Lompat ke isi

Jabariyah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(6 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
'''Jabariyah''' adalah sebuah ideologi dan sekte bidah di dalam akidah yang muncul pada abad ke-2 hijriah di [[Khurasan]]. Jabariyah memiliki keyakinan bahwa setiap manusia [[Fatalisme|terpaksa oleh takdir]] tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya. Tokoh utamanya adalah Ja’ad bin Dirham dan [[Jahm bin Shafwan]].
'''Jabariyah''' ({{lang-ar|الجباريه|jabariyah}}) atau '''Bariyah''' adalah sebuah ideologi dan sekte [[bidah]] di dalam akidah yang muncul pada abad ke-2 hijriah di [[Khurasan]]. Jabariyah memiliki keyakinan bahwa setiap manusia [[Fatalisme|terpaksa oleh takdir]] tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya. Tokoh utamanya adalah Ja’ad bin Dirham dan [[Jaham bin Shafwan]].


== Ideologi ==
== Ideologi ==
Menurut [[Asy-Syahrastani]] 548 H/1153 M, Jabariyah adalah paham yang menafikan perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyerahkan perbuatan tersebut kepada Allah. Artinya, manusia tidak punya andil sama sekali dalam melakukan perbuatannya, Tuhanlah yang menentukan segala-galanya.
Menurut [[Asy-Syahrastani]] 548 H/1153 M, Jabariyah adalah paham yang menafikan perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyerahkan perbuatan tersebut kepada Allah. Artinya, manusia tidak punya andil sama sekali dalam melakukan perbuatannya, Tuhanlah yang menentukan segala-galanya.


Keyakinan Jabariyah bertolak belakang dengan keyakinan [[Qadariyah]] namun keduanya dikatakan menyimpang dari akidah [[Ahlussunnah]] yang berada dipertengahan, karena menurut akidah Ahlussunnah mengenai takdir bahwa setiap manusia memiliki pilihan dan kebebasan dalam menentukan kehendak, manusia diperintahkan untuk berusaha yakni diperintah berbuat baik dan dilarang berbuat kejahatan, dijanjikan pahala atau diancam siksa atas konsekuensi dari perbuatannya, sementara apapun yang akan dilakukannya sudah ditetapkan (telah tertulis) [[Lauh al-Mahfuzh|dalam takdirnya]], yang mana setiap makhluk tidak pernah mengetahui bagaimana takdirnya (baik atau buruk) kecuali setelah terjadinya (berlakunya) takdir itu.
Keyakinan Jabariyah bertolak belakang dengan keyakinan [[Qadariyah]] namun keduanya dikatakan menyimpang dari akidah [[Ahlussunnah]] yang berada dipertengahan, karena menurut akidah Ahlussunnah mengenai takdir bahwa setiap manusia memiliki pilihan dan kebebasan dalam menentukan kehendak, manusia diperintahkan untuk berusaha yakni diperintah berbuat baik dan dilarang berbuat kejahatan, dijanjikan pahala atau diancam siksa atas konsekuensi dari perbuatannya, sementara apapun yang akan dilakukannya sudah ditetapkan (telah tertulis) [[Lauh al-Mahfuzh|di dalam takdirnya]], yang mana setiap makhluk tidak pernah mengetahui bagaimana takdirnya (baik atau buruk) kecuali setelah terjadinya (berlakunya) takdir itu.
.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi terkini sejak 16 Maret 2022 22.53

Jabariyah (bahasa Arab: الجباريه, translit. jabariyah) atau Bariyah adalah sebuah ideologi dan sekte bidah di dalam akidah yang muncul pada abad ke-2 hijriah di Khurasan. Jabariyah memiliki keyakinan bahwa setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya. Tokoh utamanya adalah Ja’ad bin Dirham dan Jaham bin Shafwan.

Menurut Asy-Syahrastani 548 H/1153 M, Jabariyah adalah paham yang menafikan perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyerahkan perbuatan tersebut kepada Allah. Artinya, manusia tidak punya andil sama sekali dalam melakukan perbuatannya, Tuhanlah yang menentukan segala-galanya.

Keyakinan Jabariyah bertolak belakang dengan keyakinan Qadariyah namun keduanya dikatakan menyimpang dari akidah Ahlussunnah yang berada dipertengahan, karena menurut akidah Ahlussunnah mengenai takdir bahwa setiap manusia memiliki pilihan dan kebebasan dalam menentukan kehendak, manusia diperintahkan untuk berusaha yakni diperintah berbuat baik dan dilarang berbuat kejahatan, dijanjikan pahala atau diancam siksa atas konsekuensi dari perbuatannya, sementara apapun yang akan dilakukannya sudah ditetapkan (telah tertulis) di dalam takdirnya, yang mana setiap makhluk tidak pernah mengetahui bagaimana takdirnya (baik atau buruk) kecuali setelah terjadinya (berlakunya) takdir itu. .

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
Daftar pustaka