Kalong besar

Kalong atau kelelawar buah berukuran besar
Kalong Besar
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
P. vampyrus
Nama binomial
Pteropus vampyrus
Sinonim
  • Verspertilio vampyrus Linnaeus 1758[1]
  • V. celaeno Hermann 1804
  • Pteropus edulis Geoffroy, E. 1810
  • P. javanicus Desmarest 1820
  • P. funereus Temminck 1837
  • P. pluton Temminck 1853
  • P. sumatrensis Ludeking 1862
  • P. pteronotus Dobson 1878
  • P. lanensis Mearns 1905
Agihan anak-jenis kalong besar:
  P.v.vampyrus
  P.v.sumatrensis
  P.v.natunae
  P.v.edulis
  P.v.pluton
  P.v.lanensis
Spesimen koleksi Museum Genoa, Italia

Kalong besar[2] atau kalong kapauk (Pteropus vampyrus) adalah spesies kelelawar yang merupakan anggota suku Pteropodidae. Spesies ini menyebar di Asia Tenggara dan Kepulauan Indonesia bagian barat hingga Nusa Tenggara. Sebagaimana kalong lainnya, jenis ini pun hanya memakan buah-buahan dan sebangsanya. Kalong kapauk adalah spesies kelelawar yang terbesar,[3] dan tidak memiliki kemampuan ekolokasi.[4]

Dalam pelbagai bahasa daerah, umumnya hewan ini dikenal sebagai kalong atau keluang saja. Sementara dalam bahasa Inggris, ia dikenal sebagai large flying fox, greater flying fox, large fruit bat, atau juga kalong.

Pengenalan

sunting

Kelelawar buah berukuran besar. Kepala dan badan 300-340 mm; telinga 40 mm; lengan bawah 190–210 mm; tidak berekor; rentang sayap 1.400-1.500 mm. Berat 645-1.100 g.[5]

Punggung hitam dengan corengan abu-abu. Bagian belakang kepala dan leher cokelat jingga; bagian kepala lainnya dan tubuh bagian bawah cokelat kehitaman. Anakan berwarna cokelat abu-abu kusam seluruhnya.[2]

Agihan

sunting

Kalong besar ditemukan mulai dari Burma bagian selatan, Thailand, Vietnam, Semenanjung Malaya, Filipina, Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau di sekitarnya, termasuk Pulau Anak Krakatau.[6][7]

Ekologi

sunting

Kalong kapauk aktif di malam hari (nokturnal). Seperti lazimnya kalong, di siang hari P. vampyrus biasa berkumpul dalam tenggeran dan membentuk koloni yang besar, hingga sekitar 100 individu, di pohon-pohon besar, pohon-pohon mangrove, dan juga di daun-daun nipah.[2][5] Informasi yang lain menyebutkan angka yang lebih besar: hingga 2.000 ekor tercatat di hutan mangrove di Timor,[8] bahkan di tempat lain tercatat koloni sebesar 10-20 ribu ekor.[3] Kelompok ini bergerak meninggalkan tenggerannya di waktu senja, terbang satu persatu membentuk barisan panjang, tidak pernah dalam kelompok yang rapat; kalong terbang dengan kepakan sayap yang lambat namun kuat dan tetap, serupa terbangnya gagak.[5] Kadang-kadang terbang jauh untuk mencari pohon-pohon yang berbunga atau berbuah; mungkin pula bermigrasi secara musiman sesuai dengan siklus musim bunga dan buah.[2] Tenang dan tidak berisik ketika terbang jauh, kalong besar biasa ribut mencerecet ketika berebutan buah atau teritori di antara sesamanya.[5]

Kalong besar memakan nektar dan aneka jenis buah-buahan, seperti halnya rambutan dan mangga. Kalong ini juga berfungsi sebagai penyerbuk bagi beberapa jenis pohon hutan dan juga durian.[2] Hewan ini hidup di wilayah sekitar pantai hingga ke pedalaman, sampai ketinggan tempat lk. 1.300 m dpl.[5] Di Malaysia, kalong kapauk lebih suka tinggal di dataran rendah di bawah ketinggian 365 m dpl.[9]

Induk kalong besar melahirkan seekor anak di sekitar akhir Maret hingga awal April. Dalam beberapa hari pertama, bayi kalong ini digendong induknya dan dibawa ke manapun ia terbang. Setelah agak besar, anak ini ditinggalkan induk di tenggerannya manakala si induk pergi mencari makanan. Anak kalong akan tinggal bersama induknya hingga berusia 2-3 bulan; pada umur itu ia telah hampir dewasa. Kalong besar dapat hidup hingga 15 tahun.[5]

Anak jenis dan agihan

sunting

Pteropus vampyrus mempunyai beberapa anak jenis, sbb.:[6][7]

  • P.v. vampyrus Linnaeus 1758; lokalitas tipe: Jawa
  • P.v. edulis Geoffroy, E. 1810; lokalitas tipe: Timor
  • P.v. lanensis Mearns 1905; lokalitas tipe: Pantar, dekat Lanao, Mindanao
  • P.v. natunae Andersen 1908; lokalitas tipe: Pulau Panjang, Natuna
  • P.v. pluton Temminck 1853; lokalitas tipe: Bali
  • P.v. sumatrensis Ludeking 1862; lokalitas tipe: Agam, Sumatera Barat

Etimologi

sunting

Tatkala Linnaeus mendeskripsi kalong kapauk ini, legenda vampir telah beredar luas di Eropa. Namun pada waktu itu kelelawar vampir dari Amerika Latin belum lagi dikenal oleh dunia ilmiah. Gambaran vampir dari Transilvania menyebutkan makhluk yang menyeramkan itu berkepala mirip serigala; sehingga ketika spesimen kalong yang pertama tiba di Eropa, hewan ini langsung dikait-kaitkan dengan lukisan makhluk kelelawar vampir yang ada dalam dongeng. Demikian kalong mendapatkan nama epitet-spesifik vampyrus.[5]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Linne, C. von. 1758. Systema naturæ per regna tria naturæ, secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis. Ed. 10. Tomus I: 31. Holmiæ :Laurentii Salvii.
  2. ^ a b c d e Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps, S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam: 180, LG 8. Bogor: WCS-IP, The Sabah Society & WWF Malaysia.
  3. ^ a b Kunz, T., Jones, D. (2000). "Pteropus vampyrus" (PDF). Mammalian Species. 642: 1–6. doi:10.1644/1545-1410(2000)642<0001:PV>2.0.CO;2. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-02-21. Diakses tanggal 2015-02-21. 
  4. ^ Matti Airas. "Echolocation in bats" (PDF). HUT, Laboratory of Acoustics and Audio Signal Processing. hlm. 4. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-10-19. Diakses tanggal July 19, 2013. 
  5. ^ a b c d e f g Lekagul B. & J.A. McNeely. 1977. Mammals of Thailand: 77-8. Bangkok: Association for the Conservation of Wildlife.
  6. ^ a b Corbet, G.B. & J.E. Hill. 1992. The Mammals of Indomalayan Region: a systematic review: 64. Oxford: Nat. Hist. Mus. Publ. & Oxford Univ. Press.
  7. ^ a b Simmons, N. B. 2005. Pteropus vampyrus. In Wilson, D.E.; D.M. Reeder. Mammal Species of the World (3rd ed.). Johns Hopkins University Press. pp. 345–346. ISBN 978-0-8018-8221-0.
  8. ^ Goodwin R. E. (1979). "The bats of Timor". Bulletin of the American Museum of Natural History. 163: 75–122. hdl:2246/1288.  templatestyles stripmarker di |id= pada posisi 1 (bantuan)
  9. ^ Lim, B. L. (1966). "Abundance and distribution of Malaysian bats in different ecological habitats". Federated Museums Journal. 11: 61–76. 

Pranala luar

sunting