Bahasa Melayu Bacan
Bahasa Melayu Bacan[7] atau bahasa Bacan[8] adalah suatu dialek bahasa Melayu (atau bahasa tersendiri) yang dituturkan di pulau Bacan, kabupaten Halmahera Selatan, provinsi Maluku Utara, Indonesia.
Bahasa Bacan dituturkan sebagai bahasa ibu oleh warga setempat di beberapa desa: Indomut, Awanggo, Amasing, Labuha, Mandawong. Menurut buku Atlas of Languages of Intercultural Communication in the Pacific, Asia, and the America, bahasa ini sempat menyebar sebagai lingua franca (bahasa perantara) di Kepulauan Bacan, bersama dengan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu Maluku Utara (Melayu Ternate).[9] Namun, menurut publikasi Penelitian Bahasa di Maluku, bahasa Bacan biasanya digunakan oleh orang Bacan asli saja.[8]
Sejarah
suntingBahasa ini berkembang secara terpisah dari variasi bahasa Melayu yang paling dekat secara geografis, yaitu bahasa Melayu Ambon dan bahasa Melayu Ternate. Dahulunya, bahasa Bacan dikira berkerabat dengan bahasa Sula atau bahasa-bahasa di pulau Sulawesi.[10] Ciri-cirinya banyak yang bersifat arkais dan unik di antara dialek bahasa Melayu.[10][11] Disebabkan isolasi geografisnya yang cukup lama, bisa dikatakan bahwa bahasa Bacan sudah lepas dari pengklasifikasian sebagai dialek bahasa Melayu.[12] Bahasa Bacan tidak dapat dimengerti oleh penutur bahasa Melayu Ternate,[13] dan sepertinya malah berkerabat dengan bahasa Melayu Brunei.[9]
Berbeda dengan variasi bahasa Melayu Indonesia Timur lainnya, bahasa ini tidak lazim digunakan oleh kelompok etnis lain. Ciri itu membedakannya dengan bahasa Melayu Ternate dan bahasa Melayu Ambon. Ciri-ciri bahasa Bacan juga tidak seperti bahasa dagang atau bahasa kreol. Tampaknya, nenek moyang orang Bacan bermigrasi dari pulau Kalimantan ratusan tahun yang lalu. Kerumitan morfologinya menunjukkan bahwa bahasa tersebut diwariskan sebagai bahasa ibu dari generasi ke generasi.[8] Namun, bahasa Bacan banyak mengalami perubahan akibat pengaruh bahasa-bahasa lain disekitarnya.[14]
Publikasi Ethnologue (edisi 22) dan Language Policy in Superdiverse Indonesia mencatat bahwa bahasa Bacan digunakan oleh enam orang saja.[15][16] Namun, Ethnologue (edisi 16) sempat melaporkan bahwa penuturnya berjumlah 2.500 orang.[17] Menurut data publikasi Penelitian Bahasa di Maluku (2018), bahasa ini dituturkan oleh sekitar 5% dari populasi pulau Bacan (populasinya sekitar 90.000 jiwa, termasuk pendatang dari daerah lain). Menurut publikasi tersebut, kepulauan Bacan sendiri banyak dihuni oleh pendatang dari Galela, Tobelo, Makian, dan Sulawesi Tenggara.[8] Berdasarkan informasi terbaru, bahasa Bacan sudah mulai punah dan tidak banyak digunakan untuk komunikasi sehari-hari. Walaupun jumlah masyarakat yang mengakui dirinya sebagai orang Bacan meningkat, hanya sebagian kecil dari mereka yang mampu menuturkan bahasa ini (biasanya orang dewasa saja).[12]
Dahulunya, bahasa ini tidak terlalu dilestarikan dalam rujukan ilmu bahasa, dan data kebahasaan yang dikumpulkan biasanya hanya menyangkut kosakata saja.[9] James T. Collins, seorang ahli bahasa asal Amerika, terlibat dalam upaya dokumentasi dan pelestarian yang lama dan rumit, hingga diterbitkannya kamus bahasa Bacan pertama pada tahun 2022.[18][19]
Sejak tahun 2019, bahasa Bacan telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda dalam bidang Tradisi dan Ekspresi Lisan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.[20][21][22]
Referensi
sunting- ^ Bacan di Ethnologue (edisi ke-25, 2022)
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bacan Malay". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011.
- ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
- ^ "Bahasa Melayu Bacan". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ "Peta Bahasa (Provinsi Maluku Utara)". Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- ^ Blust, Robert (1991). "Linguistik Historis Bahasa Melayu: Sebuah Laporan Kemajuan". Dalam Harimurti Kridalaksana. Masa lampau bahasa Indonesia: sebuah bunga rampai. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. hlm. 32. ISBN 978-979-413-476-4. OCLC 25026802.
- ^ a b c d Collins, James T. (2018). Penelitian Bahasa di Maluku (PDF). Ambon: Kantor Bahasa Provinsi Maluku, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 14–18. ISBN 978-602-52601-2-4. OCLC 1099540304. Diakses tanggal 2022-07-27.
- ^ a b c K. Alexander Adelaar, David J. Prentice, Cornells D. Grijns, Hein Steinhauer, Aone van Engelenhoven (2011). "Malay: its history, role and spread". Dalam Stephen A. Wurm, Peter Mühlhäusler, Darrell T. Tryon. Atlas of Languages of Intercultural Communication in the Pacific, Asia, and the Americas: Vol I: Maps. Vol II: Texts. Trends in Linguistics. Documentation 13 (dalam bahasa Inggris). Berlin: Walter de Gruyter. hlm. 673–693. doi:10.1515/9783110819724.2.673. ISBN 978-3-11-081972-4. Diakses tanggal 2022-07-27.
- ^ a b Don van Minde (1997). Malayu Ambong: Phonology, Morphology, Syntax (dalam bahasa Inggris). Research School CNWS. hlm. 14. ISBN 978-90-73782-94-5. Diakses tanggal 2021-07-31.
- ^ Adelaar, K. Alexander (1992). Proto-Malayic: The reconstruction of its phonology and parts of its lexicon and morphology (PDF). Pacific Linguistics 119 (dalam bahasa Inggris). Canberra: Department of Linguistics, Research School of Pacific Studies, The Australian National University. hlm. 5. doi:10.15144/pl-c119. ISBN 978-0-85883-408-8. OCLC 26845189. Diakses tanggal 2022-07-31.
- ^ a b "Kuliah Umum Kamus Bacan", YouTube, 2021-09-23, diakses tanggal 2022-08-16
- ^ H. Steinhauer (1991). "Malay in east Indonesia: the case of Larantuka (Flores)" (PDF). Dalam H. Steinhauer. Papers in Austronesian linguistics (PDF). Pacific Linguistics A-81 (dalam bahasa Inggris). Canberra: Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, Australian National University. hlm. 177–195. ISBN 0858834022. OCLC 646958819. Diakses tanggal 2022-01-29.
- ^ Hidayah, Zulyani (2015). Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia (edisi ke-2). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 43. ISBN 978-979-461-929-2. OCLC 913647590. Diakses tanggal 2022-07-31.
- ^ David M. Eberhard, Gary F. Simons, Charles D. Fennig (2019). "Malay, Bacanese". Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-22). Dallas, Texas: SIL International. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-06. Diakses tanggal 2020-12-04.
- ^ Subhan Zein (2020). Language Policy in Superdiverse Indonesia (dalam bahasa Inggris). Abingdon/New York: Routledge. hlm. 35. doi:10.4324/9780429019739. ISBN 978-0-429-67107-4. Diakses tanggal 2021-07-29.
- ^ M. Paul Lewis (2009). "Malay, Bacanese". Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-16). Dallas, Texas: SIL International. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-15. Diakses tanggal 2022-07-31.
- ^ "Launching Kamus Bahasa Bacan-English", YouTube, 2022-08-12, diakses tanggal 2022-09-02
- ^ James T. Collins (2022), Bacan - English dictionary (dalam bahasa Inggris), Sleman, Yogyakarta: Deepublish, ISBN 978-623-02-4828-3, diakses tanggal 2022-09-02
- ^ "Bahasa Bacan". Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya. Indonesia: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2019.
- ^ "Bahasa Bacan". Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya. Indonesia: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2022.
- ^ "Bahasa Bacan". Pusdatin Kemendikbudristek. Indonesia: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2022.