P
P yito hurupu Latin modern o-16. To delomo bahasa Indonesia he'ibodela pe, wonu to bahasa Enggeleti he'ibodela pee (pobaca [ˈpiː]).
Abjad Latin dasar | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Aa | Bb | Cc | Dd | Ee | ||
Ff | Gg | Hh | Ii | Jj | ||
Kk | Ll | Mm | Nn | Oo | ||
Pp | Rr | Ss | Tt | |||
Uu | Vv | Ww | Xx | Yy | Zz |
Sojara
boli'aProto-Semitik pi’t → | Fenisia pe → | Yunani Kuno pi → | Yunani Modern pi → | Etruria P → | Latin Modern P |
---|---|---|---|---|---|
Huruf P berasal dari huruf Proto-Semitik Pi’t yang berarti "mulut", yang juga menurunkan huruf Fenisia pe, serta huruf-huruf Yunani (Pi) dan Etruska yang berkembang dari huruf Fenisia tersebut. Semuanya melambangkan bunyi /p/, yaitu konsonan letup dwibibir nirsuara.
Bangsa Etruska mengadaptasi alfabet Yunani dan mengubah beberapa bentuk hurufnya, termasuk Pi yang melambangkan bunyi /p/. Lengkungan pada huruf P Etruska tidak tertutup, dan pada beberapa variasi, lengkungan itu justru tertutup; variasi bentuk tertutup tersebut juga merupakan lambang bunyi /r/ dalam alfabet Etruska. Bangsa Romawi mengadaptasinya dan menetapkan bentuknya sebagai P, sehingga menyerupai bentuk huruf R dalam alfabet Etruska dan huruf Ro dalam alfabet Yunani. Meskipun demikian, nilai bunyinya berbeda. Untuk melambangkan bunyi /r/, akhirnya bentuk varian dari Ro dengan garis diagonal ( ) diadaptasi menjadi huruf R oleh bangsa Romawi.
Penggunaan
boli'aDalam bahasa Indonesia, Melayu, Inggris dan berbagai bahasa yang memakai alfabet Latin, huruf P melambangkan bunyi konsonan letup dwibibir nirsuara.
Penutur bahasa Arab tidak biasa menyebut bunyi /p/ karena dalam bahasa mereka tidak ada bunyi konsonan ini; sebaliknya mereka cenderung menyebutnya seperti /b/ atau /v/.
Kode komputasi
boli'aAlfabet fonetik NATO | Kode Morse |
Papa |
Bendera isyarat | Semafor | Braille |