Lynx iberia
Lynx iberia Rentang waktu: Pleistosen
| |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | L. pardinus
|
Nama binomial | |
Lynx pardinus Temminck, 1827
| |
Lynx iberia (bahasa Latin: Lynx pardinus; bahasa Inggris: Iberian lynx) adalah salah satu dari empat spesies yang ada dalam genus Lynx, yang terdiri dari kucing liar berukuran sedang. Spesies ini berasal dari Semenanjung Iberia, di barat daya Eropa dan diklasifikasikan sebagai spesies rentan dalam Daftar Merah IUCN.[2] Sepanjang abad ke-20, populasi lynx Iberia mengalami penurunan signifikan akibat perburuan berlebihan, perburuan liar, fragmentasi habitat, dan berkurangnya mangsa utama mereka, kelinci eropa (Oryctolagus cuniculus), yang dipengaruhi oleh myxomatosis dan penyakit perdarahan kelici.[3][4][5] Hal itu juga dipengaruhi oleh hilangnya scrubland sebagai habitat utamanya untuk pembangunan manusia. Lynx ini sekarang menjadi salah satu spesies kucing paling langka di dunia. Bukti fosil menunjukkan bahwa lynx Iberia telah mendiami wilayah Iberia sejak akhir masa Pleistosen Awal, sekitar satu juta tahun yang lalu.
Pada awal abad ke-21, lynx Iberia berada pada ambang kepunahan, dengan hanya 94 individu yang tersisa di dua subpopulasi yang terisolasi di Andalucia pada tahun 2002. Sejak saat itu, upaya konservasi telah dilakukan, termasuk perbaikan habitat, penyetokan kembali kelinci, translokasi, pelepasliaran kembali (reintroduksi), dan pemantauan lynx Iberia. Hasilnya, populasi lynx tumbuh dari 326 individu pada tahun 2012 menjadi sekitar 2.021 individu pada tahun 2024, yang mengarah pada klasifikasi ulang sebagai spesies yang rentan.[6][7][8]
Sebelumnya dianggap sebagai subspesies dari lynx eurasia (Lynx lynx), sekarang lynx iberia diklasifikasikan sebagai spesies terpisah. Kedua spesies terjadi bersama-sama di pusat Eropa pada zaman Pleistosen, yang dipisahkan oleh pilihan habitat. Lynx iberia diyakini adalah hasil dari evolusi Lynx issiodorensis.
Riset genetik
suntingKucing liar Iberia memiliki keragaman genetik yang lebih rendah dibandingkan dengan kucing liar (felid) lainnya dengan variasi genetik yang terbatas, sebagai akibat dari fragmentasi habitat, kemacetan populasi, dan isolasi unit populasi. Terdapat perbedaan genetik pada penanda mikrosatelit antara lynx Iberia di Doñana dan Andujar. Sampel dari Doñana menunjukkan tingkat perkawinan sedarah yang tinggi karena isolasi jangka panjang.[9]
Budaya populer
suntingSeniman jalanan asal Portugal, Bordalo II, menciptakan instalasi dari sampah untuk menekankan isu konsumsi berlebihan. Karya-karyanya yang bertema hewan dirancang untuk menarik perhatian pada kehancuran spesies akibat sampah yang dihasilkan manusia.[10] Di antara patung-patung publiknya adalah lynx Iberia raksasa di Parque das Nações, Lisbon, Portugal, yang dibuat untuk Konferensi Dunia Menteri yang Bertanggung Jawab untuk Pemuda 2019 dan Forum Pemuda Lisboa+21.[11]
Referensi
sunting- ^ Lynx pardinus
- ^ "Iberian lynx rebounding thanks to conservation action – IUCN Red List – Press release | IUCN". Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 June 2024. Diakses tanggal 20 June 2024.
- ^ Simón, M.A. (2012). Ten years conserving the Iberian lynx. Seville: Consejería de Agricultura, Pesca y Medio Ambiente. Junta de Andalusía. ISBN 978-84-92807-80-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 June 2024. Diakses tanggal 3 January 2017.
- ^ Rodríguez-Hidalgo, A.; Lloveras, L.; Moreno-García, M.; Saladié, P.; Canals, A.; Nadal, J. (2013). "Feeding behaviour and taphonomic characterization of non-ingested rabbit remains produced by the Iberian lynx (Lynx pardinus)". Journal of Archaeological Science. 40 (7): 3031–3045. Bibcode:2013JArSc..40.3031R. doi:10.1016/j.jas.2013.03.006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 June 2024. Diakses tanggal 29 January 2019.
- ^ Fordham, D.A.; Akçakaya, H.R.; Brook, B.W.; Rodríguez, A.; Alves, P.C.; Civantos, E.; Trivino, M.; Watts, M.J.; Araujo, M.B. (2013). "Adapted conservation measures are required to save the Iberian lynx in a changing climate" (PDF). Nature Climate Change. 3 (10): 899–903. Bibcode:2013NatCC...3..899F. doi:10.1038/nclimate1954. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 3 January 2017. Diakses tanggal 2 January 2017.
- ^ Lopez, G.; Lopez, M.; Fernandez, L.; Ruiz, G.; Arenas, R.; Del Rey, T.; Gil, J.M.; Garrote, G.; Garcia, M. (2012). "Population development of the Iberian lynx since 2002". Cat News. 57: 34.
- ^ Jones, S. (2020). "The lynx effect: Iberian cat claws its way back from brink of extinction". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 October 2020. Diakses tanggal 29 October 2020.
- ^ Jones, Sam (20 June 2024). "Iberian lynx no longer endangered after numbers improve in Spain and Portugal". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 June 2024. Diakses tanggal 20 June 2024.
- ^ Casas-Marce, M.; Soriano, L.; López-Bao, J. V.; Godoy, J. A. (2013). "Genetics at the verge of extinction: insights from the Iberian lynx". Molecular Ecology. 22 (22): 5503–5515. Bibcode:2013MolEc..22.5503C. doi:10.1111/mec.12498. PMID 24128177.
- ^ "Bordalo II". Street Art Bio. 5 April 2022. Diarsipkan dari versi asli (video (1 min.) + text) tanggal 29 July 2023. Diakses tanggal 30 July 2023.
- ^ Ahmmed, Roman (19 July 2021). "A huge cat sculpture at Park of Nations in Lisbon, Portugal". Local Guides Connect. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 July 2023. Diakses tanggal 30 July 2023.