Indofarma

perusahaan asal Indonesia

PT Indonesia Farma Tbk atau biasa disingkat menjadi Indofarma, adalah anak usaha dari Bio Farma yang berbisnis di bidang farmasi dan alat kesehatan. Hingga tahun 2020, perusahaan ini memproduksi 222 jenis obat dan 106 jenis alat kesehatan.[2][3] Jenis obat Indofarma cukup lengkap mulai dari obat bebas seperti paracetamol sampai dengan obat keras yang harus menggunakan resep dari dokter.

PT Indonesia Farma Tbk
Indofarma
Sebelumnya
Perum Indonesia Farma (1981-1996)
Perseroan terbatas
Kode emitenIDX: INAF
IndustriFarmasi dan alat kesehatan
Didirikan11 Juli 1981; 43 tahun lalu (1981-07-11)
Kantor pusatBekasi, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Arief Pramuhanto[1]
(Direktur Utama)
Laksono Trisnantoro[1]
(Komisaris Utama)
Produk
MerekFarmalab
JasaLaboratorium klinik
PendapatanRp 1,716 triliun (2020)[2]
Rp -3,630 triliun (2020)[2]
Total asetRp 1,713 triliun (2020)[2]
Total ekuitasRp 430,326 milyar (2020)[2]
PemilikPT Biofarma (Persero) (80,664%)
Asabri (7,342%)
Publik (11,994%)
Karyawan
748 (2020)[2]
Anak usahaPT Indofarma Global Medika
Situs webwww.indofarma.id

Sejarah

sunting

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada 11 Juli 1918 sebagai pabrik obat salep dan kasa pembalut di lingkungan Centrale Burgerlijke Ziekenhuis (kini RS Cipto Mangunkusumo). Pada tahun 1931, pabrik tersebut dipindah ke Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, lalu mulai memproduksi tablet dan injeksi. Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, pabrik tersebut dikelola oleh Takeda Pharmaceutical Company. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1950, pabrik tersebut diambil alih oleh Departemen Kesehatan, dan diberi nama "Pusat Produksi Farmasi". Pabrik tersebut kemudian mulai memproduksi obat-obat esensial. Pada tanggal 11 Juli 1981, status Pusat Produksi Farmasi diubah menjadi perusahaan umum (Perum) dengan nama Perum Indonesia Farma.[4] Pada tahun 1988, perusahaan ini mulai membangun pabrik baru di lahan seluas 200 hektar di Cibitung, Bekasi, yang akhirnya mulai dioperasikan tiga tahun kemudian. Pada tahun 1996, pemerintah mengubah status perusahaan ini menjadi persero.[5] Pada tahun 2000, perusahaan ini berekspansi ke bisnis distribusi dan perdagangan farmasi dengan mendirikan PT Indofarma Global Medika. Pada bulan April 2001, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada tahun 2012, perusahaan ini mulai mengkomersialisasi unit usahanya yang memproduksi peralatan pabrik farmasi, yakni Indomach. Pada tahun 2013, melalui Indofarma Global Medika, perusahaan ini mendirikan PT Farmalab Indoutama untuk berbisnis di bidang laboratorium pengujian ekivalensi dan klinis. Pada bulan Januari 2020, pemerintah resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke Bio Farma, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang farmasi.[2][3][6]

Anak Usaha

sunting

Indofarma memiliki anak usaha bernama PT Indofarma Global Medika yang bergerak di bidang distribusi obat dan alat kesehatan. Didirikan pada tanggal 4 Januari 2000 dengan 99,99% sahamnya dipegang oleh Indofarma dan sisanya dipegang oleh Koperasi Pegawai Indofarma. Perusahaan yang telah berusia lebih dari 20 tahun ini memiliki 29 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Komisaris & Direksi". PT Indonesia Farma Tbk. Diakses tanggal 17 Desember 2021. 
  2. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2020". PT Indonesia Farma Tbk. Diakses tanggal 17 Desember 2021. 
  3. ^ a b "Sejarah Perusahaan". PT Indonesia Farma Tbk. Diakses tanggal 17 Desember 2021. 
  4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1981" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 16 Desember 2021. 
  5. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 34 tahun 1995" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 16 Desember 2021. 
  6. ^ Ismoyo, Bambang (6 Februari 2020). "Usai Terbentuk, Holding BUMN Farmasi Berambisi Jadi Pemain Global". Warta Ekonomi. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-10. Diakses tanggal 7 Juni 2020. 

Pranala luar

sunting