Lompat ke isi

Kerengga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Oecophylla
Rentang waktu: 47–0 jtyl
Eocene - Recent
Weaver ant (Oecophylla smaragdina) major worker (Vietnam).
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hymenoptera
Famili: Formicidae
Subfamili: Formicinae
Tribus: Oecophyllini
Genus: Oecophylla
Smith, 1860
Spesies

Oecophylla atavina
Oecophylla bartoniana
Oecophylla brischkei
Oecophylla crassinoda
Oecophylla eckfeldiana
Oecophylla grandimandibula
Oecophylla leakeyi
Oecophylla longinoda
Oecophylla longiceps
Oecophylla megarche
Oecophylla obesa
Oecophylla perdita
Oecophylla praeclara
Oecophylla sicula
Oecophylla smaragdina
Oecophylla superba
Oecophylla xiejiaheensis

Diversitas
2 spesies
Map showing range of Oecophylla
Oecophylla range map.
Oecophylla longinoda (biru), Oecophylla smaragdina (merah).[1]

Kerengga, kerangga atau rangrang (Oecophylla) adalah semut merah besar yang dikenal memiliki kemampuan tinggi dalam membentuk anyaman untuk sarangnya. Dalam bahasa Inggris ia disebut weaver ant atau "semut penganyam". Rangrang sebagaimana banyak semut lain adalah serangga sosial dan membentuk koloni. Koloni rangrang dapat sangat tinggi populasinya.

Di dunia dikenal dua jenis rangrang yang masih menyintas. Sisanya ditemukan dalam bentuk fosil. Jenis pertama adalah rangrang asia (O. smaragdina) yang tersebar luas dari Pakistan sampai Australia bagian utara dan rangrang afrika (O. longinoda) yang menghuni kawasan tropis di Afrika.

Serangga ini bersifat teritorial (menjaga tempat hidupnya) dan bertemperamen "galak". Rangrang tidak segan-segan menyerang apa pun yang mendekati kawasan aktivitasnya. Karena perilaku ini, banyak pemilik pohon buah di Asia Tenggara memanfaatkannya untuk menjaga buah yang mulai ranum. Selain sebagai penjaga, rangrang dimanfaatkan manusia sebagai sumber pakan burung berkicau peliharaan. Larvanya dikenal sebagai kroto dan disukai oleh burung pemakan serangga. Kroto merupakan komoditas perdagangan sekunder sebagai tambahan penghasilan petani.

Rangrang memiliki perilaku memelihara beberapa jenis kutu sisik untuk diperah cairannya.

Fase perkembangan

Kroto memiliki fase bertelur yang terprogram. Tahap pertumbuhan dimulai dari telur, larva, pupa hingga menjadi semut dewasa. Secara keseluruhan, dari telur menuju semut dewasa berlangsung sekitar 30 hari. Adapun detail proses dari telur sampai dewasa:

  • Telur ke Larva = 7 Hari
  • Larva ke Pupa = 14 Hari
  • Pupa ke Semut Dewasa = 9 Hari

Dalam fase bertelur, telur semut rangrang juga memiliki siklus perubahan telur menuju dewasa. Berikut detailnya dari siklus telur menuju dewasa:

Ratu akan menghasilkan telur yang akan berubah menjadi larva dan pupa. Selain ratu semut rangrang merah itu juga betina sehingga mereka juga akan bertelur. Masa perubahan ini memerlukan waktu 21 hari. Selanjutnya Pupa akan berubah menjadi semut yaitu Semut Pekerja, Semut Pejantan dan Semut Ratu. Proses Pupa menuju semut ini memerlukan waktu 5-9 Hari.

Kasta

Seperti halnya serangga koloni lain, semut juga terbagi dalam berbagai kasta.Khususnya semut rangrang, kasta semut lebih sederhana. Terbagi menjadi ratu, pekerja/prajurit, perawat, dan pejantan.

Tidak seperti semut api atau serangga lain, pekerja dan prajurit semut rangrang notabene sama, baik secara tugas maupun penampakan fisik. Pada semut api atau rayap, prajurit mempunyai organ senjata yang dominan menonjol, seperti kepala sampai gigi semut.

Semut rangrang lebih fleksibel, pekerja maupun perawat mampu berfungsi sebagai prajurit kala situasi membutuhkan. Pejantan juga muncul hanya ketika calon ratu sudah menginjak dewasa membutuhkan pembuahan. Dan mati setelah perkawinan.

Efektivitas kehidupan semut rangrang penghasil kroto inilah yang membuat bagus untuk pertimbangan budidaya.

Ratu Semut Kroto

Ratu semut kroto merupakan pusat dari semua koloni semut kroto. Dalam setiap koloni semut kroto sudah dipastikan memiliki ratu semut. Berikut ciri-ciri ratu semut kroto:

  • Ratu semut kroto berukuran 20–25 mm.
  • Memiliki warna hijau (calon ratu) atau cokelat kekuningan (ratu).
  • Ratu semut kroto memiliki perut yang besar
  • Ketika belum kawin, ratu semut kroto memiliki sayap.
  • Ratu semut kroto dapat ditemui di lokasi yang aman dari gangguan.
  • Selalu berada pada daun yang masih segar.

Semut Kroto Jantan

Semut kroto jantan adalah salah satu semut kroto yang memiliki daya hidup yang sangat singkat yaitu hanya mencapai satu minggu. Semut kroto jantan ini hanya bertugas membuahi ratu semut kroto saja. Setelah itu semut kroto jantan akan mati. Semut kroto jantan ini memiliki warna kehitam-hitaman.

Semut Kroto Pekerja

Banyak yang berpendapat bahwa semut kroto pekerja ini memiliki tipe semut kroto yang umum. Semut kroto pekerja ini mirip seperti semut-semut pada biasa yang sering kita jumpai. Berikut ciri umum semut kroto pekerja:

  • Semut kroto pekerja memiliki warna oranye kemerahan.
  • Memiliki ukuran tubuh antara 5–6 mm.
  • Semut kroto pekerja merupakan semut kroto yang betina dan bisa bertelur.
  • Selalu tinggal di dalam sarang.
  • Semut kroto pekerja merawat semut kroto yang masih muda.

Semut Kroto Prajurit

Semut kroto prajurit memiliki tugas yang sangat vital.[butuh rujukan] Dalam suatu koloni, semut kroto prajuritlah yang memiliki jumlah yang banyak. Adapun ciri Semut Kroto prajurit sebagai berikut:

  • Semut kroto prajurit memiliki warna yang hampir sama dengan semut kroto pekerja.
  • Semut kroto prajurit memiliki ukuran tubuh lebih besar dari semut kroto pekerja yaitu 8–10 mm.
  • Terdapat rahang dan gigi yang kuat pada semut kroto prajurit.
  • Semut kroto prajurit juga memiliki kaki yang kuat.
  • Semut Kroto prajurit bertugas membangun dan menjaga sarang.
  • Sebagai penjaga lokasi dalam satu koloni semut kroto.

Semut Perawat

Betina infertil dengan ukuran 5mm–7mm, bertugas untuk merawat dan memindahkan telur dan larva mikro. Populasi kurang lebih 10% dari total koloni.

Jenis

Kroto Halus

Memiliki ciri-ciri seperti:[butuh rujukan]

  • Tidak awet, atau tidak tahan lama.
  • Dapat bertahan kurang lebih satu minggu.
  • Terdiri dari calon bakalan semut betina yang mandul, baik yang berukuran kecil maupun besar.

Kroto Kasar

Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:[butuh rujukan]

  • Kroto jenis ini juga tergolong tidak awet.
  • Daya tahannya pun juga kurang lebih sekitar satu minggu.
  • Kroto jenis ini merupakan kroto yang terdiri atas calon ratu semut dan juga semut pejantan.

Kroto Basah

Memiliki ciri-ciri yaitu:[butuh rujukan]

  • Kroto ini tergolong mudah busuk.
  • Namun mengandung protein tinggi yang digemari oleh burung kicauan.
  • Umumnya hanya bertahan hanya satu hari.
  • Terdiri atas telur yang menyerupai larva kecil.

Rujukan

  1. ^ Dlussky, Gennady M. (2008). "New middle Eocene formicid species from Germany and the evolution of weaver ants" (PDF). Acta Palaeontologica Polonica. 53 (4): 615–626. doi:10.4202/app.2008.0406.  [pranala nonaktif permanen]