Suara (fonetik)
Suara adalah istilah yang digunakan dalam ilmu fonetik dan fonologi untuk mencirikan bunyi bahasa, apakah bunyi tersebut dapat dikatakan nirsuara (tak bersuara) atau bersuara. Istilah itu digunakan untuk mengacu kepada dua konsep yang berbeda. Bersuara dapat berarti proses artikulatoris di mana pita suara bergetar. Dalam tingkat artikulastoris, suatu bunyi yang bersuara adalah bunyi yang terjadi karena getaran pita suara, sedangkan bunyi nirsuara tidak demikian. Contohnya, pada bunyi b dan p dalam bahasa Indonesia, posisi mulut saat mengucapkannya sama, beda dari kedua bunyi itu hanyalah bahwa pada b, pita suara digetarkan sedangkan pada p tidak. Dengan demikian, dikatakan bahwa b adalah bunyi bersuara dan p nirsuara. Contoh pasangan lainnya adalah z (bersuara) dan s (nirsuara), atau g (bersuara) dan k (nirsuara). Dalam komunikasi tertulis (tulisan), suatu perbedaan antara bunyi bersuara dan nirsuara dapat dilambangkan dengan huruf, entah sebagai alfabet atau abjad (satu lambang untuk satu fonem), atau silabis (satu lambang untuk satu suku kata). Dalam alfabet maupun abjad, bunyi bersuara dan nirsuara juga dapat dilambangkan dengan dwihuruf (digraf), contoh dalam bahasa Inggris pressure dan pleasure, di mana huruf s melambangkan konsonan pasca-alveolar (pertemuan lidah dengan pangkal gusi) bersuara, sedangkan dwihuruf ss melambangka konsonan pasca-alveolar nirsuara. Kadang kala, satu dwihuruf dapat melambangkan dua fonem bersuara dan nirsuara sekaligus, contohnya th dalam bahasa Inggris.
Dalam komunikasi tertulis (tulisan), suatu perbedaan antara bunyi bersuara dan nirsuara dapat dilambangkan dengan huruf, entah sebagai alfabet atau abjad (satu lambang untuk satu fonem), atau silabis (satu lambang untuk satu suku kata). Dalam alfabet maupun abjad, bunyi bersuara dan nirsuara juga dapat dilambangkan dengan dwihuruf (digraf), contoh dalam bahasa Inggris pressure dan pleasure, di mana huruf s melambangkan konsonan pasca-alveolar (pertemuan lidah dengan pangkal gusi) bersuara, sedangkan dwihuruf ss melambangkan konsonan pasca-alveolar nirsuara. Kadang kala, satu dwihuruf dapat melambangkan dua fonem bersuara dan nirsuara sekaligus, contohnya th dalam bahasa Inggris.
Contoh perbedaan bunyi bersuara dan nirsuara | |||
---|---|---|---|
Letak artikulasi | Bahasa | Penyuaraan | |
Bersuara | Nirsuara | ||
Bibir atas dan bawah | Indonesia | Bakar | Pakar |
Bibir dengan gigi atas | Inggris | Van | Fan |
Gigi dengan ujung lidah | Inggris | Thy | Thigh |
Pangkal gigi dengan ujung lidah | Indonesia | Zaman | Saman |
Lidah dengan langit-langit lembut | Indonesia | Gas | Kas |
Lihat pula
sunting