Lompat ke isi

Bakung pedang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 10 September 2024 13.16 oleh Mitgatvm Bot (bicara | kontrib) (top: Ganti ke infobox spesies)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Bakung pedang
Gladiolus Edit nilai pada Wikidata
Tumbuhan
Jenis buahkapsul Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
KerajaanPlantae
DivisiTracheophytes
OrdoAsparagales
FamiliIridaceae
GenusGladiolus Edit nilai pada Wikidata
Linnaeus, 1753
Tipe taksonomiGladiolus communis Edit nilai pada Wikidata
Tata nama
Sinonim takson
× Gladanthera J.M.Wright
× Homoglad Ingram[1]
Species
About 260, see text

Gladiol, bakung pedang, atau bunga agustus adalah tanaman bunga hias tahunan berbentuk herba yang termasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol berasal dari bahasa Latin, "gladius", yang berarti "pedang kecil", seperti bentuk daunnya. Aslinya berasal dari Afrika Selatan, dan menyebar ke Asia sejak 2000 tahun yang lalu. Pada tahun 1730, gladiol mulai memasuki daratan Eropa dan berkembang di Belanda. Tanaman gladiol yang termasuk subkelas Monocotyledoneae, memiliki akar serabut, dan membentuk akar kontraktil yang tumbuh saat pembentukan subang baru. Kelebihan bunga potong gladiol adalah kesegarannya dapat bertahan hingga 5-10 hari, dan dapat berbunga sepanjang waktu. Legenda Romawi mengatakan: jika Anda menggantung umbi gladiol di dada sebagai jimat, mereka tidak hanya akan membantu Anda memenangkan pertarungan, tetapi juga melindungi Anda dari kematian.

Hasil penelitian tahun 1988, Indonesia mengenal 20 varietas gladiol dari Belanda kemudian diuji multi lokasi di kebun percobaan Sub Balai Penelitian Hortikultura Cipanas. Tiga varietas di antaranya memiliki penampilan yang paling indah, (warna dan bentuknya berbeda dengan gladiol lama), yaitu: White godness (putih), Tradehorn (merah jingga), dan Priscilla (putih). Ragam jenis bunga gladiol adalah:

Beberapa kultivar bunga gladiol lainnya yang telah di uji di Indonesia adalah: Red Majesty, Priscilla, Oscar, Rose Supreme, Sanclere, Dr. Mansoer, Albino, Salem, Marah Api, Queen Occer, Ceker dan lain sebagainya. Sementara itu, Badan Litbang Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) telah menghasilkan empat varietas gladiol, yaitu, Dayang Sumbi, Kaifa, Clara, dan Nabila .

Bunga yang bisa tumbuh di ketinggian 600–1400 m dpl ini, mempunyai nilai ekonomis cukup baik. Tanaman yang berasal dari Afrika Selatan ini mempunyai nama latin ”Gladius”, yang berarti ”pedang kecil”, bisa tumbuh dengan baik pada tanah ber-pH 5,8-6,5 dalam suhu 10-25 o C. Perbanyakan dapat dilakukan secara vegetatif maupun generatif. Tanaman ini sangat toleran pada berbagai struktur tanah, dari tanah yang ringan berpasir dengan berbahan organik rendah sampai tanah yang berat berlempung atau liat. Penanaman gladiol harus diusahakan pada lahan yang bukan bekas pertanaman gladiol atau keluarga dekatnya, seperti iris, ixia, freesia dan monbretia.

Sentra produksi bunga gladiol di Indonesia untuk daerah Jawa Barat terdapat di Parongpong (Bandung), Salabintana (Sukabumi) dan Cipanas (Cianjur). Di Jawa tengah terdapat di daerah Bandungan (Semarang) sedangkan di Jawa Timur berada di daerah Batu (Malang). Gladiol diproduksi sebagai bunga potong yang mempunyai nilai ekonomi dan memiliki nilai estetika. Bunga potong juga merupakan sarana peralatan tradisional, agama, upacara kenegaraan dan keperluan ritual lainnya. Gladiol merupakan salah satu bunga potong yang paling banyak dicari, baik untuk hiasan di gedung pesta atau di rumah huni. Tanaman gladiol akan berbunga sekitar 60-90 hari setelah tanam. Ukuran bunganya yang relatif besar membuatnya eye catching dan pantas dibeli. Gladiol juga kaya warna. Ada gladiol merah muda, putih bergaris ungu, oranye muda, oranye, kuning, gladiol dua warna, dan tentunya putih.

Namun, Bunga gladiol tergolong bunga yang mudah kehilangan air (gladiol cepat layu). Meskipun begitu, kondisi tersebut masih dapat disiasati. Tentunya, teknik memanen yang benar juga harus diterapkan. Bunga potong sebaiknya tidak dipanen ketika mentari sedang terik tetapi dipanen sebelum matahari terbit atau menjelang petang. Saat memanen, batang bunga dipotong miring. Dengan begitu, tercipta penampang batang yang lebih luas untuk menyerap air. Panen bunga dapat dilakukan setelah kuntum 1 dan kuntum 2 bunga terbawah sudah menunjukkan warnanya, tetapi belum mekar. Bila panen dilakukan setelah mekar, bunga gladiol akan mudah rusak pada saat pengangkutan. Tetapi sebaliknya bila bunga dipanen terlalu awal, maka bunga tidak dapat mekar sempurna.

  1. ^ "Gladiolus". Royal Botanic Gardens, Kew: World Checklist of Selected Plant Families. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-03-25. Diakses tanggal 10 April 2014.