Budakeszi
Budakeszi (bahasa Jerman: Wudigeß) adalah sebuah kota yang terletak di Pest, wilayah metropolitan Budapest, Hungaria. Kota ini terletak di sebelah barat bukit Jánoshegy dan batas barat kota Budapest, sekitar 12 km dari batu kilometer nol di pusat kota Budapest. Kota ini memiliki bentang alam berupa hutan dan perkebunan anggur.
Budakeszi Wudigeß | |
---|---|
Koordinat: 47°30′44″N 18°55′41″E / 47.51227°N 18.92806°E | |
Negara | Hungaria |
Kabupaten | Pest |
Luas | |
• Total | 37,11 km2 (1,433 sq mi) |
Populasi (2007) | |
• Total | 13.590 |
• Kepadatan | 351,46/km2 (91,030/sq mi) |
Zona waktu | UTC+1 (CET) |
• Musim panas (DST) | UTC+2 (CEST) |
Kode pos | 2092 |
Kode area telepon | 23 |
Arti nama
suntingBuda adalah bagian barat kota Budapest, sementara Keszi adalah nama salah satu dari tujuh suku-suku Hungaria.
Sejarah
suntingPermukiman ini pertama kali disebutkan dalam sejarah pada tahun 1270. Kota ini mengalami kehancuran pada tahun 1541 akibat pengepungan Buda yang dilancarkan oleh Kesultanan Utsmaniyah. Setelah kekalahan Utsmaniyah dalam Pertempuran Wina pada tahun 1683, populasi kota ini diisi kembali oleh orang-orang Schwaben Donau (sebagian besar berasal dari wilayah Lorraine, Pfalz dan Alsace) atas perintah Raja Habsburg Leopold I. Maka dari itu, Budakeszi menjadi kota dengan mayoritas penduduk orang Jerman selama berabad-abad.
Setelah berlangsungnya Perang Dunia II, sebagian besar penduduk Jerman di kota ini diusir ke wilayah Jerman, meskipun kelompok Schwaben Donau sudah tinggal di wilayah ini selama berabad-abad. Mereka digantikan oleh keluarga-keluarga Hungaria dari wilayah lain, seperti Transilvania.
Budakeszi saat ini
suntingBanyak penduduk Budakeszi yang berkomuter ke Budapest setiap harinya. Dengan transportasi umum berupa bus nomor 22 atau bus antarkota Volánbusz, perjalanan hanya memakan waktu sekitar 15 menit.
Di Budakeszi terdapat jalan utama yang bersejarah dan sebuah gereja Katolik Roma bergaya Baroque di lembahnya. Terdapat pula gereja Protestan dengan makan yang dipenuhi oleh batu-batu nisan bernama Jerman, beberapa di antaranya berasal dari awal abad ke-19.
Pranala luar
sunting