata". SWA.co.id (dalam bahasa Inggris). 2004-12-08. Diakses tanggal 2020-03-28.
- ^ Taipan Asal Jawa Barat Ricky Sutanto Siap Jadi Capres PPP . (diakses 5 Mei 2014)
- ^ Muncul Wacana Duet Joko Widodo-Ricky Sutanto. (diakses 05 Mei 2014 )
- ^ Judul Buku:2015 Kita Terkaya No.5, Pengarang: Ricky Sutanto, Penerbit: Yayasan Nusa Sejahtera, Cetakan: Cetakan Pertama, Maret 2004, Tebal: xix + 188 Halaman
Pranala luar
- Situs Resmi Ricky Sutanto Diarsipkan 2016-03-05 di Wayback Machine.