Bagoes Hadikoesoemo

Pahlawan Revolusi Kemerdekaan
Revisi sejak 31 Oktober 2022 05.36 oleh Bot5958 (bicara | kontrib) (Perbarui referensi situs berita Indonesia)

Ki Bagoes Hadikoesoemo atau Ki Bagus Hadikusumo (24 November 1890 – 4 November 1954) adalah seorang tokoh BPUPKI. Ia dilahirkan di kampung Kauman dengan nama R. Hidayat pada 11 Rabi'ul Akhir 1308 H (24 November 1890). Ki Bagus adalah putra ketiga dari lima bersaudara Raden Kaji Lurah Hasyim, seorang abdi dalem putihan (pejabat) agama Islam di Kraton Yogyakarta. dan beliau juga merupakan tokoh Muhammadiyah yang membawa peranan penting untuk Muhammadiyah.

Ki Bagus Hadikusumo
Ketua Umum Muhammadiyah ke-5
Masa jabatan
1944–1953
Informasi pribadi
Lahir(1890-11-24)24 November 1890
Belanda Yogyakarta
Meninggal4 November 1954(1954-11-04) (umur 63)
Indonesia Jakarta
AnakDjarnawi Hadikusuma
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kiprah & Pendidikan

 
Ki Bagus Hadikusumo, 1954

Ia mendapat pendidikan sekolah rakyat (kini SD) dan pendidikan agama di pondok pesantren tradisional Wonokromo Yogyakarta. Kemahirannya dalam sastra Jawa, Melayu, dan Belanda didapat dari seorang yang bernama Ngabehi Sasrasoeganda, dan Ki Bagus juga belajar bahasa Inggris dari seorang tokoh Ahmadiyyah yang bernama Mirza Wali Ahmad Baig.

Selanjutnya Ki Bagus pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh (1922), Ketua Majelis Tarjih, anggota Komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadijah (1926), dan Ketua PP Muhammadiyah (1942-1953). Ia sempat pula aktif mendirikan perkumpulan sandiwara dengan nama Setambul. Selain itu, bersama kawan-kawannya ia mendirikan klub bernama Kauman Voetbal Club (KVC), yang kelak dikenal dengan nama Persatuan Sepak Bola Hizbul Wathan (PSHW).

Pada tahun 1937, Ki Bagus diajak oleh Mas Mansoer untuk menjadi Wakil Ketua PP Muhammadiyah. Pada tahun 1942, ketika KH Mas Mansur dipaksa Jepang untuk menjadi ketua Putera (Pusat Tenaga Rakyat), Ki Bagus menggantikan posisi ketua umum Muhammadiyah yang ditinggalkannya.[1] Posisi ini dijabat hingga tahun 1953. Semasa menjadi pemimpin Muhammadiyah, ia termasuk dalam anggota BPUPKI dan PPKI. Ia pernah berdebat sengit terkait dasar negara terutama terkait Piagam Jakarta.[2][3]

Karya

Ki Bagus aktif membuat karya tulis, antara lain:

  • Islam Sebagai Dasar Negara dan Achlaq Pemimpin,
  • Risalah Katresnan Djati (1935),
  • Poestaka Hadi (1936), Poestaka Islam (1940),
  • Poestaka Ichsan (1941), dan
  • Poestaka Iman (1954).

Penghargaan

Setelah meninggal, pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Perintis Kemerdekaan Nasional Indonesia oleh Presiden Jokowi pada tahun 2015.[4]

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ http://m.muhammadiyah.or.id/id/content-160-det-ki-bagus-hadikusuma.html/ Diarsipkan 2018-10-18 di Wayback Machine. diakses 16 Oktober 2018
  2. ^ Matanasi, Petrik. "Ki Bagus Hadikusumo, Pendukung Keras Piagam Jakarta". Tirto.id. Diakses tanggal 2021-10-19. 
  3. ^ Adryamarthanino, Verelladevanka (2021-07-30). Nailufar, Nibras Nada, ed. "Ki Bagus Hadikusumo: Kiprah dan Karyanya". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-10-19. 
  4. ^ https://pahlawancenter.com/pahlawan-nasional/ Diarsipkan 2018-10-16 di Wayback Machine. diakses 16 Oktober 2018

Daftar pustaka

Buku

  • Arifin, MT (1990). Muhammadiyah: Potret yang Berubah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah. ISBN 978-602-6268-01-3. 
  • Darban, Ahmad Adaby (2000). Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah. Yogyakarta: Tarawang. ISBN 978-979-8681-26-4. 

Jurnal ilmiah

Didahului oleh:
KH Mas Mansur
Ketua Umum Muhammadiyah
1942—1953
Diteruskan oleh:
AR Sutan Mansur