Ayub 4 (disingkat Ayb 4) adalah bagian dari Kitab Ayub di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini menceritakan riwayat Ayub, seorang yang saleh, dan pencobaan yang dialaminya.[1][2]

Ayub 4
Kitab Ayub lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab Ayub
KategoriKetuvim
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
18
pasal 3
pasal 5
  • Naskah sumber utama: Masoretik, Septuaginta dan Naskah Laut Mati.
  • Pasal ini terdiri dari 21 ayat.
  • Berisi perkataan pertama Elifas, orang Teman, mengenai pencobaan yang dialami Ayub dalam pembicaraan antara Ayub dengan ketiga sahabatnya.
  • Merupakan satu rangkaian dengan pasal 5.
 
Fresco dari Cathedral of the Annunciation menggambarkan Ayub dan sahabat-sahabatnya.

Struktur

sunting
  • Ayub 4:1 = Judul
  • Ayub 4:2–6 = Elifas bersimpati atas penderitaan Ayub
  • Ayub 4:7–11 = Elifas menganggap Ayub setuju akan pandangan umum mengenai pembalasan yang adil
  • Ayub 4:12–16 = Elifas menggunakan mimpi sebagai otoritas hikmat
  • Ayub 4:17–21 = Elifas menyatakan pesan bahwa makhluk fana itu tidak ada yang sempurna

Ayat 1

sunting
Maka berbicaralah Elifas, orang Teman:[3]
bahasa Ibrani: ויען אליפז התימני ויאמר׃
Transliterasi Ibrani: wa·ya·‘an ’ĕ·lî·p̄az ha·tê·mā·nî, wa·yō·mer:

Ayat ini mengawali yang pertama dari tiga rangkaian utama dialog Elifas, Bildad, dan Zofar dengan Ayub. Ketika membaca dialog ini, perhatikan yang berikut:

  • 1) Sekalipun perkataan ketiga teman Ayub tercatat dalam Alkitab, belum tentu semua yang mereka katakan itu benar. Roh Kudus mencatat kata-kata mereka, tetapi tidak mengilhaminya. Pada akhir kitab ini, Allah sendiri menyatakan bahwa sebagian besar dari apa yang mereka katakan itu tidak benar (Ayub 42:7–8).
  • 2) Beberapa pernyataan mereka memang benar dan dinyatakan kembali di dalam PB (mis. sebagian ucapan Elifas dalam Ayub 5:13 terdapat dalam 1 Korintus 3:19.
  • 3) Teologi dan pandangan mendasar para penasihat ini salah. Mereka percaya
    • (a) bahwa orang yang sungguh benar akan senantiasa makmur sedangkan orang berdosa selalu menderita, dan
    • (b) sebaliknya, kemiskinan dan penderitaan senantiasa menunjukkan keadaan berdosa, sedangkan kemakmuran dan keberhasilan menunjukkan kebenaran. Allah kemudian menyatakan bahwa sikap ini salah dan pandangan yang mereka kemukakan ini "tidak benar tentang Aku" (Ayub 42:7–9).[4]

Ayat 10

sunting
Singa mengaum, singa meraung--patahlah gigi singa-singa muda.[5]

Referensi silang: Mazmur 58:6

Ayat 17

sunting
Mungkinkah seorang manusia benar di hadapan Allah, mungkinkah seseorang tahir di hadapan Penciptanya?[6]

Pandangan ini juga dinyatakan dalam "Babylonian Theodicy" (ANET, 601-604), juga dalam 25:4-6.[7]

Referensi

sunting
  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ (Indonesia) WS Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, sastra dan nubuatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
  3. ^ Ayub 4:1
  4. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  5. ^ Ayub 4:10
  6. ^ Ayub 4:17
  7. ^ The New Oxford Annotated Bible with the Apocrypha, Augmented Third Edition, New Revised Standard Version, Indexed. Michael D. Coogan, Marc Brettler, Carol A. Newsom, Editors. Publisher: Oxford University Press, USA; 2007. ISBN 0-19-528881-5, 978-0195288810

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting