Johnny Anwar
Brigjen Pol. (Purn.) Johnny Anwar (lahir tahun 1918 - meninggal tahun 1976 pada umur 58 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan mantan perwira tinggi polisi yang pernah menjabat Kepala Polisi Kota Padang dimasa revolusi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1946, dan Panglima Angkatan Kepolisian (Pangak) XVIII Sulawesi Selatan-Tenggara pada tahun 1968.[1]
Johnny Anwar | |
---|---|
Lahir | Tahun 1918 Hindia Belanda |
Meninggal | Tahun 1976 (umur 58) Jakarta |
Kebangsaan | Indonesia |
Pekerjaan | Polisi |
Dikenal atas | Pejuang Kemerdekaan |
Suami/istri | Martina |
Anak | Wendy Anwar Fonny Anwar Sendy Anwar Renny Anwar |
Orang tua | Anwar Maharaja Sutan Siti Safiah |
Kerabat | Rosihan Anwar Junisaf Anwar Roesman Anwar Yozar Anwar (adik kandung) |
Riwayat
suntingPerjuangan dan karier
suntingIa berperan penting di kota Padang pada masa perjuangan fisik ketika pasukan Belanda dan sekutu kembali menduduki kota itu setelah kekalahan pihak Jepang dalam Perang Dunia II. Johnny pernah dipenjara oleh pihak penjajah karena sikapnya yang tidak mau bekerjasama dengan pihak Belanda dan sekutu.[1]
Pada tahun 1946 ketika berusia 28 tahun ia diangkat sebagai Kepala Polisi Kota Padang dengan pangkat Komisaris Polisi kelas II. Setelah dibebaskan dari tahanan, pada tahun 1948, ia diangkat menjadi Kepala Polisi Kota Bukittinggi merangkap Kepala Polisi Kores Sumatera Barat. Pada tahun 1950 ia sempat ditugaskan untuk studi ke tiga kota di Amerika Serikat, San Fransisco, New York dan Washington selama 3 bulan.[2]
Setelah masa revolusi fisik, Johnny Anwar menjalani karier kepolisiannya dengan berbagai jabatan dan bertugas diberbagai kota di Indonesia, diantaranya Kepala Polisi Komisariat Maluku di Ambon (1964), Panglima Angkatan Kepolisian (Pangak) XVIII Sulawesi Selatan-Tenggara di Makassar (1968) dan terakhir sebagai Komandan Operasi Bhakti Markas Besar Angkatan Kepolisian (Mabak) di Jakarta (1970-1972) sebelum pensiun.[2]
Keluarga besar
suntingJohnny lahir dari pasangan Anwar Maharaja Sutan (ayah) dan Siti Safiah (ibu), yang berasal dari Sumatera Barat. Ayahnya pernah jadi demang di Kerinci dan Padang. Johnny Anwar adalah kakak dari Rosihan Anwar, seorang tokoh wartawan dan pendiri koran Pedoman. Tiga orang adiknya yang lain, Junisaf Anwar, juga seorang wartawan yang pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Kantor Berita Antara, Roesman Anwar, seorang profesional yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Pelni dan adik bungsunya Yozar Anwar, salah seorang pemimpin aktivis gerakan mahasiswa pada tahun 1966 yang kemudian berkarier sebagai wartawan dan penulis buku.
Johnny Anwar menikah dengan seorang wanita bernama Martina dan dikaruniai empat orang anak yaitu Wendy Anwar, Fonny Anwar, Sendy Anwar dan Renny Anwar. Ia meninggal dunia pada tahun 1976 dalam usia 58 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.[3]
Jenjang karier
sunting- Kepala Polisi Kota Padang (1946)
- Kepala Polisi Kota Bukittinggi merangkap Kepala Polisi Kores Sumatera Barat (1948)
- Diperbantukan kepada Kepala Kepolisian di Kota Padang (1950)
- Kepolisian Keresidenan Semarang (1951)
- Kepolisian Komisariat Kalimantan Selatan (1952)
- Kepolisian Komisariat Nusa Tenggara
- Kepala Staf Kepolisian Sumatera Barat (1962)
- Kepala Polisi Komisariat Maluku (1964)
- Komandan Komando Pendidikan Angkatan Kepolisian Republik Indonesia (AKRI) di Markas Besar Angkatan Kepolisian (Mabak) (1967)
- Panglima Angkatan Kepolisian (Pangak) XVIII Sulawesi Selatan-Tenggara (1968)
- Komandan Operasi Bhakti Mabak (1970-1972)
Referensi
sunting- ^ a b "Rosihan Anwar, Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia IV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-02. Diakses tanggal 2013-01-13.
- ^ a b Marthias Dusky Pandoe & Julius Pour, Jernih Melihat Cermat Mencatat: Antologi Karya Jurnalistik Wartawan Senior Kompas, Penerbit Buku Kompas
- ^ Rosihan Anwar, Sejarah Kecil, Penerbit Buku Kompas
Pranala luar
sunting- "Api Perjuangan Kemerdekaan di Kota Padang" Goodreads.
- "Kronik revolusi Indonesia Jilid III (1947)" Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Soebagyo Toer, Ediati Kamil, Kepustakaan Populer Gramedia, 2001.