Fuad Hassan (akademisi)
Prof. Dr. Fuad Hassan (26 Juni 1929 – 7 Desember 2007) adalah seorang tokoh pendidikan Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya, ia merupakan Duta Besar Indonesia untuk Mesir dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.[2] Selain itu, Fuad adalah mantan anggota Dewan Pertimbangan Agung era Presiden Soeharto.
Fuad Hassan | |
---|---|
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia ke-19 | |
Masa jabatan 3 Juni 1985 – 17 Maret 1993 | |
Presiden | Soeharto |
Informasi pribadi | |
Lahir | 26 Juni 1929 Semarang, Jawa Tengah, Hindia Belanda |
Meninggal | 7 Desember 2007[1] Jakarta, Indonesia | (umur 78)
Sebab kematian | Kanker paru-paru |
Makam | Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Golongan Karya |
Suami/istri | Tjiptaningroem |
Orang tua |
|
Almamater | Universitas Indonesia University of Toronto |
Tanda tangan | |
| |
Sunting kotak info • L • B |
Fuad Hassan adalah guru besar di bidang psikologi (psikologi pendidikan) pada Universitas Indonesia. Selain sebagai guru besar di bidang psikologi, Fuad Hasan pernah menjadi dekan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Pada saat itu pula, ia juga menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Luar Negeri. Di masa mudanya, Ia aktif dalam kegiatan kepanduan. Selain itu, bidang seni juga ditekuninya. Ia dikenal mampu bermain biola dan berkuda dengan baik dan juga terampil melukis.
Riwayat Hidup
suntingKehidupan dan Karier
suntingFuad Hassan sedari kecil bercita-cita menjadi konduktor. Namun cita-cita itu kandas. Kelak, dia menjadi salah satu pionir pendidikan Tanah Air dengan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Soeharto.
Fuad Hassan sangat suka bermain biola. Kecintaan Fuad pada biola memang sangat besar. Di umurnya yang ke- 21 tahun ia mengikuti tes masuk sekolah musik di Roma, Italia. Namun dia urung mengasah kemampuan bermusiknya karena pengaruh temannya. Akhirnya, dia memilih belajar di Fakultas Psikologi UI.[3]
Setelah menamatkan kuliahnya pada 1958, dia melanjutkan untuk belajar filsafat di Universitas Toronto, Kanada, 1962. Gelar doktor lantas didapatkannya dari UI sebelum menjadi Guru Besar Fakultas Psikologi UI. Fuad sempat menjadi Asisten pada Balai Psikoteknik Departemen P & K, Asisten Jurusan Psikologi Fakultas Kedokteran UI, serta menjadi Tenaga Ahli diperbantukan pada Koti G-5 dan Anggota Tim Ahli bidang Politik Staf Presiden. Selama 10 tahun yakni pada 1966-1976, Fuad pun menyempatkan sebagai dosen Seskoad, Seskoal, dan Lemhanas.
Pada 1968-1970, Fuad memulai karier politiknya di Senayan sebagai Anggota DPR\/MPR. Dia juga sempat menjadi Duta Besar RI untuk Mesir, merangkap Sudan, Somalia, dan Jibuti pada 1976-1980. Sekembalinya ke Tanah Air, dia dikukuhkan sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Luar Negeri pada 1980-1985 merangkap Anggota MPR.
30 Juli 1985, Fuad dilantik menjadi Menteri Pendidikan dan kebudayaan menggantikan Prof.Dr. Nugroho Notosusanto yang meninggal dunia. Pada periode berikutnya, dia kembali dipercaya oleh Presiden RI waktu itu, Soeharto, untuk tetap menduduki kursi Menteri P & K.
Orang mengenalnya sebagai seorang perokok berat. Walaupun berhenti merokok pada tahun 2002, Fuad Hassan wafat pada usia 78 tahun di RSCM tepatnya 7 Desember 2007 pukul 15.40 WIB akibat menderita kanker paru stadium 3.[4]
Penghargaan dan Penghormatan
suntingKarya Tulis
suntingSalah satu karya tulisnya yang menarik adalah buku berjudul "Berkenalan Dengan Eksistensialisme", diterbitkan oleh PT. Dunia Pustaka Jaya, yang istimewa adalah bahwa sampai tahun 2005 buku ini telah menunjukkan cetakan ke-9. Cetakan ke -1 tahun 1973, ke-2 tahun 1976, ke-3 tahun 1985, ke-4 tahun 1989, ke-5 tahun 1992, ke-6 tahun 1994, ke-7 tahun 1997, ke-8 tahun 2000, dan ke-9 tahun 2005. Buku setebal 144 halaman ini merangkum dan menjelaskan buah pikir para filsuf dunia termasuk Kierkegaard, Nietzsche, Berdyaev, Jaspers, dan Sartre.
Doktor Kehormatan
suntingFuad Hassan mendapatkan gelar sebagai Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Politik dari Kyungnam University, Seoul pada tahun 1990 dan Doctor Honoris Causa dalam bidang Filsafat dari Universiti Kebangsaan, Kuala Lumpur, Malaysia pada tahun 1990.
Tanda Kehormatan
suntingDalam Negeri
sunting- Indonesia:
- Bintang Mahaputera Adipradana (10 Agustus 1987)[5]
Luar Negeri
sunting- Perancis :
- Commander of the Order of Academic Palms (1991)[6]
- Austria :
- Grand Decoration of Honour in Gold with Sash of the Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria (1992)[7]
Kehidupan Pribadi
suntingIa memiliki anak laki-laki bernama Amris Fuad Hassan yang pernah menjadi Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan mewakili daerah Kabupaten Bogor dan Daerah Pemilihan Jawa Barat IV (Bogor Raya) (periode 1999-2004 dan 2004-2006) serta berbesan dengan Faisal Abda'oe.
Wafat
suntingFuad Hassan wafat pada 7 Desember 2007 pada usia 78 tahun. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Rujukan
sunting- ^ "Fuad Hassan Meninggal Dunia". Tempo.co. 07-12-2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-08. Diakses tanggal 25-02-2022.
- ^ "Prof. Dr. Fuad Hassan Psikolog yang Menjadi Mentri". PsyLine. 2017-08-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-22. Diakses tanggal 2019-09-22.
- ^ "Fuad Hassan, The Different Between Pain and Suffering". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-10. Diakses tanggal 2019-09-22.
- ^ "Fuad Hassan Meninggal Dunia". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2007-12-07. Diakses tanggal 2023-11-21.
- ^ Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 (PDF). Diakses tanggal 4 Oktober 2021.
- ^ Femina gaya hidup masa kini · Volume 19, Edisi 48-51. P.T. Gaya Favorit Press. 1991. line feed character di
|title=
pada posisi 7 (bantuan); - ^ "Eingelangt am 23.04.2012 : Dieser Text wurde elektronisch übermittelt. Abweichungen vom Original sind möglich. Bundeskanzler Anfragebeantwortung" (PDF). Parlament.gv.at. Diakses tanggal 10 February 2019.
Jabatan diplomatik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Mohammad Syarief Padmadisastra |
Duta Besar Indonesia untuk Mesir 1976–1980 |
Diteruskan oleh: Ferdy Salim |
Jabatan politik | ||
Didahului oleh: Nugroho Notosusanto |
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia 1985–1993 |
Diteruskan oleh: Wardiman Djojonegoro |