Kota Terlarang

bangunan istana di Tiongkok

Kota Terlarang (Hanzi: 紫禁城; Pinyin: Zǐjìn Chéng, secara harfiah bermakna "Kota Terlarang Ungu"), juga disebut "Bekas Istana" (Gùgōng 故宫) dan "Museum Istana" (Gùgōng Bówùyùan 故宫博物院), merupakan kompleks istana kekaisaran dan kediaman Kaisar Tiongkok beserta anggota rumah tangganya selama periode Dinasti Ming dan Dinasti Qing, antara tahun 1420 sampai 1924. Tempat ini juga menjadi pusat pemerintahan Tiongkok hampir selama lima abad.

Kota Terlarang
紫禁城 故宫
Kota Terlarang dilihat dari Bukit Jingshan
Kota Terlarang di central Beijing
Kota Terlarang
Location within central Beijing
Kota Terlarang di Beijing
Kota Terlarang
Kota Terlarang (Beijing)
Didirikan1925
LokasiJl. 4 Jingshan Front, Dongcheng, Beijing, Tiongkok
Koordinat39°54′58″N 116°23′53″E / 39.915987°N 116.397925°E / 39.915987; 116.397925
JenisMuseum seni, Istana Kekaisaran, Situs sejarah
Wisatawan16,7 juta[1]
KuratorWang Xudong
Luas720.000 meter persegi
Dibangun1406–1420
ArsitekKuai Xiang (蒯祥)
ArsitekturArsitektur Tiongkok
Situs weben.dpm.org.cn (Inggris)
www.dpm.org.cn (Mandarin)
Kota Terlarang
Situs Warisan Dunia UNESCO
Bagian dariIstana Kekaisaran Dinasti Ming dan Qing di Beijing dan Shenyang
KriteriaBudaya: i, ii, iii, iv
Nomor identifikasi439-001
Pengukuhan1987 (Sesi ke-11)

Memiliki luas sekitar 720.000 meter persegi, 980 bangunan, dan lebih dari 8.000 ruangan, Kota Terlarang disebut merupakan koleksi terbesar struktur kayu kuno di dunia oleh UNESCO dan terdaftar sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1987 sebagai "Istana Kekaisaran Dinasti Ming dan Qing". Lokasinya berada di utara dari lapangan Tiananmen dan dapat diakses dari lapangan tersebut melalui Gerbang Tiananmen.

Walaupun tidak lagi ditempati oleh kalangan bangsawan, Kota Terlarang tetap merupakan simbol dari kekuasaan Tiongkok. Gambarnya sendiri muncul pada lambang negara Republik Rakyat Tiongkok. Museum Istana sekarang ini merupakan salah satu lokasi yang paling menarik wisatawan di dunia.

Nama "Kota Terlarang" merupakan terjemahan dari Zǐjìn Chéng (Hanzi: 紫禁城) yang secara harfiah bermakna "Kota Terlarang Ungu". Nama Zǐjìn Chéng muncul pertama kali secara resmi pada tahun 1576.[2]

atau Ungu, merujuk kepada Bintang Utara yang disebut Bintang Ziwei dalam Tiongkok kuno, dan dipercaya sebagai kediaman surgawi Kaisar Langit dalam astrologi Tiongkok tradisional. Wilayah langit di sekitarnya, Kawasan Ziwei (Hanzi: ; Pinyin: Zǐwēiyuán), merupakan kediaman Kaisar Langit beserta keluarganya. Kota Terlarang yang merupakan kediaman kaisar bumi dipandang sebagai padanan duniawinya. Jìn atau "terlarang" merujuk pada peraturan yang menyatakan bahwa tidak ada yang boleh masuk atau keluar istana tanpa seizin kaisar. Sekarang situs ini umum dikenal dengan sebutan Gùgōng (Hanzi: 故宫) yang bermakna "Bekas Istana". Museum yang berdasarkan bangunan-bangunan situs ini disebut "Museum Istana" (Hanzi: 故宫博物院; Pinyin: Gùgōng Bówùyùan).

Sejarah

sunting
 
Kota Terlarang dalam lukisan Dinasti Ming

Setelah Zhu Di (Kaisar Yongle/Yung-le) dari Dinasti Ming naik takhta, dia memindahkan ibu kota dari Nanjing ke Beijing, dan mulai membangun tempat yang nantinya disebut Kota Terlarang pada tahun 1406.[3] Pembangunan ini dilakukan selama 14 tahun dengan mempekerjakan 100.000 seniman ahli dan tenaga jutaan buruh.[4] Bahan yang digunakan meliputi seluruh batang kayu berharga nánmù (Hanzi: 楠木) atau phoebe zhennan yang ditemukan di hutan barat daya Tiongkok, dan balok marmer besar dari tambang dekat Beijing. Lantai-lantai dari aula utama dilapisi dengan "batu bata emas" (Hanzi: 金磚; Pinyin: jīnzhuān), batu bata paving yang dipanggang khusus dari Suzhou.[4]

Dari tahun 1420 hingga 1644, Kota Terlarang adalah pusat kekuasaan Dinasti Ming. Pada April 1644, tempat ini diduduki oleh pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Li Zicheng, yang menyatakan dirinya sebagai kaisar dan mendirikan dinastinya sendiri, Shun (順).[5] Namun dia segera melarikan diri sebelum pasukan gabungan dari mantan jenderal Ming Wu Sangui dan pasukan Manchu menyerang, membakar bagian Kota Terlarang dalam prosesnya.[6] Pada bulan Oktober, bangsa Manchu telah mencapai kekuasaan atas Tiongkok utara, dan sebuah upacara diadakan di Kota Terlarang untuk memproklamasikan Kaisar Shunzhi/Shunchi muda dari Dinasti Qing sebagai penguasa seluruh Tiongkok.[7] Para penguasa Qing mengubah nama beberapa bangunan utama di Kota Terlarang, dari yang berkonotasi "kekuasaan" menjadi "harmoni" atau keselarasan,[8] membuat papan nama dua bahasa (Tionghoa dan Manchu)[9] dan memperkenalkan elemen syamanisme di istana.[10]

Saat Perang Candu Kedua (1856–1860), pasukan Anglo-Perancis mengambil alih Kota Terlarang dan mendudukinya sampai akhir pertempuran. Tahun 1900, Ibu Suri Cixi meninggalkan Kota Terlarang pada saat Pemberontakan Boxer, meninggalkannya di tangan pasukan aliansi lawan sampai setahun setelahnya.[11]

 
Patung singa penjaga di dalam Kota Terlarang

Setelah menjadi kediaman dari 24 kaisar, 14 dari Dinasti Ming dan 10 dari Dinasti Qing, peran Kota Terlarang sebagai pusat pemerintahan Tiongkok berakhir dengan turun takhtanya Puyi (Kaisar Xuantong/Hsuan-tung) pada 1912. Sesuai perjanjian dengan pemerintah Republik Tiongkok yang baru, Puyi tetap berada di Istana Dalam, sedangkan Istana Luar diserahkan untuk penggunaan umum.[12] Puyi diusir dari Kota Terlarang setelah kudeta tahun 1924.[13]

Museum Istana dibentuk di Kota Terlarang pada 1925.[14] Tahun 1933, penyerangan Jepang atas Tiongkok memaksa evakuasi berbagai harta berharga di Kota Terlarang.[15] Sebagian koleksinya dikembalikan setelah Perang Dunia II,[16] tetapi sisanya dievakuasi ke Taiwan pada 1948 oleh Chiang Kai-shek. Koleksi yang terbilang kecil tetapi berkualitas tinggi ini tetap berada dalam ruang penyimpanan sampai tahun 1965 hingga kembali dapat dilihat publik sebagai inti dari Museum Istana Nasional di Taipei.[17]

Setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949, beberapa kerusakan terjadi pada Kota Terlarang karena negara itu tersapu oleh semangat revolusioner.[18] Namun dalam Revolusi Kebudayaan, kerusakan lebih lanjut dicegah oleh Perdana Menteri Zhou Enlai yang mengirim tentara untuk menjaga istana.[19]

Kota Terlarang dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1987 oleh UNESCO sebagai "Istana Kekaisaran Dinasti Ming dan Qing" karena peran besarnya dalam perkembangan arsitektur dan budaya Tiongkok.[20] Saat ini Kota Terlarang dikelola oleh Museum Istana, yang sedang melaksanakan proyek restorasi enam belas tahun untuk memperbaiki dan memulihkan semua bangunan di Kota Terlarang ke keadaan sebelum 1912.[21]

Struktur

sunting
 
Letak Kota Terlarang pada Beijing kuno. Keterangan dalam bahasa Inggris.

Kota Terlarang berbentuk persegi panjang, berukuran 961 meter dari utara ke selatan dan 753 meter dari timur ke barat,[22][23] terdiri dari 980 bangunan yang masih bertahan dengan 8.886 ruang kamar.[24] Mitos umum yang menyatakan bahwa ada 9.999 kamar[25] berasal dari tradisi lisan, tidak didukung oleh bukti penelitian.[26] Kota Terlarang dirancang untuk menjadi pusat kota Beijing kuno yang bertembok. Letaknya terletak di tengah kawasan berdinding yang lebih luas yang disebut Kota Kekaisaran. Kota Kekaisaran dikelilingi oleh Kota Dalam. Sebelah selatan Kota Dalam adalah Kota Luar.

Kota Terlarang tetap penting dalam skema sipil Beijing. Poros utara-selatan tengah tetap menjadi poros tengah Beijing. Poros ini meluas ke selatan melalui gerbang Tiananmen ke Lapangan Tiananmen, pusat upacara Republik Rakyat Tiongkok, dan terus ke Yongdingmen. Di utara, poros ini meluas melalui Bukit Jingshan ke Menara Drum dan Lonceng.[27] Sumbu ini tidak persis sejajar utara-selatan, tetapi miring kurang lebih dua derajat. Para peneliti sekarang percaya bahwa poros itu dirancang di Dinasti Yuan agar sejajar dengan Xanadu, ibu kota lain kekaisaran mereka.[28]

Secara tradisi, Kota Terlarang dibagi menjadi dua bagian: Istana Luar () atau Istana Depan () yang mencakup Kota Terlarang bagian selatan dan Istana Dalam () atau Istana Belakang () yang meliputi bagian utara. Istana Luar digunakan untuk kepentingan seremonial, sedangkan Istana Dalam merupakan kediaman kaisar beserta keluarganya dan tempat dilangsungkan urusan kenegaraan harian. Bangunan terpenting terletak di tengah dari poros utara-selatan.[29]

Dinding dan gerbang

sunting
 
Denah Kota Terlarang
- – - Perkiraan garis pembagi antara kawasan Istana Luar di sisi selatan (bawah) dan Istana Dalam di sisi utara (atas).

Kota Terlarang dikelilingi oleh tembok kota setinggi 7,9 meter[8] dan parit selebar 6 meter dengan lebar 52 meter. Dindingnya memiliki lebar 8,62 meter di bagian dasar, meruncing hingga 6,66 meter di bagian atas.[30] Tembok ini berfungsi sebagai tembok pertahanan dan tembok penahan untuk istana. Mereka dibangun dengan inti tanah yang dimampatkan dan diratakan dengan tiga lapisan batu bata yang dipanggang khusus di kedua sisinya, dengan celah diisi dengan mortar.[31]

Di empat sudut tembok, menara pengawas (E) yang berada di empat sudut Kota Terlarang memiliki atap rumit dengan 72 bubungan, meniru Paviliun Pangeran Teng dan Menara Bangau Kuning seperti yang muncul dalam lukisan Dinasti Song.[31]

Menara ini adalah bagian istana yang paling terlihat oleh orang di luar tembok dan banyak cerita rakyat melekat padanya. Menurut salah satu legenda, pengrajin tidak dapat memasang kembali menara sudut setelah dibongkar untuk renovasi pada awal Dinasti Qing dan hanya dapat dibangun kembali setelah campur tangan dari Lu Ban, tukang kayu abadi.[8]

Terdapat gerbang di tiap sisi tembok Kota Terlarang. Gerbang Meridian atau Gerbang Wu (A) (午門, Wǔmén) di sisi selatan, Gerbang Shenwu (B) (神武門, Shénwǔmén) di sisi utara dan menghadap Taman Jingshan, Gerbang Donghua (D) (Donghuamen) di sisi timur, dan Gerbang Xihua (C) (Xihuamen) di sisi barat. Semua gerbang di Kota Terlarang didekorasi dengan susunan paku pintu emas sembilan kali sembilan, kecuali Gerbang Donghua yang hanya memiliki delapan baris.[29]

Istana Luar

sunting

Bangsal Harmoni Agung (G) (太和殿, Tài Hé Diàn) berada 30 meter lebih tinggi dari alun-alun di sekitarnya. Tempat ini menjadi pusat seremonial kegiatan kekaisaran dan merupakan bangunan kayu terbesar yang masih bertahan di Tiongkok.[32] Pada masa Dinasti Ming, kaisar mengadakan pengadilan di tempat ini untuk membahas urusan negara. Selama Dinasti Qing, kaisar jauh lebih sering menyelenggarakan pengadilan, sehingga pengadilan diadakan di tempat yang tidak terlalu seremonial. Bangsal Harmoni Agung hanya digunakan untuk tujuan seremonial, seperti penobatan dan pernikahan kekaisaran.[33]

Di Istana Luar bagian barat daya dan tenggara, terdapat Bangsal Wuying (H) dan Wenhua (J). Bangsal Wuying digunakan kaisar untuk menerima para menteri dan menyelenggarakan pengadilan, kemudian menjadi rumah percetakan. Bangsal Wenhua digunakan untuk kuliah seremonial oleh para sarjana Konghucu terkemuka, dan kemudian menjadi kantor Sekretariat Agung. Salinan Siku Quanshu juga terdapat di sini. Di sebelah timur laut adalah Tiga Tempat Selatan (K) yang menjadi kediaman putra mahkota.[34]

Istana Dalam

sunting

Tiga Balai Utama

sunting

Di tengah Istana Dalam, terdapat tiga bangsal. Nama-namanya dimulai dari yang paling selatan hingga ke utara:

  • Istana Qianqing (乾清宫, Qiánqīng Gōng)
  • Bangsal Jiao Tai (交泰殿, Jiāo Tài Diàn)
  • Istana Kunning (坤寧宮, Kūnníng Gōng)

Kaisar (皇帝, Huángdì), perlambang Yang dan langit, tinggal di Istana Qianqing (secara harfiah bermakna Istana Kemurnian Surgawi). Permaisuri (皇后, Huánghòu), perlambang Yin dan bumi, tinggal di Istana Kunning (secara harfiah bermakna Istana Ketenteraman Dunia). Di antara kedua istana tersebut terdapat Bangsal Jiao Tai (secara harfiah bermakna Bangsal Penyatuan), tempat Yin dan Yang bersatu membentuk keselarasan.[35]

Istana Qianqing adalah bangunan bertingkat ganda, dan dibangun di atas platform marmer putih satu tingkat. Istana ini terhubung ke Gerbang Qianqing di selatan dengan jalan setapak yang ditinggikan. Tempat ini menjadi kediaman kaisar pada masa Dinasti Ming. Namun mulai dari Kaisar Yongzheng/Yungchêng dari Dinasti Qing, kaisar tinggal di Bangsal Yangxin (N) yang lebih kecil di sebelah barat untuk mengenang Kaisar Kangxi/Kʻang-hsi.[8] Istana Qianqing kemudian menjadi balai pertemuan kaisar.[36]

Istana Kunning adalah bangunan bertingkat ganda dan merupakan kediaman permaisuri pada masa Dinasti Ming. Pada masa Dinasti Qing, sebagian besar bagiannya diubah untuk pemujaan Syaman. Permaisuri tidak lagi menggunakan istana ini sebagai kediamannya semenjak kaisar juga tidak menjadikan Istana Qianqing sebagai kediamannya. Namun, dua kamar di Istana Kunning dipertahankan untuk digunakan pada malam pernikahan kaisar.[37]

Di antara dua istana ini terdapat Bangsal Jiao Tai, berbentuk persegi dengan atap piramida. Di sini tersimpan 25 Segel Kekaisaran Dinasti Qing, serta barang-barang seremonial lainnya.[38]

Bangsal Yangxin (養心殿, Yǎngxīn Diàn) (N) berada di sebelah barat Istana Qianqing. Awalnya sebuah istana kecil, tempat ini menjadi kediaman de facto dan kantor kaisar mulai dari Kaisar Yongzheng. Dalam dekade terakhir Dinasti Qing, Ibu Suri Cixi mengadakan pertemuan dengan pejabat penting di bagian timur bangsal. Kantor Dewan Agung dan badan pemerintah utama lainnya terletak di sekitar Bangsal Yangxin.[39]

Di Istana Dalam sebelah timur terdapat Istana Ningshou (O) (寧壽宮, Níngshòu Gōng), sebuah kompleks bangunan yang dibangun Kaisar Qianlong/Chienlung yang direncanakan menjadi kediamannya setelah turun takhta. Pintu masuk ke Istana Ningshou ditandai dengan Ubin Sembilan Naga Layar.[40]

Istana Barat dan Timur

sunting

Di sebelah barat dan timur tiga balai utama terdapat enam Istana Barat (Xiliugong) dan enam Istana Timur (Dongliugong). Istana-istana ini merupakan kediaman para selir. Arsitektur dari kedua belas istana ini kurang lebih sama. Setiap istana ini memiliki balai utama dan balai samping. Selir rendah menempati bagian balai samping, sementara selir tingkat atas menempati balai utama dan mengepalai selir lain yang tinggal di istana tersebut. Setelah tidak lagi menempati Istana Kunning, permaisuri tinggal di salah satu dari dua belas istana ini.[41]

Enam Istana Barat:

  1. Istana Yongshou (永寿宫, Yǒngshòu Gōng). Selain sebagai kediaman selir, istana ini juga menjadi tempat pesta pernikahan para putri. Tempat ini juga menjadi kediaman sementara bagi Kaisar Ming Wanli saat Istana Qianqing terbakar. Pada masa Kaisar Daoguang/Taokuang, Istana Yongshou juga menjadi tempat menyembunyikan berkas-berkas rahasia saat serangan asing terhadap Tiongkok semakin gencar.[42]
  2. Istana Yikun (翊坤宫, Yìkūn Gōng). Terletak di sebelah utara Istana Yongshou. "Kun" merujuk pada kediaman permaisuri, Istana Kunning. Selir yang tinggal di Istana Yikun memiliki kedudukan tepat di bawah permaisuri. Beberapa tokoh yang pernah tinggal di sini: Ibu Suri Cixi dari klan Yehenara saat masih menjadi selir, Wanrong dari klan Gabulo (istri Puyi, Kaisar Tiongkok terakhir).[43]
  3. Istana Chuxiu (储秀宫, Chǔxiù Gōng). Terletak di sebelah utara Istana Yikun. Tokoh yang pernah tinggal di sini: Permaisuri Xiaoherui dari klan Niohuru, istri Kaisar Qing Jiaqing/Chia-ch'ing.[44]
  4. Istana Zhangchun (长春宫, Zhǎngchūn Gōng). Terletak di sebelah barat Istana Yikun.[45]
  5. Balai Taiji (太极殿, Tàijí Diàn). Terletak di sebelah selatan Istana Zhangchun.[46]
  6. Istana Xianfu (咸福宫, Xiánfú Gōng). Terletak di sebelah utara Istana Zhangchun.[47]

Enam Istana Timur:

  1. Istana Jingren (景仁宫, Jǐngrén Gōng). Tempat kelahiran Kaisar Qing Kangxi/Kʻang-hsi. Kediaman Zhen-fei dari klan Tatara, selir Kaisar Qing Guangxu/Kuang-hsu.
  2. Istana Chengqian (承乾宫, Chengqian Gong). Terletak di sebelah utara Istana Jingren.
  3. Istana Zhongcui (锺粹宫, Zhōngcuì Gōng). Terletak di sebelah utara Istana Chengqian. Kediaman Ibu Suri Ci'an dari klan Niohuru saat masih menjadi selir, istri Kaisar Qing Xianfeng/Hsien-feng.
  4. Istana Yanxi (延禧宫, Yánxǐ Gōng). Terletak di sebelah timur Istana Jingren.
  5. Istana Yonghe (永和宫, Yǒnghé Gōng). Terletak di sebelah utara Istana Yanxi.
  6. Istana Jingyang (景阳宫, Jǐngyáng Gōng). Terletak di sebelah utara Istana Yonghe.

Rujukan

sunting
  1. ^ 故宫2017年接待观众逾1699万人次 创历史新纪录 (dalam bahasa Tionghoa). 31 December 2017. Diakses tanggal 24 Maret 2018. 
  2. ^ p26, Barmé, Geremie R (2008). The Forbidden City. Harvard University Press.
  3. ^ p. 18, Yu, Zhuoyun (1984). Palaces of the Forbidden City. New York: Viking. ISBN 0-670-53721-7. 
  4. ^ a b p. 15, Yang, Xiagui (2003). The Invisible Palace. Li, Shaobai (fotografi); Chen, Huang (terjemahan). Beijing: Foreign Language Press. ISBN 7-119-03432-4. 
  5. ^ p. 69, Yang (2003)
  6. ^ p. 3734, Wu, Han (1980). 朝鲜李朝实录中的中国史料 (Chinese historical material in the Annals of the Joseon Yi dynasty). Beijing: Zhonghua Book Company. CN / D829.312. 
  7. ^ Guo, Muoruo (1944-03-20). "甲申三百年祭 (Memperingati 300 tahun Jia-Sheng)". New China Daily (dalam bahasa Tionghoa). 
  8. ^ a b c d China Central Television, The Palace Museum (2005). Gugong: "II. Ridgeline of a Prosperous Age" (Dokumenter). Tiongkok: CCTV. 
  9. ^ "故宫外朝宫殿为何无满文? (Mengapa tidak ada bahasa Manchu di bangsal-bangsal Istana Luar?)". People Net (dalam bahasa Tionghoa). 16 June 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 December 2008. Diakses tanggal 2007-07-12. 
  10. ^ Zhou Suqin. "坤宁宫 (Palace of Earthly Tranquility)" (dalam bahasa Tionghoa). The Palace Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 September 2007. Diakses tanggal 2007-07-12. 
  11. ^ China Central Television, The Palace Museum (2005). Gugong: "XI. Flight of the National Treasures" (Dokumenter). Tiongkok: CCTV. 
  12. ^ p. 137, Yang (2003)
  13. ^ Yan, Chongnian (2004). "国民—战犯—公民 (National – War criminal – Citizen)". 正说清朝十二帝 (Kisah Nyata Dua Belas Kaisar Qing)  (dalam bahasa Tionghoa). Beijing: Zhonghua Book Company. ISBN 7-101-04445-X. 
  14. ^ Cao Kun (2005-10-06). "故宫X档案: 开院门票 掏五毛钱可劲逛 (Forbidden City X-Files: Opening admission 50 cents)". Beijing Legal Evening (dalam bahasa Tionghoa). People Net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-01. Diakses tanggal 2007-07-25. 
  15. ^ Lihat peta rute evakuasi pada: "National Palace Museum – Tradition & Continuity". National Palace Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-20. Diakses tanggal 2007-05-01. 
  16. ^ "National Palace Museum – Tradition & Continuity". National Palace Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-20. Diakses tanggal 2007-05-01. 
  17. ^ "三大院长南京说文物 (Three museum directors talk artefacts in Nanjing)". Jiangnan Times (dalam bahasa Tionghoa). People Net. 19 October 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 December 2008. Diakses tanggal 5 July 2007. 
  18. ^ Chen, Jie (2006-02-04). "故宫曾有多种可怕改造方案 (Beberapa proposal rekonstruksi yang mengerikan telah dibuat untuk Kota Terlarang)". Yangcheng Evening News (dalam bahasa Tionghoa). Eastday. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-27. Diakses tanggal 2007-05-01. 
  19. ^ Xie, Yinming; Qu, Wanlin (2006-11-07). ""文化大革命"中谁保护了故宫 (Siapa yang melindungi Kota Terlarang pada Revolusi Kebudayaan?)". CPC Documents (dalam bahasa Tionghoa). People Net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-02. Diakses tanggal 2007-07-25. 
  20. ^ Kota Terlarang didaftarkan sebagai "Istana Kekaisaran Dinasti Ming dan Qing" (Dokumen resmi). Pada 2004, Istana Mukden di Shenyang ditambahkan sebagai perluasan properti, sehingga kemudian dikenal dengan "Istana Kekaisaran Dinasti Ming dan Qing di Beijing dan Shenyang": "UNESCO World Heritage List: Imperial Palaces of the Ming and Qing Dynasties in Beijing and Shenyang". Diakses tanggal 2007-05-04. 
  21. ^ Palace Museum. "Forbidden City restoration project website". Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 April 2007. Diakses tanggal 2007-05-03. 
  22. ^ Lu, Yongxiang (2014). A History of Chinese Science and Technology, Volume 3. New York: Springer. ISBN 3-662-44163-2. 
  23. ^ "Advisory Body Evaluation (1987)" (PDF). UNESCO. Diakses tanggal 2016-02-25. 
  24. ^ "Amazing Facts About the Forbidden City". Oakland Museum of California. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Juni 2012. 
  25. ^ Glueck, Grace (2001-08-31). "ART REVIEW; They Had Expensive Tastes". The New York Times. 
  26. ^ China Daily (2007-07-20). "Numbers Inside the Forbidden City". China.org.cn. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-22. Diakses tanggal 2020-09-14. 
  27. ^ 北京确立城市发展脉络 重塑7.8公里中轴线 [Beijing to establish civic development network; Recreating 7.8 km central axis] (dalam bahasa Tionghoa). People Net. 2006-05-30. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-19. Diakses tanggal 2007-07-05. 
  28. ^ Pan, Feng (2005-03-02). 探秘北京中轴线 [Exploring the mystery of Beijing's Central Axis]. Science Times (dalam bahasa Tionghoa). Chinese Academy of Sciences. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-11. Diakses tanggal 2007-10-19. 
  29. ^ a b Yu 1984, hlm. 25.
  30. ^ p. 25, Yang (2003)
  31. ^ a b Yu 1984, hlm. 32.
  32. ^ The Palace Museum. "Yin, Yang and the Five Elements in the Forbidden City" (dalam bahasa Tionghoa). Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Juli 2007. Diakses tanggal 2007-07-05. 
  33. ^ The Palace Museum. "太和殿 (Tài Hé Diàn)" (dalam bahasa Tionghoa). Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 June 2007. Diakses tanggal 2007-07-25. 
  34. ^ Yu 1984, hlm. 49.
  35. ^ Yu 1984, hlm. 75.
  36. ^ Yu 1984, hlm. 78.
  37. ^ Yu 1984, hlm. 80-83.
  38. ^ China Central Television, The Palace Museum (2005). Gugong: "III. Rites under Heaven " (Documentary). Tiongkok: CCTV. 
  39. ^ Yu 1984, hlm. 87.
  40. ^ Yu 1984, hlm. 115.
  41. ^ "Istana Barat". Travel China Guide (dalam bahasa Inggris). 
  42. ^ "Istana Yongshou". Travel China Guide (dalam bahasa Inggris). 
  43. ^ "Istana Yikun". Travel China Guide (dalam bahasa Inggris). 
  44. ^ "Istana Chuxiu". Travel China Guide (dalam bahasa Inggris). 
  45. ^ "Istana Zhangcun". Travel China Guide (dalam bahasa Inggris). 
  46. ^ "Balai Taiji". Travel China Guide (dalam bahasa Inggris). 
  47. ^ "Istana Xianfu". Travel China Guide (dalam bahasa Inggris). 

Daftar pustaka

sunting