Deret reaktivitas

Deretan perhitungan ilmu kimia yang dianalisis secara struktual menurut tingkatannya

Dalam pengenalan ilmu kimia, deret reaktivitas atau deret aktivitas adalah suatu deret empiris, hasil perhitungan, dan suatu analisis struktural sederet logam, menurut "reaktivitas"nya dari tinggi ke rendah.[1][2][3] Ini digunakan untuk merangkum informasi tentang reaksi logam dengan asam dan air, reaksi pengusiran berganda dan ekstraksi logam dari bijihnya.

Logam Ion Reaktivitas Extraction
Sesium Cs Cs+ bereaksi dengan air dingin elektrolisis
Fransium Fr Fr+
Rubidium Rb Rb+
Kalium K K+
Natrium Na Na+
Litium Li Li+
Barium Ba Ba2+
Radium Ra Ra2+
Stronsium Sr Sr2+
Kalsium Ca Ca2+
Magnesium Mg Mg2+ bereaksi sangat lambat dengan air dingin, tetapi sangat hebat dengan asam
Berilium Be Be2+ bereaksi dengan asam
Aluminium Al Al3+
Titanium Ti Ti4+ bereaksi dengan asam mineral pekat ekstraksi pirometalurgi menggunakan magnesium, atau

logam alkali lainnya, hydrogen atau kalsium dalam proses Kroll

Mangan Mn Mn2+ bereaksi dengan asam melebur dengan karbon
Seng Zn Zn2+
Kromium Cr Cr3+ reaksi aluminotermal
Besi Fe Fe2+ melebur dengan karbon
Kadmium Cd Cd2+
Kobalt Co Co2+
Nikel Ni Ni2+
Timah Sn Sn2+
Timbal Pb Pb2+
Antimon Sb Sb3+ dapat bereaksi dengan beberapa asam oksidator panas atau ekstraksi fisik
Bismut Bi Bi3+
Tembaga Cu Cu2+
Wolfram W W3+
Raksa Hg Hg2+
Perak Ag Ag+
Emas Au Au3+
Platina Pt Pt4+[4]

Dari bawah ke atas, logam mengalami:

  • peningkatan reaktivitas;
  • lebih mudah kehilangan elektron untuk membentuk ion positif;
  • lebih cepat mengalami korosi atau karat;
  • memerlukan lebih banyak energi (dan metode yang berbeda) untuk memisahkan dari bijihnya;
  • semakin kuat sifat reduktornya (donor elektron).

Mendefinisikan reaksi

sunting

Tidak ada cara yang unik dan konsisten untuk mendefinisikan deret reaktivitas, tetapi sudah menjadi hal yang umum untuk menggunakan tiga macam reaksi di bawah, sebagian besar dapat dilakukan di laboratorium SMA (minimal demonstrasi).

Reaksi dengan air dan asam

sunting

Logam yang paling reaktif, seperti natrium, akan bereaksi dengan air dingin menghasilkan hidrogen dan hidroksida logam:

2 Na (s) + 2 H2O (l) →2 NaOH (aq) + H2 (g)

Logam di bagian tengah deret reaktivitas, seperti besi, akan bereaksi dengan asam seperti asam sulfat (tetapi tidak dengan air pada temperatur normal) menghasilkan hidrogen dan garam logam, seperto besi(II) sulfat:

Fe (s) + H2SO4 (l) → FeSO4 (aq) + H2 (g)

Terdapat beberapa ambiguitas pada batas antar kelompok. Magnesium, aluminium dan seng dapat bereaksi dengan air, tetapi reaksi biasanya sangat lambat kecuali sampel logam dipersiapkan secara khusus untuk menghilangkan lapisan oksida di permukaannya yang menutupi logam selebihnya. Tembaga dan perak bereaksi dengan asam nitrat; tetapi karena asam nitrat adalah suatu asam oksidator, oksidatornya bukanlah ion H+ sebagaimana asam normal, tetapi ion NO3.

Reaksi pengusiran tunggal

sunting

Sebuah paku besi yang diletakkan dalam larutan tembaga(II) sulfat akan segera berubah warna karena deposit logam tembaga dan besi diubah menjadi besi(II) sulfat:

Fe (s) + CuSO4 (aq) → Cu (s) + FeSO4 (aq)

Secara umum, suatu logam dapat menggantikan logam yang lebih rendah dalam deret reaktivitas: logam yang lebih tinggi mereduksi ion-ion logam yang lebih rendah. Ini digunakan dalam reaksi termit ((Inggris): thermite reaction) untuk preparasi besi metalik jumlah kecil, dan dalam proses Kroll untuk preparasi titanium (Ti berada pada tingkat yang sama dengan Al dalam deret reaktivitas). Sebagai contoh, aluminium akan mereduksi besi(III) oksida menjadi besi, dan berubah menjadi aluminium oksida pada proses:

Al (s) + Fe2O3 (s) → Fe (s) + Al2O3 (s)

Dengan cara yang sama, magnesium dapat digunakan untuk mengekstraksi titanium dari titanium klorida, membentuk magnesium klorida melalui proses:

2 Mg (s) + TiCl4 (l) → Ti (s) + 2 MgCl2 (s)

Namun, faktor lain dapat mempengaruhi, seperti persiapan kalium metalik melalui reduksi kalium klorida dengan natrium pada 850 °C. Meskipun natrium lebih rendah daripada kalium dalam deret reaktivitas, reaksi dapat berlangsung karena kalium lebih volatil, dan didistilasi dari campuran.

Na (g) + KCl (l) → K (g) + NaCl (l)

Perbandingan dengan potensial elektrode standar

sunting

Deret reaktivitas kadang ditulis terbalik menurut potensial elektrode standar, yang dikenal juga sebagai "deret elektrokimia":

Li > K > Sr > Ca > Na > Mg > Al > Mn > Zn > Cr(III) > Fe > Cd > Co > Ni > Sn > Pb > H > Cu > Ag > Hg > Pd > Ir > Pt > Au

Posisi litium dan natrium berubah dalam deret ini; emas dan platina juga dibalik, meskipun pembalikan ini praktis kurang signifikan karena kedua logam ini sangat tidak reaktif.

Potensial elektrode standar lebih menawarkan suatu pengukuran kuantitatif daya suatu pereduksi, daripada pemikiran kualitatif deret reaktivitas lainnya. Namun, ini hanya berlaku pada kondisi standar: terutama, hanya berlaku untuk reaksi dalam larutan air. Meskipun dengan syarat ini, potensial elektrode litium dan natrium – dan juga posisi mereka dalam deret elektrokimia – menunjukkan anomali. Urutan reaktivitas, seperti ditunjukkan oleh reaksi hebat dengan air atau laju perkaratan logam di udara, adalah

kalium > natrium > litium > logam alkali tanah,

sama seperti urutan terbalik energi ionisasi (fasa gas). Ini dibuktikan dengan ekstraksi logam litium dengan elektrolisis campuran eutektik litium klorida dan kalium klorida: ternyata logam litium yang terbentuk di katode, bukan kalium.[5]

Referensi

sunting
  1. ^ France, Colin (2008), The Reactivity Series of Metals 
  2. ^ Briggs, J. G. R. (2005), Science in Focus, Chemistry for GCE 'O' Level, Pearson Education, p. 172 
  3. ^ Lim Eng Wah (2005), Longman Pocket Study Guide 'O' Level Science-Chemistry, Pearson Education, p. 190 
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-29. Diakses tanggal 2016-01-01. 
  5. ^ Greenwood, Norman N.; Earnshaw, Alan (1984). Chemistry of the Elements. Oxford: Pergamon Press. hlm. 82–87. ISBN 0-08-022057-6. 

Pranala luar

sunting