Festival Hantu: Perbedaan antara revisi
Tidak ada kisah hantu kelaparan yang perlu dijamu dalam Buddhisme |
k Menambahkan diakritik cina Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(30 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[File:Dashiye image is burned during Ghost Festival in Bangka Island (2022).jpg|thumb|right|Festival Hantu di Bangka, diakhiri dengan membakar boneka kertas Dashiye.]] |
|||
⚫ | |||
⚫ | '''Festival Cioko''' ([[Hanzi]]: 鬼節; [[pinyin]]: |
||
⚫ | |||
⚫ | Perayaan ini jatuh pada tanggal [[15 (angka)|15]] bulan [[7 (angka)|7]] [[penanggalan Tionghoa]]. Bulan ke-7 Imlek juga dikenal sebagai '''Bulan Hantu''' (''Chinese ghost month'') |
||
⚫ | '''Festival Cioko''' ([[Hanzi]]: 鬼節; [[pinyin]]: guǐ jié; lit. sembahyang arwah umum), atau disebut juga '''Festival Hantu Kelaparan''', adalah sebuah tradisi perayaan dalam kebudayaan Tionghoa.<ref>{{en}}[http://m.thejakartapost.com/news/2010/09/05/cioko-festival-appeases-poor-hungry-spirits.html Cioko festival appeases the poor, hungry spirits]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, ''The Jakarta Post''. Akses:01-09-2012</ref> Festival ini juga sering disebut '''Festival Tionggoan''' ([[Hanzi]]: 中元, [[pinyin]]: zhong yuan). Orang [[Hakka]] menamakannya '''Chiong Si Ku'''<ref>{{id}}[http://m.equator-news.com/lintas-utara/singkawang/20110816/sembahyang-kubur-dan-rampas-masih-sporadis Sembahyang Kubur dan Rampas Masih Sporadis], ''m.equator-news.com''. Akses:01-09-2012</ref> yang jatuh pada pertengahan bulan ke-7 ([[Bahasa Hakka]]=chhit-ngie̍t-pan).<ref>{{id}}[http://bangka.tribunnews.com/mobile/index.php//2011/08/11/shen-mu-miau-siap-gelar-sembahyang-rebut Shen Mu Miau Siap Gelar Sembahyang Rebut], ''Bangkapos''. Akses:01-09-2012</ref> Ritual ini sering dikaitkan dengan hari raya [[Taoisme]] [[Zhongyuan]] dan juga [[Agama Buddha|Buddhisme]] [[Ulambana]].<ref name="Matrisia">Bidang Litbang PTITD/ Matrisia Jawa Tengah. Juli 2007. "''Pengetahuan Umum Tentang Tri Dharma''", Edisi Pertama. Semarang: Benih Bersemi.</ref> |
||
⚫ | Perayaan ini jatuh pada tanggal [[15 (angka)|15]] bulan [[7 (angka)|7]] [[penanggalan Tionghoa]]. Bulan ke-7 Imlek juga dikenal sebagai '''Bulan Hantu''' (''Chinese ghost month'') di mana ada kepercayaan bahwa dalam kurun waktu satu bulan ini, pintu alam baka terbuka dan hantu-hantu di dalamnya dapat bersuka ria berpesiar ke alam manusia. Demikian halnya sehingga pada pertengahan bulan 7 diadakan perayaan dan sembahyang sebagai penghormatan kepada hantu-hantu tersebut. Tradisi ini sebenarnya merupakan produk masyarakat [[agraris]] pada zaman dahulu yang bermula dari penghormatan kepada leluhur serta dewa-dewa supaya panen yang biasanya jatuh di musim gugur dapat terberkati dan berlimpah. Adanya pengaruh [[Buddhisme]] memunculkan kepercayaan mengenai hantu-hantu kelaparan (makhluk Preta) yang perlu dijamu pada masa kehadiran mereka di dunia manusia. |
||
Di dalam Buddhisme, tradisi ini disebut sebagai [[Ulambana]] yang juga dirayakan dan eksis dalam kebudayaan [[Jepang]], [[Vietnam]] dan [[Korea]]. Namun, Ulambana tidak dapat diartikan langsung sebagai Festival Hantu dan sebaliknya juga. Terlepas dari semua mitologi religius di atas, hikmah dari perayaan ini sebenarnya adalah penghormatan kepada leluhur dan penjamuan [[fakir miskin]]. Pada hari itu diadakan pembacaan parita dan pesembahan untuk roh-roh gentayangan yang tidak berkeluarga atau yang ditelantarkan oleh keluarganya. Sebab itu, perayaan ini secara umum dikenal dengan nama '''Sembahyang Rebutan''' (Cioko).<ref name="Matrisia"/> Setelah perayaan selesai, barang-barang persembahan (makanan yang dipersembahkan) diberikan kepada fakir miskin. |
Di dalam Buddhisme, tradisi ini disebut sebagai [[Ulambana]] yang juga dirayakan dan eksis dalam kebudayaan [[Jepang]], [[Vietnam]] dan [[Korea]]. Namun, Ulambana tidak dapat diartikan langsung sebagai Festival Hantu dan sebaliknya juga. Terlepas dari semua mitologi religius di atas, hikmah dari perayaan ini sebenarnya adalah penghormatan kepada leluhur dan penjamuan [[fakir miskin]]. Pada hari itu diadakan pembacaan parita dan pesembahan untuk roh-roh gentayangan yang tidak berkeluarga atau yang ditelantarkan oleh keluarganya. Sebab itu, perayaan ini secara umum dikenal dengan nama '''Sembahyang Rebutan''' (Cioko).<ref name="Matrisia"/> Setelah perayaan selesai, barang-barang persembahan (makanan yang dipersembahkan) diberikan kepada fakir miskin. |
||
== Tanggal == |
== Tanggal == |
||
{{col|2}} |
|||
{| class="wikitable" |
{| class="wikitable" |
||
|- |
|- |
||
Baris 32: | Baris 33: | ||
| align="center"|2560 || align="right"|[[3 September]] [[2009]] |
| align="center"|2560 || align="right"|[[3 September]] [[2009]] |
||
|} |
|} |
||
{| class="wikitable" |
{| class="wikitable" |
||
|- |
|- |
||
Baris 42: | Baris 44: | ||
| align="center"|2563 || align="right"|[[31 Agustus]] [[2012]] |
| align="center"|2563 || align="right"|[[31 Agustus]] [[2012]] |
||
|- |
|- |
||
| align="center"|2564 || align="right"|[[ |
| align="center"|2564 || align="right"|[[20 Agustus]] [[2013]] |
||
|- |
|- |
||
| align="center"|2565 || align="right"|[[10 Agustus]] [[2014]] |
| align="center"|2565 || align="right"|[[10 Agustus]] [[2014]] |
||
Baris 56: | Baris 58: | ||
| align="center"|2570 || align="right"|15 Agustus [[2019]] |
| align="center"|2570 || align="right"|15 Agustus [[2019]] |
||
|} |
|} |
||
{{end-col}} |
|||
==Lihat |
== Lihat pula == |
||
* [[Zhongyuan]] |
* [[Zhongyuan]] |
||
* [[Ulambana]] |
* [[Ulambana]] |
||
* [[Perayaan Zhongyuan]] |
|||
==Referensi== |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/14138 Perayaan festival hantu di Indonesia zaman Hindia Belanda] |
* [http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/14138 Perayaan festival hantu di Indonesia zaman Hindia Belanda] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080601021541/http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/14138 |date=2008-06-01 }} |
||
* [http://yihui.myweb.hinet.net/web/budaya/panjatpinang.pdf Panjat pinang, festival hantu dan 17 Agustus-an: Sebuah hipotesis] |
* [http://yihui.myweb.hinet.net/web/budaya/panjatpinang.pdf Panjat pinang, festival hantu dan 17 Agustus-an: Sebuah hipotesis]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} |
||
{{Budaya-stub}} |
{{Budaya-stub}} |
||
[[Kategori:Budaya |
[[Kategori:Budaya Tionghoa]] |
||
[[Kategori:Rintisan bertopik budaya]] |
|||
[[Kategori:Kata dan frasa Tionghoa]] |
|||
[[Kategori:Festival di Tiongkok]] |
Revisi terkini sejak 11 Agustus 2024 05.33
Festival Cioko (Hanzi: 鬼節; pinyin: guǐ jié; lit. sembahyang arwah umum), atau disebut juga Festival Hantu Kelaparan, adalah sebuah tradisi perayaan dalam kebudayaan Tionghoa.[1] Festival ini juga sering disebut Festival Tionggoan (Hanzi: 中元, pinyin: zhong yuan). Orang Hakka menamakannya Chiong Si Ku[2] yang jatuh pada pertengahan bulan ke-7 (Bahasa Hakka=chhit-ngie̍t-pan).[3] Ritual ini sering dikaitkan dengan hari raya Taoisme Zhongyuan dan juga Buddhisme Ulambana.[4]
Perayaan ini jatuh pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan Tionghoa. Bulan ke-7 Imlek juga dikenal sebagai Bulan Hantu (Chinese ghost month) di mana ada kepercayaan bahwa dalam kurun waktu satu bulan ini, pintu alam baka terbuka dan hantu-hantu di dalamnya dapat bersuka ria berpesiar ke alam manusia. Demikian halnya sehingga pada pertengahan bulan 7 diadakan perayaan dan sembahyang sebagai penghormatan kepada hantu-hantu tersebut. Tradisi ini sebenarnya merupakan produk masyarakat agraris pada zaman dahulu yang bermula dari penghormatan kepada leluhur serta dewa-dewa supaya panen yang biasanya jatuh di musim gugur dapat terberkati dan berlimpah. Adanya pengaruh Buddhisme memunculkan kepercayaan mengenai hantu-hantu kelaparan (makhluk Preta) yang perlu dijamu pada masa kehadiran mereka di dunia manusia.
Di dalam Buddhisme, tradisi ini disebut sebagai Ulambana yang juga dirayakan dan eksis dalam kebudayaan Jepang, Vietnam dan Korea. Namun, Ulambana tidak dapat diartikan langsung sebagai Festival Hantu dan sebaliknya juga. Terlepas dari semua mitologi religius di atas, hikmah dari perayaan ini sebenarnya adalah penghormatan kepada leluhur dan penjamuan fakir miskin. Pada hari itu diadakan pembacaan parita dan pesembahan untuk roh-roh gentayangan yang tidak berkeluarga atau yang ditelantarkan oleh keluarganya. Sebab itu, perayaan ini secara umum dikenal dengan nama Sembahyang Rebutan (Cioko).[4] Setelah perayaan selesai, barang-barang persembahan (makanan yang dipersembahkan) diberikan kepada fakir miskin.
Tanggal
[sunting | sunting sumber]Tahun | Tanggal Masehi |
---|---|
2551 | 14 Agustus 2000 |
2552 | 2 September 2001 |
2553 | 23 Agustus 2002 |
2554 | 12 Agustus 2003 |
2555 | 30 Agustus 2004 |
2556 | 19 Agustus 2005 |
2557 | 8 Agustus 2006 |
2558 | 27 Agustus 2007 |
2559 | 15 Agustus 2008 |
2560 | 3 September 2009 |
Tahun | Tanggal Masehi |
---|---|
2561 | 24 Agustus 2010 |
2562 | 14 Agustus 2011 |
2563 | 31 Agustus 2012 |
2564 | 20 Agustus 2013 |
2565 | 10 Agustus 2014 |
2566 | 28 Agustus 2015 |
2567 | 17 Agustus 2016 |
2568 | 5 September 2017 |
2569 | 25 Agustus 2018 |
2570 | 15 Agustus 2019 |
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ (Inggris)Cioko festival appeases the poor, hungry spirits[pranala nonaktif permanen], The Jakarta Post. Akses:01-09-2012
- ^ (Indonesia)Sembahyang Kubur dan Rampas Masih Sporadis, m.equator-news.com. Akses:01-09-2012
- ^ (Indonesia)Shen Mu Miau Siap Gelar Sembahyang Rebut, Bangkapos. Akses:01-09-2012
- ^ a b Bidang Litbang PTITD/ Matrisia Jawa Tengah. Juli 2007. "Pengetahuan Umum Tentang Tri Dharma", Edisi Pertama. Semarang: Benih Bersemi.