Lompat ke isi

Kullabiyah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
 
(30 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Kullabiyah''' adalah pengikut [[Abdullah bin Sa’id bin Kullab al-Bashri]]. Mereka inilah yang mengeluarkan pernyataan tentang Tujuh Sifat Allah yang mereka tetapkan dengan akal (rasional) di atas tekstual ayat (nash),<ref> Lihat (Syarh Lum’atul I’tiqad), hal. 161-163</ref> Kemudian kaum [[Asya’irah]] (yang mengaku mengikuti imam Abul Hasan al-Asy'ari) pada masa ini pun mengikuti jejak langkah mereka itu.<ref> lihat (Syarh Lum’atul I’tiqad, hal. 161-163)</ref>
'''Kullabiyah''' adalah pengikut [[Abdullah bin Sa’id bin Kullab al-Bashri]] (w. 241 H/855 M), Kullabiyah didirikan dengan dalih mempertahankan ajaran [[Salaf]] menggunakan ide-ide menyimpang dari [[Muktazilah]] dan [[Jahmiyyah]]. Ulama Sunni Imam [[Ahmad bin Hanbal]] menentang Kullabiyah.<ref name="Majmu fatawa">Ibnu Taimiyah berkata, “Adapun Harits al-Muhasibi dia digolongkan sebagai pengikut Ibnu Kullab. Oleh karena itu, al-Imam Ahmad bin Hambal memerintahkan mengisolirnya, al-Imam Ahmad memang memperingatkan umat dari Ibnu Kullab dan pengikutnya.”(Majmu Fatawa, 12/178)</ref>


== Ajaran ==
== Ajaran utama ==
Ajaran utama Kullabiyah menafikan sifat-sifat yang berkaitan dengan masy'iah dan iradah,


berikut ini ajaran utama Kullabiyah :
Ajaran utama [[Kullabiyah]] menafikan sifat-sifat yang berkaitan dengan masy'iah dan iradah,
ajaran ini diikuti oleh [[Abul Hasan Al-Asy’ari]] sebelum taubat ke Madzhab [[Salaf]],<ref>Lihat (komentar no. 2 pada Muntaqo Minhajul I’tidal milik Adz Dzahabi)</ref> berikut ini ajaran utama Kullabiyah :
# Menetapkan sifat lazimah, semisal : Ilmu, Qudrah
# Menetapkan sifat lazimah, semisal : Ilmu, Qudrah
# Menafikan sifat ikhtiariyah yang berkatian dengan Masyi’ah (kehendak) dan Qudrah Allah.
# Menafikan sifat ikhtiariyah yang berkatian dengan Masyi’ah (kehendak) dan Qudrah Allah.
Baris 11: Baris 11:
# Menafikan Allah bersifat senang dan ridho, kepada kaum mukminin setelah mereka beriman, dan memurkai kaum kafirin setelah mereka kafir.
# Menafikan Allah bersifat senang dan ridho, kepada kaum mukminin setelah mereka beriman, dan memurkai kaum kafirin setelah mereka kafir.


Kullabiyah juga hanya menetapkan tujuh sifat bagi Allah yang mereka tetapkan dengan akal<ref name="abata">{{Citation
=== Perbedaan ahlussunah dan Kullabiyyah ===
| first = | last = [[Ibnu Qudamah al-Maqdisi]]
Adapun ahlussunnah wal jama’ah atau [[salafiyah]] menetapkan seluruh sifat ikhtiariyah yang Allah tetapkan bagi diri-Nya tanpa di takyif, tamtsil, tahrif dan ta’thil. Sebagai contoh, Allah beristiwa di atas [[arasy]], Allah turun, datang dan lainnya. Allah juga bersifat marah, senang, murka, ridho dan sifat lainnya yang ditetapkan oleh [[Rasulullah]]. Allah juga berbicara, namun kalam Allah adalah qodimun nau’ dan haditsul aahad, maksudnya adalah selalu bersifat bicara (sifat kalam ini selalu melekat pada Allah), dan kalam perkalamnya adalah baru, kalam Allah kepada [[Nabi Adam|Adam]] bukanlah kalam-Nya kepada Nuh, kalam-Nya kepada Nuh bukanlah kalam-Nya kepada [[nabi Ibrahim|Ibrohim]], juga bukan pula kalam-Nya kepada [[Muhammad]] dan seterusnya.<ref>Lihat (Syarah Aqidah Al wasithiyah, Madzhab Ahlussunah wal jama'ah tentang asma dan sifat-sifat Allah, Hal 22)</ref>
| author-link =

| title = [[Lum’atul I’tiqad|Syarh Lum’atul I’tiqad]], hal. 161-163
| place =
| publisher =
| year =
| doi =
| isbn = }}</ref> yaitu sifat ''hayah'', ''ilmu'', ''qudrah'', ''iradah'', ''sam’u'', ''bashir'', dan ''kalam''.
=== Tokoh Kullabiyah ===
=== Tokoh Kullabiyah ===

[[Imam adz-Dzahabi|Al-Imam adz-Dzahabi]] mengisyaratkan, di antara murid Ibnu Kullab adalah,
[[Imam adz-Dzahabi|Al-Imam adz-Dzahabi]] mengisyaratkan, di antara murid Ibnu Kullab adalah,
# [[azh-Zhahiri]]
# [[azh-Zhahiri]];
# [[Harits al-Muhasibi]].
# [[Harits al-Muhasibi]].<ref name="Majmu fatawa"/>

== Hubungan Kullabiyah dengan Asy'ariyah ==
[[Kullabiyah]] adalah guru-gurunya [[Asy'ariyah]] karena memang para [[Asy'ariyah]] tidak mengetahui bahwa [[Abul Hasan Al Asy'ari]]
sudah berpindah ke mazhab [[Salaf]] yaitu [[Ahmad bin Hambal]], bahkan Asy'ariyah menuduh Ahlussunah wal jama'ah memalsukan kitabnya. Kita berlindung kepada Allah dari [[fitnah]] ini, padahal ini sangat jelas sekali dijelaskan dalam bukunya [[al-Ibanah 'an Ushul ad-Diyanah]] yang dulunya menolak sifat sifat Allah sekarang dia mengakui dan bertaubat kepada Allah berikut pengakuannya,
<blockquote><p>Sesungguhnya Allah bersemayam di atas 'Arasy sebagimana yang dinyatakan firman-nya "Tuhan yang maha pemurah itu bersemayam di atas 'Arasy" (QS.Thaha, 20:5)

Allah pun memiliki 'wajah' Sebagaimana dinyatakan firman-nya "Maka kekallah wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan"(QS.ar-Rahman, 55:27), dan Allah memiliki "Tangan" yang tidak terbayangkan, sebagaimana firman-nya "Yang aku ciptakan dengan Tangan ku" (QS.Shad, 38:75); dan "bahkan tangan tangan Allah terbuka" (al-Mai'dah, 5:64); dan Allah memiliki 'Mata', yang tidak terbayangkan, sebagaimana firman-nya: "yang berlayar dengan pengawasan mata kami" (QS.al-Qamar,54:14)

Barangsiapa yang menyatakan nama Allah itu bukan 'Allah' maka tersesatlah dia
(Abul Hasan Al Asy'ari Rahimahullah, al-Ibanah 'an Ushul ad-Diyanah: Bab 2: hal 10)</p></blockquote>

Kaum [[Asy'ariyah]] yang mengingkari Allah Bersemayam di atas Arsy dan menyandarkan ajarannya ke [[Abul Hasan Al Asy'ari]] maka [[Abul Hasan Al Asy'ari]] berlepas diri darinya kepada Allah dari fitnah ini karena Abul Hasan Al Asy'ari sudah [[taubat]] kepada Allah dan tidak menolak lagi [[sifat sifat Allah]]. dan yang mengaku-ngaku [[Asy'ariyah]] pada [[hakikat]]nya adalah ajaran Kullabiyyah.

[[Ibnu Taimiyah]] berkata,
''“''Kullabiyah adalah guru-guru orang Asy’ariyah, karena Abul Hasan al-Asy’ari pernah mengikuti jalan Abu Muhammad bin Kullab”<ref>lihat (Kitab Istiqamah)</ref>
Dalam Majmu’ Fatawa beliau juga berkata, “ Abul Hasan pernah menempuh jalan Ibnu Kullab dalam masalah keyakinan terhadap sifat Allah” <ref>lihat (Majmu Fatawa, 12/178)</ref>

== Sikap Ulama Ahlus Sunnah terhadap Kullabiyah ==

[[Ibnu Khuzaimah]] berkata ketika ditanya oleh Abu Ali ats-Tsaqafy, “Apa yang kau ingkari, wahai guru, dari mazhab kami supaya kami bisa rujuk darinya?”

[[Ibnu Khuzaimah]] berkata, “Karena kalian condong kepada pemahaman Kullabiyah. [[Ahmad bin Hanbal]] termasuk orang yang paling keras terhadap Abdullah bin Said bin Kullab dan teman-temannya, seperti Harits dan lainnya.”

[[Ahmad bin Hambal|Imam Ahmad bin Hambal]] pernah memerintahkan kaum muslimin untuk mengisolir Harits al-Muhasibi, sehingga tidak ada yang shalat bersama Harits kecuali empat orang.

[[Ibnu Taimiyah]] berkata, “Adapun Harits al-Muhasibi dia digolongkan sebagai pengikut Ibnu Kullab. Oleh karena itu, [[Ahmad bin Hambal|al-Imam Ahmad bin Hambal]] memerintahkan mengisolirnya, [[Ahmad bin Hambal|al-Imam Ahmad]] memang memperingatkan umat dari Ibnu Kullab dan pengikutnya.”<ref>lihat (Majmu Fatawa, 12/178)</ref>


== Catatan kaki ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Reflist}}


[[Kategori:Islam]]
[[Kategori:Ilmu kalam]]

Revisi terkini sejak 13 November 2022 08.28

Kullabiyah adalah pengikut Abdullah bin Sa’id bin Kullab al-Bashri (w. 241 H/855 M), Kullabiyah didirikan dengan dalih mempertahankan ajaran Salaf menggunakan ide-ide menyimpang dari Muktazilah dan Jahmiyyah. Ulama Sunni Imam Ahmad bin Hanbal menentang Kullabiyah.[1]

Ajaran utama

[sunting | sunting sumber]

Ajaran utama Kullabiyah menafikan sifat-sifat yang berkaitan dengan masy'iah dan iradah,

berikut ini ajaran utama Kullabiyah :

  1. Menetapkan sifat lazimah, semisal : Ilmu, Qudrah
  2. Menafikan sifat ikhtiariyah yang berkatian dengan Masyi’ah (kehendak) dan Qudrah Allah.
  3. Kalam Allah adalah makna yang melekat tersimpan pada dzat (dalam ungkapan kita: ungkapan yang masih terpendam di hati), jika diungkapkan dengan bahasa Arab disebut Al Qur’an, bila dalam bahasa Ibrani disebut Taurat, dalam bahasa Suryaniyah disebut Injil
  4. Al Qur’an bukanlah kalam Allah tetapi kalam Jibril atau yang lain, Jibril mengungkapkan makna yang tersimpan dalam dzat Allah dengan ungkapan dia sendiri.
  5. Menafikan Allah bersifat senang dan ridho, kepada kaum mukminin setelah mereka beriman, dan memurkai kaum kafirin setelah mereka kafir.

Kullabiyah juga hanya menetapkan tujuh sifat bagi Allah yang mereka tetapkan dengan akal[2] yaitu sifat hayah, ilmu, qudrah, iradah, sam’u, bashir, dan kalam.

Tokoh Kullabiyah

[sunting | sunting sumber]

Al-Imam adz-Dzahabi mengisyaratkan, di antara murid Ibnu Kullab adalah,

  1. azh-Zhahiri;
  2. Harits al-Muhasibi.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Ibnu Taimiyah berkata, “Adapun Harits al-Muhasibi dia digolongkan sebagai pengikut Ibnu Kullab. Oleh karena itu, al-Imam Ahmad bin Hambal memerintahkan mengisolirnya, al-Imam Ahmad memang memperingatkan umat dari Ibnu Kullab dan pengikutnya.”(Majmu Fatawa, 12/178)
  2. ^ Ibnu Qudamah al-Maqdisi, Syarh Lum’atul I’tiqad, hal. 161-163