Lompat ke isi

Posesif (film)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 9 Maret 2019 04.09 oleh Hanamanteo (bicara | kontrib) (←Suntingan Axl7Rose (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh FJKowalski127)
Posesif
SutradaraEdwin
ProduserMeske Taurisia
Muhammad Zaidy
Ditulis olehGina S. Noer
PemeranPutri Marino
Adipati Dolken
Yayu Unru
Cut Mini
music=Mar Galo
Dave Lumenta
SinematograferBatara Goempar Siagian
PenyuntingW. Ichwan Diardono
Perusahaan
produksi
Palari Films
Tanggal rilis
26 Oktober 2017
Durasi102 menit
Negara Indonesia
BahasaIndonesia

Posesif adalah film drama psikologis Indonesia yang disutradari oleh Edwin dan ditulis oleh Gina S. Noer, serta dibintangi oleh Putri Marino dan Adipati Dolken beserta pemeran pembantu lain. Posesif dirilis secara luas pada 26 Oktober 2017.[1]

Meski sempat menuai kontroversi dalam legalitas filmnya, Posesif mendapatkan 10 nominasi Festival Film Indonesia 2017, memenangkan tiga penghargaan: Sutradara Terbaik untuk Edwin, Aktris Terbaik untuk Putri Marino dan Aktor Pendukung Terbaik untuk Yayu Unru.

Sinopsis

Lala Anindhita (Putri Marino) adalah siswi teladan di sebuah SMA di Jakarta, yang juga seorang atlet loncat indah, yang dilatih oleh ayahnya sendiri (Yayu Unru). Lala yang hanya tinggal berdua dengan ayahnya sepeninggalan ibunya merasa dunianya sudah cukup dengan ayahnya dan kedua temannya, Rino (Chicco Kurniawan) dan Ega (Gritte Agatha), dan meskipun ayahnya bersifat sedikit mengekang, Lala tidak terlihat keberatan dan menjalani hidupnya dengan baik.

Saat sedang membantu gurunya, Lala bertemu murid pindahan baru disekolahnya bernama Yudhis Ibrahim (Adipati Dolken), yang langsung bermasalah dengan seorang guru killer (Ismail Basbeth). Lala pun ketahuan membantu Yudhis, dan sebagai hukuman, keduanya harus berjalan sepanjang lapangan sekolah dengan tali sepatu yang saling terikat. Meski ditertawai seluruh sekolah, Lala dan Yudhis menjadi dekat karena ini. Lala pun menyanggupi ajakan Yudhis untuk berpacaran, dan untuk pertama kalinya hidup Lala menjadi begitu berwarna.

Ayah Lala tidak keberatan putrinya mulai berpacaran, namun ia merasa perhatian Lala yang selama ini didapatkannya secara penuh mulai terbagi secara drastis. Di lain pihak, Yudhis pun mulai menunjukkan gelagat keinginan memiliki Lala sepenuhnya alias posesif, mulai dari menolak panggilan ke handphone Lala sampai akhirnya menyabotase saingan Lala dalam loncat indah. Secara mengejutkan, Lala sendiri sepenuhnya berpihak pada Yudhis setiap kali. Lala pun diundang Yudhis kerumahnya dan bertemu dengan mamanya, Diana (Cut Mini), yang seperti Lala dan ayahnya, selama ini tinggal berdua dengan Yudhis.

Suatu hari Yudhis mendapati Rino berusaha menelepon Lala, dan dengan emosi terbakar Yudhis pun melindas Rino yang sedang mengendarai motor sendiran di malam hari hingga tangannya patah. Lala yang curiga dengan Yudhis, dibentak Yudhis di ruang kelas sampai dicekik, yang membuat Lala menyadari betapa posesif Yudhis telah menjadi terhadapnya. Lala pun minta putus, namun Yudhis berulang kali minta maaf sambil menangis memohon pada Lala untuk kembali, bahkan sampai memukuli dirinya sendiri. Lala yang kasihan pun menerimanya kembali.

Ketika Lala dan Yudhis telah lulus SMA, kenyataan datang bahwa Yudhis harus kuliah di Bandung mengikuti tradisi keluarganya, sementara Lala diterima beasiswa atlet loncat indah di Jakarta. Karena tidak mungkin meminta Lala yang tidak punya siapa-siapa di Bandung untuk kuliah bersamanya, Yudhis pun berinisiatif untuk kuliah di Jakarta, namun diluar dugaan, Diana marah besar bahwa Yudhis tega berencana meninggalkan dirinya, bahkan sampai memukuli dan mencekik Yudhis dengan sepatunya. Lelah karena merasa semua orang ingin memisahkannya dan Lala, Yudhis pun kabur dari rumah dan meminta Lala untuk pergi bersamanya.

Setelah dipukuli oleh pemalak yang juga menyebabkan Lala babak belur, Yudhis pun menyadari bahwa kabur dari ibunya dan membawa kabur Lala dari ayahnya tidak akan menyelesaikan masalah. Kali ini, Lala lah yang bersikap posesif, memohon pada Yudhis untuk tetap pergi bersamanya ke Bali, bahkan sampai menawarkan untuk kerja apa saja demi Yudhis. Yudhis yang tidak tega membiarkan Lala hidup sengsara, akhirnya membuat keputusan berat untuk meninggalkan Lala yang sedang ganti baju di sebuah pom bensin. Lala pun pulang kerumahnya dengan kondisi babak belur dan dalam kepiluan ia minta maaf pada ayahnya. Lala tidak pernah mendengar dari Yudhis lagi, yang telah berangkat ke Bandung bersama Diana untuk kuliah.

Suatu pagi, Lala yang sedang jogging mendapati Yudhis mengejar dan berlari bersamanya. Ketika Lala berhenti, Yudhis juga berhenti. Lala menatap Yudhis lekat-lekat, lalu melanjutkan larinya. Ketika ia menoleh, Yudhis sudah tidak ada disana, dan Lala tersenyum.

Pemeran

Produksi

Dalam sebuah wawancara dengan Rieko Yui dari The Japan Foundation, awalnya, film ini direncanakan akan disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja.[2]{{efn|Jika film ini akhirnya tetap disutradarai oleh Teddy, maka film ini adalah film pertama yang disutradarai setelah "Trilogi Keintiman" yang terdiri dari Lovely Man (2011), Something in the Way (2013), dan About a Woman (2014). Karena tidak jadi menyutradarai Posesif, Teddy kemudian menyutradarai Menunggu Pagi (2018).[3]

Penghargaan

Tahun Ajang Penghargaan Kategori Penerima Hasil
2017 Festival Film Indonesia Film Terbaik Meiske Taurisia & Muhammad Zaidy Nominasi
Sutradara Terbaik Edwin Menang
Aktor Terbaik Adipati Dolken Nominasi
Aktris Terbaik Putri Marino Menang
Aktor Pendukung Terbaik Yayu Unru Menang
Aktris Pendukung Terbaik Cut Mini Nominasi
Skenario Asli Terbaik Gina S. Noer Nominasi
Editing Terbaik W. Ichwan Diardono Nominasi
Sinematografi Terbaik Batara Goempar Siagian Nominasi
Tata Rias Terbaik Cika Rianda Nominasi
Festival Film Tempo Film Pilihan Tempo Posesif Nominasi
Sutradara Pilihan Tempo Edwin Nominasi
Skenario Pilihan Tempo Gina S Noer Nominasi
Aktris Utama Pilihan Tempo Putri Marino Nominasi
Aktor Utama Pilihan Tempo Adipati Dolken Nominasi
Aktor Pendukung Pilihan Tempo Yayu Unru Nominasi
Aktris Pendukung Pilihan Tempo Cut Mini Nominasi
2018 Festival Film Bandung Sutradara Terpuji Edwin Nominasi
Pemeran Utama Pria Terpuji Adipati Dolken Nominasi
Pemeran Pembantu Wanita Terpuji Cut Mini Menang
Penata Kamera Film Bioskop Terpuji Batara Goempar Nominasi
Indonesian Movie Actors Awards Film Terfavorit Posesif Nominasi
Pemeran Utama Pria Terbaik Adipati Dolken Nominasi
Pemeran Utama Pria Terfavorit Nominasi
Pemeran Utama Wanita Terbaik Putri Marino Nominasi
Pemeran Utama Wanita Terfavorit Nominasi
Pendatang Baru Terbaik Menang
Pendatang Baru Terfavorit Nominasi
Pasangan Terbaik Adipati Dolken - Putri Marino Nominasi

Catatan

Referensi

  1. ^ Marino, Putri; Dolken, Adipati; Agatha, Griselda (2017-10-26), Posesif, diakses tanggal 2017-11-21 
  2. ^ Yui, Rieko (24 Mei 2017). "Cutting into the Taboos of Indonesian Society: Film Director Teddy Soeriaatmadja, Here-and-Now" [Memotong Tabu Masyarakat Indonesia: Sutradara Teddy Soeriaatmadja, Di Sini dan Sekarang]. Japan Foundation (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 6 Februari 2019. 
  3. ^ Wirastama, Wira (14 Agustus 2018). "Setelah Trilogy of Intimacy, Teddy Soeriaatmadja Garap Tiga Film Komersial". Metro TV News. Diakses tanggal 6 Februari 2019.